Part 19

3.2K 98 2
                                    

Jalal melihat pada alat tersebut, terdapat dua garis tertera disana. Jalal mengetahui alat apa yang sedang berada dalam genggaman Jodha dan melihat tanda itu, wajah Jalal menjadi berbinar dibuatnya. Bergegas diangkatnya Jodha kedalam gendongannya dan segera dibaringkannya diatas tempat tidur. Jalal segera menelepon dokter Salima untuk memeriksa kondisi Jodha. Setelah menelepon, kemudian Jalal memakaikan Jodha pakaian karena sedari tadi tubuh Jodha hanya dibalut oleh selimut seadanya.

Jalal memberitahukan pada bibi Meena bahwa Jodha saat ini dalam keadaaan pingsan. Bibi Meena menjadi panik dan segera menemui Jodha dikamarnya. Tak lama kemudian paman Bhairam, Maan dan Ruq pun menyusul. Jalal duduk disamping Jodha sambil membelai rambutnya dengan lembut. Selang dua puluh menit kemudian dokter Salima tiba dan segera menuju kamar Jodha untuk memeriksanya. Dokter Salima memeriksanya dengan sangat teliti dan tak lama kemudian wajahnya terlihat sumringah dan tersenyum.

"Jalal, saat ini Jodha tidak apa apa. Mungkin dia menjadi sedikit lemah karena sekarang dia dalam keadaaan sedang hamil muda. Selamat Jalal, Jodha saat ini sedang mengandung. Perkiraan usia kandungannya saat ini sekitar tiga minggu, "dokter Salima menjelaskan.

"Apa dok? Jodha sedang mengandung? Ternyata alat ini tadi adalah kepunyaan Jodha. Dan terakhir dia terlihat bahagia karena melihat tanda garis pada alat ini, " Jalal juga terlihat bahagia sambil menggenggam alat test pack tadi.

"Ya, kau benar Jalal. Dan jangan khawatir, sebentar lagi Jodha akan siuman. Aku akan memberi resep obat anti muntah dan penguat kandungan. Dan aku sarankan agar kau berkonsultasi pada dokter spesialis kandungan untuk perkembangan keadaan kehamilan Jodha nanti. Jangan lupa perhatikan juga makanan dan minuman yang dikonsumsinya karena sekarang ada kehidupan didalam rahimnya, " terang dokter Salima.

"Baik dok, aku mengerti. Aku akan menuruti semua anjuranmu, " Jalal terlihat begitu bahagia.

Dokter Salima akhirnya pamit pulang karena masih ada jadwal dengan pasiennya yang lain. Dia hanya menitipkan salam kepada Jodha saat nanti Jodha siuman. Tak lama kemudian Jodha siuman dan membuka matanya perlahan. Kepalanya masih terasa sedikit pusing, namun dipaksakannya untuk bangun dan duduk bersandar disandaran tempat tidur. Jalal dengan lembut dan hati hati membantunya untuk bangkit.

"Apa yang terjadi padaku? Mengapa kalian semua ada disini?" Jodha menjadi bingung.

Tiba tiba ia teringat akan kejadian tadi pagi saat ia berputar putar dan akhirnya pingsan. Dibukanya kedua telapak tangannya untuk mencari alat tes pack yang digenggamnya tadi.

"Dimana alat itu?" Jodha mencari cari.

"Kau mencari ini sayang?" Jalal menunjukkan alat yang dicari Jodha.

"I...Iya. Jalal aku...., " ucapan Jodha menggantung.

"Kau tak perlu khawatir sayang, tadi dokter Salima sudah memeriksamu. Dan alat ini benar bahwa sebentar lagi kita akan mempunyai malaikat kecil yang selama ini kita impikan, " ucap Jalal sumringah.

Jodha kaget dan langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya seakan belum percaya.

"Benarkah Jalal? Aku akan menjadi seorang ibu?" Jodha segera mengusap perutnya yang masih terlihat rata.

"Itu benar sayang, selamat ya. Bibi, paman, Ruq dan Maan ikut bahagia mendengarnya, " bibi Meena yang menjawab sambil memberikan ucapan selamat.

Bibi Meena dan Ruq menghampiri Jodha dan memeluknya dengan erat. Tak terasa bulir bening kebahagiaan mengalir menetes di pipi Jodha. Ia sangat bahagia dengan berita itu. Impiannya dengan Jalal akhirnya bisa terwujud.

"Bibi, aku titip Jodha sebentar ya. Aku akan pergi ke apotik untuk membeli obat yang ada diresep ini, " Ucap Jalal.

"Tentu saja Jalal. Kau pergilah kami akan menjaga Jodha disini, " jawab bibi Meena.

LOVE AND REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang