Part 13

3.3K 114 0
                                        

Jalal mulai mengigit bibir Jodha, dan hal itu langsung menjadi alarm bagi Jodha yang mengingatkannya akan hubungan mereka yang sedang bermasalah sampai saat ini. Jodha segera melepaskan ciuman mereka. Mereka sama sama terengah engah. Jodha segera berbalik membelakangi tubuh Jalal.

"Jo, maafkan aku. Aku tidak bisa mengontrol diriku apabila bersamamu. Aku merindukanmu Jodha. Sangat...., " ucap Jalal penuh harap.

"Sudahlah Jalal, aku tidak ingin membahasnya. Sekarang katakan padaku, untuk apa kau menyusulku kemari?" Tanya Jodha ketus.

"Tentu saja untuk menyelesaikan masalah diantara kita Jo, aku tidak ingin masalah ini menjadi berlarut larut. Kita sudahi saja jarak diantara kita Jodha, " tegas Jalal.

"Oke, kalau itu maumu. Ceraikan aku!! " pinta Jodha tegas.

Seketika wajah Jalal langsung berubah memerah menahan emosinya. Wajahnya kaku dan rahangnya mengeras. Jalal marah dengan perkataan Jodha. Jodha melihat perubahan ekspresi wajah Jalal dan ikut membalasnya dengan tatapan yang sangat tajam.

"Tidak!!! Tidak akan!!! Kau istriku, istri sahku!!! Pernikahan kita tidak akan berakhir, karena aku bersumpah akan bersamamu sampai maut memisahkan kita. Dan kau boleh meninggalkanku hanya apabila aku mati, " ucap Jalal penuh penekanan.

"Kalau begitu, cepat saja kau mati agar aku bisa meninggalkanmu, " ucap Jodha sembrono.

"Apa kau benar benar ingin aku mati Jo?" Tanya Jalal pelan.

"Mmhhh... mak... maksudku..., " Jodha terbata.

Jalal menyeringai sinis. Dia tahu bahwa Jodha bukanlah seorang wanita kejam. Apalagi sampai berharap suaminya akan mati. Karena Jalal masih yakin bahwa Jodha masih menyimpan rasa cinta untuknya.

"Sudahlah Jo, jangan bahas soal perceraian lagi. Mumpung kita disini, bagaimana kalau kita menikmati liburan ini Jo, ya.... anggap saja kita sedang honeymoon, " ucap Jalal santai.

" Apa? Honeymoon? Hey, mr.Confusion, apa kau sedang mengigau? Hubungan kita ini sedang dalam masalah, bahkan aku sudah berencana akan menggugat cerai saat kita pulang ke Jakarta nanti. Kau malah bilang kita sedang honeymoon?" Ucap Jodha sambil geleng geleng.

"Oke.. oke... begini saja, untuk urusan di Jakarta nanti saja kita pikirkan. Selama kita disini, kita anggap saja kita sedang liburan Jo, bagaimana?" Tawar Jalal.

"Baiklah, jadi sekarang cepat kau menyingkir dari suite ku, carilah suite lain sebagai tempat untukmu menginap. Dan kita nikmati liburan kita masing masing. Karena aku tidak ingin liburanku diganggu oleh siapapun, " ucap Jodha ketus.

Bukannya menjawab, Jalal malah melihat ke sekeliling suite yang ditempati Jodha. Suite ini lumayan luas, bernuansa putih dengan perabot berbahan kayu. Ditempat Jalal berdiri saat ini, adalah bagian depan dari suitenya. Terdapat meja dan sofa seperti ruang tamu mungil, dan dibagian tengah langsung terhubung dengan tempat tidur besar yang cukup untuk ditiduri tiga orang dewasa. Disamping kiri terdapat pintu kaca besar yang apabila dibuka langsung terhubung ke arah kolam renang. Sedangkan disamping kanan, ada sebuah teras yang dilengkapi dua buah kursi bersantai dengan view yang langsung mengarah ke laut.

Jalal berjalan maju melewati Jodha yang sedari tadi membelakanginya. Jodha heran melihat tingkah Jalal. Tiba tiba saja Jalal berjalan kearah tempat tidur, meletakkan ranselnya ke lantai dan langsung merebahkan tubuhnya ketempat tidur.

"Hey, apa yang kau lakukan Jalal?" Tanya Jodha sinis.

"Mmhhh, aku memutuskan untuk menginap di suite ini saja. Aku ingin menghemat Jo, kau kan sering berkata kalau kita harus berhemat. Jadi, tidak ada salahnya kalau aku menginap disini, " ucap Jalal santai.

LOVE AND REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang