"APA AMPUTASI?????" ucap mereka bersamaan.
"Apa tidak ada jalan lain dok?" Tanya Bhairam.
"Maaf pak, kami sudah mengusahakan segala cara, tetapi jalan satu satunya hanyalah dengan cara ini pak, " ucap dokter menjelaskan.
"Baiklah dok, kalau memang harus seperti ini, saya menyetujuinya. Yang terpenting nyawa Ruq selamat, " akhirnya Bhairam memutuskan.
"Baiklah, kalau begitu kami akan menyiapkan berkas berkas yang harus anda tanda tangani, setelah itu kami akan segera melakukan operasinya, " dokter menjelaskan.
Operasi berlangsung selama 3jam. Mereka tampak sangat khawatir. Maan sempat menelepon Jalal untuk memberitahukan kejadian ini. Dan Jalal pun bergegas mendatangi mereka kerumah sakit.
"Maan, bagaimana kondisi Ruq?" Tanya Jalal.
"Kedua kaki kak Ruq harus diamputasi. Sekarang kau puas kan? Kau tak perlu repot repot balas dendam lagi pada kak Ruq, " Jodha menyela dengan nada sinis.
"Jo, bukan begitu maksudku. Jangan bicara balas dendam lagi, kumohon, " ucap Jalal penuh penyesalan.
"Sudahlah Jalal, aku tidak ingin ribut disini. Sekarang aku hanya ingin fokus pada kondisi kak Ruq saja. Dan masalah kita, beri aku waktu, " ucap Jodha pelan.
"Baiklah, kita akan bicara nanti malam dirumah kita ya Jo, " pinta Jalal.
"Tidak!! Aku mohon Jalal, beri aku waktu untuk itu. Kalau aku sudah siap, aku pasti akan menemuimu untuk menyelesaikan masalah kita ini, " pinta Jodha.
"Baiklah kalau itu maumu. Aku akan menunggumu sampai kapanpun Jo, " ucap Jalal.
*********---------*********
Akhirnya operasi pun berjalan lancar. Kini Ruqaiya sudah dipindahkan ke kamar perawatan. Mereka semua nampak khawatir dan harap harap cemas akan reaksi Ruq nanti saat ia sadar akan pengaruh obat biusnya. Jodha dan Maan membayangkan pasti Ruq akan histeris menghadapi kenyataan saat melihat kedua kakinya telah diamputasi. Setelah 1 jam menunggu, akhirnya Ruq mulai sadarkan diri.
"Dimana ini? Apa yang terjadi padaku?" Tanya Ruqaiya pelan.
"Kau kecelakaan Ruq, kau istirahat saja dulu. Jangan banyak bergerak ya, " ucap Bhairam.
Ruq merasa lelah tertidur dengan posisi terlentang. Tiba tiba, ia ingin mengubah posisi tidurnya dengan berbaring miring. Saat ia menggerakkan tubuhnya, ia merasakan sesuatu yang aneh dibagian kakinya. Ia merasakan bahwa kakinya tak bisa bergerak. Ruq segera bangkit untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Dengan susah payah dan dibantu oleh Jodha akhirnya Ruq bisa bangkit dan duduk. Ruq melihat kearah selimut yang menutupi kakinya. Ruq merasa heran dengan bentuknya, dan dengan rasa penasaran yang tinggi Ruq segera membuka selimut tersebut. Betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa kedua kakinya sudah tidak ada. Semua orang merasa cemas akan reaksi Ruq. Namun, reaksi Ruq sungguh diluar dugaan. Ia tidak berteriak histeris seperti sifat dan wataknya selama ini. Ia hanya menangis pelan sambil menutup wajahnya. Jodha menghampiri Ruq dan memeluknya.
"Kak... bersabarlah, anggaplah ini sebagai ujian untukmu kak. Kami akan selalu disini bersamamu. Kau masih punya kami semua yang akan selalu mendukungmu dalam kondisi apapun, " ucap Jodha sambil terisak.
"Tidak Jodha. Aku tau ini ujian sekaligus hukuman buatku. Aku telah mempermainkan perasaan seseorang hingga nyawanya harus melayang. Dan mungkin ini juga hukuman untukku agar aku tidak menjadi manusia sombong dan arogan lagi. Aku selalu membencimu sejak kecil padahal kau selalu baik kepadaku. Aku akan menerima semua ini dengan ikhlas Jo... aku menyadari ini semua akibat dari semua perbuatanku di masa lalu, " Ruq berkata dengan tenang.
![](https://img.wattpad.com/cover/49262620-288-k660593.jpg)