"Zaide, apa yang kau lakukan?" Tanya John sambil terus melihatnya dari sini
Aku hanya melihat Sensei Zaide yang berdiri di depan kamarnya.
"Tania, aku harus bicara dengannya." Kata John
John berdiri dan berlari mendekati Sensei Zaide.
Aku tak membayangkannya. Hari pertama saja sudah seperti sudah lama berada di sini.
"Hey, Nia! Kemari!"
Aku melihat kakak yang melambaikan tangannya padaku. Dia tersenyum bahagia padahal terlihat kelelahan. Aku berdiri dan menghampiri kakak.
Apa yang ingin dia katakan padaku?
Aku berhenti di depan kakak dan melihatnya.
"Kau sudah selesai, kan? Berbarislah di antara mereka dan ikut berlatih bersama kami!" Kata Kakak Kay
"Kakak tidak istirahat dulu?" Tanyaku
"Tidak. Aku sudah biasa dengan hal seperti ini. Dan aku belajar banyak darinya."Jawab Kakak Kay sambil tersenyum padaku
"Ayolah, Tania! Bergabunglah!" Kata Corwin sambil tersenyum padaku
Aku membalas senyuman mereka dan berbaris di antara murid-murid.
"Ok. Kita lanjutkan! Satu! Dua!"
Aku mengikuti setiap gerakan kakak dan Corwin. Ini melelahkan. Tapi aku sangat senang belajar di sini. Meskipun tidak dengan Sensei Zaide, aku tetap senang.
Setelah agak lama aku dan murid-murid berlatih, latihan pun selesai.
"Baik. Sudah cukup latihan hari ini. Kita akan bertemu lagi besok." Kata Corwin
"Kakak! Kapan Sensei Zaide akan mengajar kami lagi? Kami ingin dia mengajar kami sampai selesai seperti dulu." Kata seorang murid perempuan di depanku
"Begini, Devy. Sensei sedang tidak sehat. Jadi kami tidak tahu kapan guru akan mengajar lagi. Mohon maklumi ini. Untuk sementara, kami yang akan mengajar." Kata Kakak Kay
"Oh... Baiklah jika keadaannya begitu. Padahal aku ingin Sensei kembali mengajar." Kata Devy
"Ok. Semuanya boleh pulang ke rumah." Kata Corwin
Semua murid keluar dari Dojo. Tapi ada beberapa yang bicara dengan Corwin dan kakak.
"Devy, aku juga ingin dia mengajar meskipun ini adalah hari pertamaku. Pasti dia guru yang hebat sampai kau ingin terus diajar olehnya." Kataku
Devy melihatku dengan wajah sedihnya.
"Ya. Dia guru favoritku di sini. Dia sangat baik padaku. Dia pernah memberiku pin dengan tulisan "Fight" ini."Kata Devy sambil menunjukkan pinnya yang di pakai di pakaiannya
"Aku selalu memakainya. Sensei memberikan ini saat aku putus asa dan ingin berhenti. Setelah dia memberikan ini, aku jadi semangat dan tidak jadi berhenti." Jelas Devy
"Kau beruntung mempunyai guru seperti dia. Kau mau bicara dengannya sebentar? Akan kuantar." Tawarku sambil tersenyum pada Devy
"Aku mau! Terima kasih!"
Devy tersenyum padaku. Aku mengajaknya ke kursi di depan ruangan Sensei Zaide.
"Kau Tania, kan? Adik Kakak Kay?" Tanya Devy
"Kau benar. Kau tinggal di mana?" Tanyaku
"Di Desa Igna."Jawab Devy
"Kebetulan aku juga tinggal di sana. Tapi untuk sementara aku harus tinggal di sini." Kataku
"Karena tragedi itu, ya?" Tanya Devy
"Ya. Aku senang berada di sini." Jawabku
"Wah senang sekali bisa tinggal di Dojo sebesar ini. Ini Dojo terkenal dan terbesar di sekitar sini. Kau beruntung bisa tinggal di sini." Kata Devy
"Kau juga pasti senang bisa belajar di sini." Kataku
"Tentu saja!"
Aku melihat Sensei Zaide di depanku aku berhenti dan bicara.
"Permisi, Sensei. Devy ingin bicara dengan Anda." Kataku
Sensei melihat Devy dan tersenyum.
"Hai, Devy! Apa kabar? Wah! Kau masih memakainya, ya?"
"Aku baik, Sensei. Aku sangat senang memakainya. Meskipun Anda tidak mengajar, aku tetap memakainya." Jawab Devy
"Zaide, pakai selimut ini." Kata John yang datang membawa sebuah selimut dan memakaikan selimutnya pada Sensei
Aku melihat John yang segera melihatku dan tersenyum.
"Tania, ayo ke taman. Aku akan menceritakan sesuatu." Ajak John
"Ba... Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Moon Tragedy
FantasyTania baru saja masuk ke dalam kehidupan baru bersama keluarga baru. Ia harus mempelajari dan mengetahui segalanya tentang keluar barunya. Selain itu, ia juga harus berlatih bela diri bersama teman dan guru yang begitu menegangkan baginya. Disamping...