Part 2

16K 182 8
                                    


Matahari mulai menampakkan sinarnya, Jodha masih tertidur pulas karena semalam ia tertidur menjelang pagi. Sampai pintu kamarnya terbuka pun ia masih tetap belum terbangun. Jalal masuk kekamar dan melihat Jodha yang masih tertidur dengan wajah polosnya. Perasaan Jalal bergetar saat itu juga. Jalal mencoba mendekati Jodha, dan duduk ditepi tempat tidur, sambil tersenyum pahit. Jalal menggoyangkan pundak Jodha dengan lembut berusaha membangunkan istrinya itu.

"Jodha, ayo bangun hari sudah pagi. Bukankah kita ada janji akan pergi kerumah Bibi Meena?"
Jodha menggeliat dan mengerjap ngerjapkan matanya menyesuaikan sinar yg masuk kematanya. Seketika itu juga ia merasa kaget dengan kehadiran Jalal.

"Astaga sayang....apa ini sudah siang? Ya Tuhan aku tertidur karena menunggumu semalam. Apa semalam kau tidur di ruang kerjamu sayang? "
"Eh...iya aq tertidur disana. Maaf Jodha karena pekerjaanku memang sangat banyak dan tak bisa ditinggalkan begitu saja, "

"Akh...ya sudah tidak apa-apa sayang. Aku mengerti, Sekarang pergilah mandi karena kita harus bersiap siap kerumah Bibi Meena, "

"Baiklah, " Jalal bangkit dari tempat tidur tapi dengan cepat Jodha menahan lengan Jalal dan menarik Jalal kearahnya. Jodha memberikan kecupan lembut dibibir jalal mencoba menimbulkan suasana romantis mereka sebagai suami istri. Jodha mengecup lembut bibir Jalal berharap Jalal merasakan hal yang sama, hasrat yang sudah ditahannya sejak semalam. Jalal mulai terlena dan membuat ia lupa untuk sesaat, namun tiba tiba akal sehatnya telah menariknya ke alam sadarnya kembali. Jalal mengurungkan niatnya untuk membalas ciuman Jodha dan akhirnya dengan rasa kecewa yang tertahan Jodha melepaskan ciumannya dibibir Jalal. Jalal langsung beranjak kekamar mandi meninggalkan Jodha yang diliputi rasa kecewa dan bingung.

"Ada apa dengannya? Kenapa kurasa sekarang dia berbeda? Tidak sehangat waktu kita pacaran, " Bathin Jodha diliputi rasa penasaran dan kebingungan.

Sementara dikamar mandi....
"Sial!!! hampir saja !! Jalal, apa yg kau lakukan, kau hampir terlena. Ya kau hampir membalas dan menikmatinya. Tahan jalal..tahan., " Jalal berbicara sendiri dengan bayangannya dicermin dengan nada marah yang tertahan. Setelah meredakan ketegangannya, Jalal langsung bergegas menyelesaikan mandinya pagi itu.
Jalal sudah menunggu Jodha diruang makan untuk sarapan bersama. Pagi ini Bibi Gulbadan membuat nasi goreng udang untuk mereka berdua. Bibi gulbadan adalah adik dari mendiang Nyonya Hameeda ibunya Jalal. Semenjak kematian kedua orang tua Jalal karena kecelakaan pesawat sewaktu Jalal berusia 18 tahun, hanya Bibi Gulbadan dan Kakaknya Mirza yang menjadi anggota keluarga Jalal satu satunya. Jalal sangat menyayangi kedua orang tersebut. Namun takdir berkata lain, Mirza kakak Jalal pun harus ikut menyusul kedua orang tuanya pergi meninggalkan Jalal dengan cara yang cukup tragis. Jadi, sekarang hanya tinggal Bibi Gulbadan satu satunya keluarga yang Jalal miliki.

"Selamat pagi Bibi Gulbadan, " Sapa Jodha dengan senyum yang manis.

"Selamat pagi Jodha. Apa tidurmu nyenyak? Ah,pasti nyenyak tentunya, " Timpal Bibi Gulbadan sambil tersenyum penuh arti.

"Ayo Jodha, kita sarapan dulu setelah itu kita langsung kerumah Bibi Meena, " Ucap Jalal menyela pembicaraan kedua wanita tersebut.

"Iya sayang, Aku tidak sabar. Kira kira kejutan apa yang akan diberikan mereka kepada kita, " Jodha tersenyum lebar.

"Kudengar Kak Surya juga akan berangkat ke Australia hari ini ya? " Tanya Jalal.

"Ya, dia memutuskan untuk meneruskan kuliahnya disana untuk mengejar gelar Masternya, "

"Kau yakin hanya itu tujuannya pergi kesana Jodha? " Tanya Jalal penuh selidik.

"Ya, memangnya ada alasan apa lagi? "

LOVE AND REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang