Jalal sudah tidak terlihat dimana mana. Jodha serasa ingin pingsan saat itu juga. Namun, ia sadar saat ini ia harus menyelamatkan Jalal. Sebenarnya Jodha sempat berpikir bahwa Jalal tidak mungkin tenggelam begitu saja karena Jalal adalah seorang perenang hebat. Tidak seperti dirinya yang keahlian berenangnya tidak seberapa. Tetapi melihat kenyataan bahwa Jalal tidak terlihat dimanapun, membuat kekhawatiran Jodha semakin menjadi. Jodha bergegas menuju ke menara pengawas pantai untuk meminta pertolongan tim penyelamat. Dan tak lama kemudian para tim penyelamatpun mulai sibuk mencari keberadaan Jalal.
"Jalal, kumohon... bertahanlah... kalau kau tak kembali juga, aku akan meninggalkanmu sekarang. Kau akan sendirian disini. Bukankah kau tak menginginkan hal itu kan? Jadi cepatlah kembali kepadaku!!! Aku berjanji, aku akan memaafkanmu, kita mulai dari awal lagi, please Jalal!!! Please!!!" Jodha menangis tersedu sedu sambil menunduk dan memeluk lututnya.
Sampai menjelang petang, Jalal belum juga ditemukan. Jodha semakin panik. Tim SAR menghentikan pencarian mereka dan akan dilanjutkan esok hari. Jodha diantar kembali ke suitenya dengan salah satu anggota tim SAR wanita.
"Nyonya, kau istirahatlah dulu. Kami berjanji akan mencari suami anda sampai ditemukan. Wajahmu sangat pucat Nyonya, sebaiknya kau makan dulu kalau tidak kau pasti akan jatuh sakit, " ucap tim penyelamat menyarankan.
"Terima kasih. Aku tidak apa apa, bisakah kau meninggalkanku sendiri?" Pinta Jodha.
"Baiklah Nyonya, kalau kau membutuhkan sesuatu, kau bisa memanggil pegawai di resort ini melalui telepon, " jelas tim penyelamat itu.
"Ya baiklah, terima kasih, " jawab Jodha.
Sepeninggal tim penyelamat, Jodha kembali menangis. Kali ini tangisannya lebih kencang hingga bahunya berkali kali turun naik. Jodha menyesali semua perlakuannya kepada Jalal. Ucapan terakhirnya kepada Jalal yang dianggapnya sebagai luapan emosi nya saja, bukan karena sungguh sungguh ingin membuat Jalal pergi. Tangisan Jodha makin lama semakin kencang, terdengar pilu bagi yang mendengarnya.
"Jalal..... please.... comeback... please, " Jodha terisak.
Tiba tiba perut Jodha berbunyi menandakan ia sedang lapar. Sedari tadi pagi ia belum sempat memakan apapun. Jodha kehilangan selera makannya namun perut dan mulutnya tidak dapat bekerjasama dengan baik. Jodha teringat akan perhatian Jalal yang selalu diberikan padanya. Dulu sewaktu berpacaran, Jalal selalu mengingatkan Jodha akan jam makannya yang tak boleh telat. Bahkan pernah dulu sewaktu Jalal menanyakan Jodha apakah ia sudah makan atau belum dan Jodha menjawab belum dengan alasan masih sibuk di art gallery nya dan tidak sempat membeli keluar, Jalal langsung bergegas datang membawakan makanan. Padahal waktu itu Jalal sedang berada di Bogor dan Jodha di Jakarta. Walaupun Jodha sekarang tahu bahwa perhatian itu hanyalah agar Jodha mau jatuh kepelukannya, tapi Jodha sudah tidak peduli lagi sekarang. Yang dia ingat hanyalah perhatian Jalal yang selalu ada buatnya. Jodha kembali menangis mengingat semua itu.
"Jalal, dimana kamu? Aku sedang lapar!!! Kau harus membawakan aku makanan!!! Dulu kau bilang, kau tak ingin aku sakit kan??? Sekarang, datanglah dan bawakan aku makanan. Sekarang Jalal!!!! SEKARANG!!!" Jodha menangis dan meraung.
"Jalal... aku mencintaimu, masih mencintaimu... aku tidak bersungguh sungguh dengan ucapanku... ak... ak... aku benar benar mencintaimu.... hiks... hiks.... hiks...., " Jodha menangis dan berbicara sendiri.
Akhirnya Jodha memutuskan untuk pergi mencari makanan. Ia juga tidak ingin disaat ia harus berjuang menemukan Jalal, ia malah jatuh sakit. Tadinya ia ingin makan dikamar saja, tapi tiba tiba ia merasa sangat ingin pergi ke Thila Restaurant, tempat terakhir ia dan Jalal pergi untuk makan malam dan sekaligus menambah rasa penyesalan Jodha karena menanggapi dingin sikap romantis Jalal waktu itu. Airmata masih membasahi pipi mulusnya. Suasana Restaurant malam itu sangat sepi, hanya ada beberapa pengunjung saja. Jodha memilih tempat duduk yang sama sewaktu mereka makan malam kemarin. Dan Jodhapun memesan menu yang sama yaitu Chicken Biryani. Namun, saat makanan disajikan, bukannya langsung melahap makanannya, Jodha malah hanya mengaduk aduk hidangan itu tanpa sesuap pun ia masukkan kemulutnya. Dan lagi lagi airmata mengalir dengan bebas membasahi wajahnya yang sudah sembap sedari tadi.
