The Lost Chapter of Zaide Part 3

15 3 0
                                    

Zaide P.O.V

Dokter itu. Bisa-bisanya dia membuatku begini. Memangnya aku kenapa pada saat itu?

Aku melihat sebuah meja tua dengan botol tinta, bingkai foto, dan sebuah buku di atasnya.

Sebenarnya ruangan apa ini? Aku tidak pernah ke sini sebelumnya.
Akhirnya aku mendekati meja itu dan membuka buku yang bersampul kulit. Belakangan ini aku banyak menemukan buku-buku.

Grenisa Village, 31 Desember 1997

Aku memulai sebuah kehidupan dengan merawat anakku yang berusia 8 bulan. Tapi, semuanya tidak begitu lancar. Dari sebuah perjalanan menuju Desa Acy yang indah, menjadi sebuah tragedi bagi anakku.

Dia mengalami kecelakaan saat itu. Aku tidak bisa menulisnya di sini. Aku tidak ingin mengingat tragedi itu. Pada usianya yang seperti ini, dia tidak pantas meninggalkan keluarganya.

Untung saja seorang dokter yang baik bersedia menyelamatkan anakku. Aku dan Sania mengharapkan anak tunggal kami bisa selamat. Tapi, sampai saat ini juga, aku sebagai ayahnya masih tidak mengetahui bagimana keadaannya.

Dia berpisah dengan kami saat ia mulai menjalani perawatan di rumah dokter itu. Aku mengharapkanmu, putraku. Aku ingin kau kembali.

Aku menyayangimu, Zaide.

Oril Lord

Aku begitu sedih saat membacanya. Air mata turun dari mata dan membasahi lembaran yang ku baca dalam buku ayah. Di saat-saat terakhir dalam hidupku, aku baru menyadarinya. Menyadari bagaimana orang tuaku begitu menyayangiku.

Perubahanku ini, makhluk jahat ini, perbuatan kejamku, semua itu ternyata membantu hidupku. Memang kejam, tapi membuatku terus hidup sampai saat ini. Membuatku hidup bahagia bersama John dan teman-temanku. Jika tidak karena itu, aku tidak akan bisa hidup dengan John dan belajar di sini. Dan bersenang-senang bersama teman-temanku.

Tiba-tiba saja, rasa mual datang lagi padaku. Aku mengambil sebuah kantong muntah dari saku jeansku dan... Ya, aku tidak ingin membicarakannya.

Ini baru permulaan. Permulaan dari saat-saat terakhirku. Tidak lama lagi hidupku berakhir.

Aku menatap langit-langit yang begitu gelap dan bersarang laba-laba. Membayangkan tentang apa yang terjadi nanti, pada saat ulang tahunku. Aku sudah memikirkannya. Aku tidak mau mati! Seharusnya aku tidak perlu tahu tentang kematianku. Agar aku bisa pergi dengan sendirinya. Aku tidak percaya dengan surat itu! Tapi itu selalu terbayang di dalam kepalaku.

Aku tidak ingin meninggalkan mereka. Apalagi... John yang selama ini selalu menjagaku. Tapi, kadang aku tidak mendengarkannya. Aku ingin minta maaf padanya. Aku ingin menjadi seorang kakak yang terbaik baginya.

"Zaide,"

Aku menengok ke asal suara tanpa menghilangkan bekas air mata di wajahku.

"J... John,"

"Kenapa kau menangis di ruangan ini?"Tanya John sambil mendekatiku
Aku meletakkan kantong muntah yang ku pegang di tempat sampah di sebelahku. Kemudian aku berlari dan langsung memeluk John

"Maafkan aku, John! Aku sungguh minta maaf! Aku tidak pernah mau mendengarkanmu! Aku ingin mendengarkanmu mulai saat ini hingga akhir hidupku! Ku mohon maafkan aku, John!"

Aku terus saja menangis dalam pelukkan ini. John mengelus punggungku.

"Baiklah, Zaide. Aku memaafkanmu. Aku yakin kau bisa melakukannya. Hanya dengarkan dan lakukan."Kata John

"Terima kasih, John. Hiks..."

"Sama-sama. Tapi, kenapa kau tiba-tiba begini?"Tanya John

"Aku..."

"Aku hanya ingin... Merubah segalanya. Aku kakak yag buruk bagimu, John. Sekarang, hiks... Aku ingin berubah. Aku ingin kau bahagia. Aku ingin menjadi kakak yang baik bagimu. Aku juga ingin jadi guru yang terbaik bagi mereka. Aku ingin segalanya yang terbaik untuk semuanya."Kataku yang masih menangis hingga pakaian John basah karenaku

"Aku senang jika kau begini. Aku tahu jika ini akan terjadi."Kata John

"Kau tahu?"Tanyaku sambil melepas pelukanku sambil melihat John

"Ya. Aku tahu kau akan mendengarkanku suatu saat nanti."Jawab John

"O ya, kau pasti akan bahagia besok. Selamat, ya!"Kata John yang baru tahu akan hari kelahiranku

"Bahagia?"Aku mengatakan itu di lanjutkan dengan menundukkan kepala dan menggelengkan kepalaku

"Ada apa? Jangan selalu merahasiakan apapun dariku. Kali ini, tolong beritahu aku apa yang terjadi."Kata John

Bagaimana bisa aku memberitahukan tentang kematiaanku pada surat itu? Aku lebih memilih merahasiakan semua ini.

Akhirnya aku menggelengkan kepalaku

"Tidak ada. Tidak ada apapun. Aku hanya ingin berada di sini. Menjalankan apa yang ku katakan padamu sejak tadi pagi."Kataku

"Oh... Aku sebenarnya sudah setuju denganmu. Tapi, selalu jaga kesehatanmu, ya! Aku akan selalu mendukungmu!"Kata John

Aku melihat John dan tersenyum padaku.

"Ayo. Lihatlah Dojomu, Sensei Zaide. Setelah ini kau bisa mengajar."Kata John sambil tersenyum padaku

Aku tersenyum lebar dan mengangguk. Kemudian kami keluar dari ruangan kecil ini menuju ruang ganti yang kata John adalah ruangan baru di Dojo Lord ini.

Aku tersenyum dengan begitu bahagianya setelah hal tadi terjadi. Bagaimana pun, meskipun aku tahu hari kematianku, bukan berarti aku harus percaya dengannya. Mungkin saja, umurku lebih panjang dari hari esok.

Black Moon TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang