Part 5

3.8K 117 0
                                        

Dan ternyata Jalal mendapati Jodha yang terbaring pingsan dengan posisi tubuh yang berbaring miring. Jalal dan Meena langsung menghampiri Jodha saat itu juga. Tubuh Jodha yang masih terbungkus dengan selimut itu segera diangkat Jalal dan dibawa menuju ke tempat tidur. Meena terlihat sangat khawatir. Bergegas ia langsung menuju keluar kamar untuk menelepon dokter dan membangunkan Bhairam juga Ruqaiya.

Sementara dikamar, Jalal sedang memakaikan Jodha pakaian dengan penuh perhatian dan terlihat dari raut wajahnya bahwa ia sangat khawatir. Jalal sangat terkejut begitu melihat ada tetesan darah keluar dari hidung Jodha. Ia menjadi tambah panik. Diusapnya perlahan darah yang mengalir dengan sapu tangan, sambil tetap berusaha membangunkan Jodha. Tetapi Jodha belum juga sadar. Jalal terus berusaha, diusapnya tangan Jodha menggunakan tangannya untuk mengalirkan energi hangat ketubuh Jodha yang agak dingin.

Kini Jalal benar benar bingung. Disatu sisi Jalal masih tetap ingin melanjutkan rencananya. Tetapi disisi lain Jalal tidak tega melihat keadaan Jodha seperti saat ini.

"Ah... bodohnya aku. Mengapa semalam aku sampai bisa melakukan hal itu dengan Jodha. Kalau saja aku bisa menahan gairahku, pasti semua hal ini tidak akan terjadi. Setidaknya aku bisa menyakitinya dengan cara lain. Tidak dengan cara mengeluarkan kata kata konyol begitu. Hasilnya malah membuat dia jadi sakit begini dan aku menjadi sangat khawatir seperti ini, " gumam Jalal dalam hati.

Selang beberapa menit kemudian, Jemari jodha mulai bergerak. Jodha mulai sadar dan membuka matanya secara perlahan. Jalal yang menyadari Jodha sudah sadar, langsung merasa lega.

"Jodha, kau sudah sadar sayang? Kau kenapa? Mengapa kau sampai pingsan? Tadi kau tidak terpeleset kan? Apa kau merasa pusing sayang?" Tanya Jalal khawatir.

"Hah? Apa aku tidak salah mendengar? Sayang dia bilang? Setelah kata kata 'khilaf' yang konyol itu, sekarang ia malah mengkhawatirkanku?" Gumam Jodha dalam hati.

"Jodha, kenapa kau diam saja? Apa ada yang sakit? Disebelah mana sayang?" Tanya Jalal lagi masih dengan nada cemasnya.

"Di... disini Jalal, " ucap Jodha sambil menyentuh dadanya seperti menyiratkan kalau hatinya lah yang sedang sakit.

"Ya Tuhan, kumohon Jodha, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku memang bersalah telah mengucapkan kata kata yang membuatmu sakit. Tapi kumohon, please Jodha, maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulanginya. Aku benar benar menyesal sayang, " ucap Jalal dengan tulus.

"Apa kau bersungguh sungguh atau kau sedang khilaf lagi dengan kata katamu barusan, " balas Jodha datar.

"Kumohon Jodha jangan ulangi lagi kata kata sialan itu. Aku serius, aku menyesal. Sebentar lagi dokter akan datang untuk memeriksamu. Semoga kau baik baik saja. Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu, " ucap Jalal masih dengan nada menyesal.

Mendengar kata kata Jalal, Jodha hanya diam saja tidak menyahut. Selain masih kesal dengan perbuatan Jalal, tubuhnya pun masih terasa lemah. Jalal menatap Jodha dengan tatapan yang lembut. Dibelainya rambut hitam Jodha dan digenggamnya telapak tangan Jodha dengan lembut. Tetapi Jodha memilih memalingkan wajahnya kearah lain. Dan Jalal menjadi salah tingkah dengan sikap dingin Jodha.

Tak lama kemudian, Meena, Bhairam dan Ruqaiya masuk kekamar Jodha. Dan dibelakang mereka muncullah seorang dokter wanita yang akan memeriksa Jodha. Namanya dr.Salima. Dia adalah dokter pribadi keluarga Jodha.

"Bagaiman Jalal? Apa Jodha sudah sadar?" Tanya Meena kepada Jalal.

"Sudah bi, barusan Jodha sudah sadar. Tetapi tubuhnya masih lemah, " jawab Jalal sambil tersenyum.

Meena dan yang lainnya langsung menghampiri Jodha yang sedang terbaring lemah. Mereka memberikan ruang kepada dr.Salima untuk memeriksa Jodha. Jalal dengan cemas masih berdiri disamping Jodha, ia tidak ingin meninggalkan Jodha jauh darinya.

LOVE AND REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang