"Pokoknya aku mau besok kita kembali ke Jakarta, titik!!!" Ucap Jodha ketus sambil melepaskan pelukannya dan menatap Jalal dengan tajam.
"Tapi sayang, bukankah kita sudah sepakat akan pulang dua hari lagi. Kalau mendadak begini berarti kita harus segera menghubungi pihak travel agent untuk mempersiapkan keberangkatan kita secara mendadak, " Jalal menjelaskan.
"Ya, hubungi saja kalau begitu. Yang pasti besok aku ingin kembali ke Jakarta, " ucap Jodha ketus.
"Ya, ya.... oke... oke... apapun yang diinginkan ratuku ini. Aku menurut saja, " Jalal menyerah.
"Terima kasih Tuan Jalal, " sahut Jodha tersenyum penuh kemenangan.
"Sama sama Nyonya Jalal, " jawab Jalal sambil ikut tersenyum.
Akhirnya mereka berduapun tidak dapat menahan tawa mereka karena perdebatan mereka malam itu.
"Hatchiu... hatchiu..., " Jalal tiba tiba bersin.
"Ya Tuhan, kau belum berganti pakaian daritadi Jalal. Sampai kering begini ditubuhmu. Ayo cepat kekamar mandi dan bersihkan badanmu. Aku akan membuatkanmu coklat hangat, " perintah Jodha sambil mendorong tubuh Jalal menuju kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi dan selesai membersihkan diri, Jalal bergegas meminum coklat hangat yang telah disiapkan oleh Jodha.
"Sayang, rasanya tubuhku sedikit meriang. Apa aku bisa meminta tolong?" Pinta Jalal sambil berbaring telungkup di tempat tidur.
"Ya tentu saja, apa yang bisa kulakukan?" Tanya Jodha.
"Tolong kau pijit punggungku ya, siapa tahu aku bisa tertidur dengan pijatan dari istriku yang manis ini, " Jalal meminta sambil merayu.
"Ah, kau ini! Minta tolong saja, tidak usah pakai merayu segala, " jawab Jodha ketus.
"Apa kau tidak suka kalau aku merayumu hah? Sah sah saja bukan kalau seorang suami merayu istrinya. Daripada merayu wanita lain, " Jalal menggoda.
Dan ucapan Jalal barusan membuat ia harus rela menerima cubitan di bagian pinggangnya. Jalal meringis kesakitan sementara Jodha tertawa terpingkal pingkal melihat ekspresi wajah Jalal yang lucu. Akhirnya Jodha memulai pijitannya dipunggung Jalal. Jodha memijat dengan pelan dan lembut hingga tak lama kemudian Jalalpun tertidur dengan posisi masih tertelungkup. Jodha mencium kening Jalal dan ikut terlelap dengan damai disamping Jalal.
Keesokan paginya Jalal dan Jodha nampak sibuk menyiapkan kepulangan mereka. Jalal keluar sebentar dari suite mereka untuk menemui pihak travel agent dan membayar semua tagihan mereka selama berada disana.
"Sayang, aku keluar sebentar ya menyelesaikan semua pembayaran kita, " Jalal meminta ijin.
"Wait... saat kau datang kau bilang hanya membawa sedikit uang dan tidak membawa kartu kredit ataupun debet. Lalu, bagaimana kau akan menyelesaikan semuanya?" Tanya Jodha menyelidik.
"Ah.. itu.. um.. ak.. aku sebenarnya membawa semuanya. Hanya saja kau tahu kan aku hampir putus asa untuk menemukan jalan agar bisa bersamamu sayang. Jadi terpaksa aku berbohong. Maafkan aku ya my Queen, " Jalal memelas.
"Aaarrrghhh... kau curang Jalal!!!" Jodha mulai marah.
"Sayang, bukankah segalanya adil dalam cinta. Jadi apapun caranya akan kulakukan demi mendapatkan cintaku kembali, " Jalal membela diri.
"No Jalalllll !!!!!!" Jodha mengejar Jalal.
Namun, sebelum Jodha berhasil menangkap Jalal, Jalal terlebih dulu berlari dan menghilang dibalik pintu. Jodha hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya dengan heran melihat ulah suaminya itu. Selang lima menit kemudian pintu suite mereka diketuk dari luar. Jodha yang sedang sibuk membereskan barang barangpun segera bangkit dan menuju pintu. Jodha membuka pintu dengan cepat karena mengira Jalal yang datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/49262620-288-k660593.jpg)