Sepasang mata elang yang sekarang sedang menyiratkan kemarahan tersebut mulai berjalan kearah mereka.
"Jodha sayang, kau harus makan sekarang. Setelah itu minumlah obatnya. Ruq, tolong kau suruh pelayan menyiapkan makanan untuk Jodha ya, " perintah Jalal halus.
"Well, aku lagi yang harus repot. Baiklah tunggu sebentar. Aku akan menyuruh pelayan mengantar makanan, " jawab Ruq setengah kesal.
Sementara itu, Jalal berusaha untuk membuat Maan merasa kurang nyaman berada diantara mereka. Jalal langsung duduk disamping Jodha dan langsung meraih Jodha ke pelukannya.
"Kau kenapa Jalal, aku sudah baik baik saja, " protes Jodha yang kaget karena tiba tiba dipeluk oleh Jalal.
"Tidak apa apa sayang, oia, apa kau tak mau mengenalkanku pada pria ini, sayang? " tanya Jalal penasaran.
"Oh, ini maansingh. Dia adalah keponakan bibi Meena dan paman Bhairam. Berarti dia sepupuku juga. Dia lama tinggal di Bandung. Tahun lalu waktu aku menyelesaikan tugas praktek akhir kuliahku, aku sempat tinggal dirumahnya bersama Ruq. Ruq disana juga sambil liburan, " jelas Jodha kepada Jalal.
"Ya, kenalkan aku maansingh. Aku kemari karena paman Bhairam memintaku untuk bergabung di perusahaan. Jadi aku akan menetap disini sekarang, " jawab Maansingh sambil mengulurkan tangan kearah Jalal.
Tetapi Jalal malah bersikap dingin tanpa membalas uluran tangan dari Maansingh. Jodha menjadi kesal melihat tingkah aneh Jalal tersebut.
"Oia, Maan berarti kita akan sering bertemu ya. Wah, kau ini aneh mengapa baru sekarang menerima tawaran dari Paman. Bukannya dari dulu kau terima saja, " ucap Jodha mencairkan suasana.
"Yah, mungkin sekarang lah waktu yang tepat Jo. Sekalian aq punya misi khusus, " ucap Maan sambil menoleh sinis kearah Jalal.
"Misi khusus apa?" Tanya Jalal cepat.
"Misi menemui gadis manisku ini. Ha... ha... ha.. ha.., " jawab Maan sambil tertawa.
Dan perkataan Maan sukses membuat wajah Jalal memerah karena menahan marah. Jodha yang melihat ekspresi Jalal seperti itu menjadi sedikit geli juga. Untung saja pelayan segera datang membawakan makanan untuk Jodha. Dan Jalal langsung menemukan ide untuk mengusir Maan dari kamar Jodha.
"Maan, maaf, apa kau bisa meninggalkan kami berdua? Karena aku akan menyuapi istriku tercinta ini, " ucap Jalal.
"Ekh, tidak apa apa sayang. Biar Maan saja yang menyuapiku. Kau istirahat lah karena kau pasti lelah daritadi merawatku, " jawab Jodha mencoba menggoda Jalal.
"Biar tau rasa dia. Dia pikir setelah menyakitiku sekarang seenaknya saja dia bilang mencintaiku. Dan yang lebih anehnya lagi dia tidak suka dengan kehadiran Maan disini. Dasar mr.Confusion, " gumam Jodha dalam hati.
Maan yang merasa tidak enak dengan suasana tersebut akhirnya angkat bicara.
"Oh ya Jo, biar Jalal saja yang menyuapimu. Aku kan baru datang, jadi aku masih capek. Aku mau istirahat dulu. Kau ini, kebiasaan manjamu kepadaku tidak pernah berubah, " ucap Maan sambil tertawa sinis kearah Jalal.
Dan perkataan Maan tersebut sukses memancing kemarahan Jalal lagi. Maan pun bergegas meninggalkan kamar Jodha sebelum benar benar terjadi kerusuhan yang diakibatkan olehnya. Sepeninggal Maan, Jalal yang penasaran langsung bertanya kepada Jodha.
"Kau dekat sekali dengan Maan. Sedekat apa hubungan kalian? " tanya Jalal penuh selidik.
"Hey, come on Jalal. Maan adalah sepupuku. Dan wajar saja kalau kami dekat. Bahkan kami memang sangat dekat, " jawab Jodha.
