Night Joke :v

29 3 0
                                    

Back to Tania P.O.V

"John memang sudah gila!" Kata Kakak Kay

"Kau sudah mengatakan itu berulang kali, Kay. Aku bosan mendengarnya!" Kata Kakak Corwin

Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk pintunya berulang kali.

"Kakak John! Jangan! Keluarlah, kak!"

Meskipun begitu... Kakak John tidak membukakan pintu untukku. Dan yang paling ku tanyakan dalam benakku... Di mana Sensei Lord?

"Nia,"

Panggilan Kakak Kay membuyarkan semua pikiranku. Ada apa kakak?

"Ya?"

"Ayo. Kita turun dan makan. Nanti John pasti keluar."Kata Kakak Kay

"Baiklah." Kataku sambil meninggalkan pintu itu dan aku pergi ke bawah bersama kakak dan Kakak Corwin

Skip...

Malam akhirnya tiba. Tapi badai belum berlalu. Aku tidak mendengar suara apapun dari ruang sebelah. Maksudku, kamarku tepat di sebelah kiri kamar Kakak Zaide.

"Tania, kau tidak ketakutan?" Tanya Kakak Kay yang mengintip dari pintu

"Tentu saja tidak, kak. Aku sudah berumur 15 tahun." Jawabku

"Hmm... Baiklah. Semoga tembok kamar ini tidak hancur." Kata Kakak Kay

Aku hanya mengangguk pelan

"Ok. Selamat malam."

Krek...

"Selamat malam, kakak."

Aku berbaring di tempat tidurku dan memikirkan Kakak John. Aku juga berpikir mengapa Kakak Zaide bisa berubah seperti itu. Apalagi tadi belum malam dan bukannya hutan ini terlarang baginya? Ah... Sudahlah. Lebih baik aku tidur dan semua akan baik-baik saja.

Skip...

Aku membuka mataku. Tapi ini masih malam. Dan... Seseorang melihatku sangat dekat dengan wajahnya yang berdarah.

Ah...

Grr...

Aku memfokuskan mataku untuk melihat siapa orang itu.

Grr...

"Ah... Kakak! Jangan menakutiku!" Kataku sambil mendorongnya

Anehnya... Kakak tidak tertawa sedikit pun. Aku mulai takut dengannya.

"Kakak, sudah cukup! Aku mulai takut." Kataku sambil beranjak duduk

"Nia, aku tidak ingin menakutimu. Tapi... Aku ingin... Membunuhmu!"

"Kakak, jangan berlebihan!" Kataku yang benar-benar takut

Dia yang mendekatiku dengan wajahnya yang menyeramkan itu langsung menarik bajuku dan mulai mengeluarkan senjatanya yang berupa... Kapak?!

"Ok. Cukup, Kay! Terima kasih! Ini bagus untuk di jadikan film horor."Kata Corwin sambil masuk ke dalam kamar

"Ah... Corwin, darah siapa yang kau pakai di wajahku?" Tanya Kakak Kay sambil melepaskan bajuku yang dipegangnya

"Itu bukan darah, kok. Baunya saja yang mirip. Hehe... Dan bahan dasarnya adalah jus tomat. Sisa bahannya rahasia. Aku mempelajarinya dari seorang dokter." Jawab Corwin sambil mendekati kakak

"Jadi kakak membuat film horor? Aku sempat takut tahu!"Bentakku yang sangat kesal pada mereka

Tap... Tap...

"Apa beberapa orang akan datang lagi untuk menakut-nakutiku?Aku tidak akan takut!" Kataku

Grr...

Kakak Corwin menengok ke belakang. Dan aku melihat siapa yang masuk ke kamar ini.

"Tapi... Dia bukan anggota film kami." Kata Kakak Corwin

"Benar. Kakak Zaide tidak mungkin anggota film kalian." Kataku yang melihat Kakak Zaide di belakang Kakak Corwin

"Tunggu dulu. Zaide kau bilang?" Tanya Kakak Kay

"Ya. Itu Zaide." Jawab Kakak Corwin

"Apa?! Kita harus lari! Dia akan membunuh kita!" Kata Kakak Kay

Puk...

Kakak Kay yang dipegang bahunya menengok ke belakang.

"Terlambat, kawan."

Ah...

Kakak Corwin langsung berlari keluar kamar. Dan aku mulai ketakutan.

"Zaide, kembali ke sini! Jangan buat mereka takut! Aku dengar teriakkan Corwin barusan."

"Baik."

Zaide hanya tersenyum, kemudian menyingkirkan tangannya dari bahu kakak, dan keluar dari kamarku. Tapi sebelumnya dia melihatku dan tersenyum lagi

"Maafkan aku soal barusan. Aku hanya bercanda karena aku dengar ada yang bilang 'film horor' di sini. Hehe..."Katanya

Kakak yang masih ketakutan mendekati Kakak Zaide.

"Ini tidak bisa dimaafkan. Kau nyaris membuatku pingsan. Kau menyeramkan, Sensei." Bentak Kakak Kay

"Ma... Maaf, Kay."

"Ah... Sudahlah. Lebih baik kau pergi ke kamarmu."

Kakak mendorong Kakak Zaide dan keluar dari kamarku. Terkadang jika sudah emosi, kakak sering melakukan hal yang tidak seharusnya.

Tidak baik, kan jika dia mendorong Kakak Zaide yang lebih tua darinya?

Blam...

Kakak menutup pintu kamarku dengan kencang.

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan langsung melompat ke tempat tidur.

Walau begitu.... Besok mereka pasti sudah akrab lagi.

Black Moon TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang