Zaide's Wish

36 3 0
                                    

John P.O.V

Hmm... Pasti Zaide akan senang jika dia tahu aku memasak ini. Dia suka sekali Bubur. Entah mengapa dia menyukainya. Aku memasaknya karena aku masih khawatir dengan kesehatannya.

"John, bisakah aku bertanya beberapa hal?"

Aku melihat Zaide yang mendekatiku.

"Bisa. Ayo duduk di ruang keluarga saja. Kebetulan aku hanya tinggal menunggu masakannya sampai matang."Jawabku

Aku pun pergi dan duduk di kursi di ruang keluarga. Zaide yang baru sampai duduk di sampingku.

"Jadi, apa yang ingin kau tanyakan?"Tanyaku

"Tanggal berapa sekarang?"Tanya Zaide sambil melihatku

Kenapa dia menanyakan tanggal?

"Tanggal 23 kalau tidak salah."Jawabku

"23 April?"Tanya Zaide

"Hahaha... Tentu saja, bodoh. Kau tidak tahu bulan, ya?"Tanyaku

Aku menyebutnya bodoh hanya untuk meledeknya.

Zaide hanya terdiam.

"Zaide, apa ada masalah?"Tanyaku

"Aku ingin pulang."Jawabnya dengan singkat

Aku melihat wajahnya. Matanya mulai berkaca-kaca. Ada apa dengannya?

"Memangnya kenapa, Zaide? Kenapa tiba-tiba?"Tanyaku

"Aku ingin kembali mengajar, John."Jawabnya

"Tidak bisa! Kau akan berubah lagi, Zaide! Dan di sana belum begitu baik."Kataku

"Aku tidak peduli. Aku ingin ke sana secepatnya."

Zaide mulai melawanku lagi. Tapi... Tidak ada pilihan lain. Aku harus menuruti kakakku.

"Kita akan diskusikan nanti saat sarapan."Kataku

"Baiklah."

"Um... Zaide, sepertinya kau sedang sedih. Ceritakan saja padaku. Apa masalahmu?"Tanyaku yang memulai pembicaraan baru

"Aku hanya rindu dojo, John. Aku hanya ingin mengajar dan mengabulkan keinginan Devy dan Tania."Jawabnya

"Zaide, kau baik sekali. Tapi, apa bisa?"Tanyaku

"Apa maksudmu?"

"Kau memang bodoh, ya! Bagaimana dengan dojonya? Pasti hancur! Dan Devy serta semua murid. Pasti sedang mengungsi. Bagaimana kau bisa mengabulkan keinginanmu itu?"Tanyaku

Zaide hanya diam dan menunduk.

"Ngomong-ngomong di mana Sensei Lord?"Tanyaku

"Oh... Aku lupa bilang. Sensei Lord langsung pergi setelah aku sadar. Katanya dia tidak akan kembali lagi."Jawab Zaide

"Oh... Jadi begitu, ya?"Tanyaku

"Ya."

"Kakak Zaide sudah menemukan kameranya?"

Aku melihat Tania yang turun dari tangga.

"Sudah."Jawabku mewakili Zaide

"Wah... Senangnya!"Kata Tania

"Um... Bisa tolong matikan kompor di dapur?"Tanyaku

"Tentu."Kata Tania

Tania pergi ke dapur.

Corwin dan Kay keluar dari kamarnya dan menuruni tangga. Kemudian mereka duduk di depanku. Tania pun kemari dan duduk di samping kakaknya.

"Bukannya kau menyusul setengah jam lagi? Kenapa kau sudah di sini?"Tanya Kay

"Kebetulan aku keluar lebih cepat dari perkiraan."Jawab Zaide

"Ah... Kalian berkumpul di sini. Kebetulan sekali."Kataku

"Kenapa?"Tanya Corwin

"Zaide,"

Zaide melihatku.

"Oh... Jadi begini..."

Zaide menjelaskan kemauannya pada semuanya. Tapi...

"Tidak bisa! Di sana belum aman! Kita baru dua hari di sini!"Tolak Kay

"Dojo kita saja kemungkinan hancur karena makhluk itu."Kata Corwin

"Dan bisa jadi Devy tidak di sana! Dia bisa saja pergi dari negeri ini dan tidak akan kembali!"Kata Tania

"Jika pendapat kalian seperti itu... Tidak masalah. Aku tidak akan memaksa."

Seperti biasa dia tidak pernah memaksa orang. Tapi dia selalu memaksakan dirinya.

"Kalau begitu, ayo kita makan."Ajakku

Kami berdiri dan langsung berlari ke dapur. Tapi Zaide, dia hanya diam. Mungkin dia kecewa. Maafkan kami, Zaide. Tapi, inilah keputusan kami.

Black Moon TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang