Second or Last

18 3 0
                                    

John P.O.V

Malam pun tiba. Tania masih belum kembali. Dan kami berdiam diri di kamar ini. Kami takut orang yang melempar Kay kembali lagi. Hmm... Maksudku Zaide.

"Aku sudah merasa lebih baik, kok." Kata Kay

"Baguslah kalau begitu.

"Corwin,"

Aku melihat Corwin yang masih saja melihat halaman yang masih diguyur hujan.

"Corwin,"

Aku mendekati Corwin dan melihatnya.

"Corwin,"

"J.... John, i... Itu..."

Aku melihat apa yang di lihat Corwin.

"Apa?! Makhluk itu lagi! Kacau!"Kataku yang melihat segerombolan makhluk kejam yang berkeliaran di halaman

"Apa?! Mereka lagi?! Ada apa ini? Apa aku sudah tertidur selama 13 tahun?" Tanya Kay yang tidak percaya

"Makhluk yang sama seperti dua hari yang lalu. Tapi aku tidak melihat pemimpinnya. Dua hari saja belum berlalu. Apalagi 13 tahun. Mana mungkin tragedi ini terjadi lagi?" Kataku yang berakhir dengan pertanyaan

"Memang. Aku tidak perlu menunggu 13 tahun. Karena akulah pemimpin mereka." Kata Corwin tiba-tiba

"Co... Corwin, k... Kau..."

Corwin melihatku dengan raut wajah yang menyeramkan. Dan aku mulai ketakutan.

"Lari John!" Kata Kay yang beranjak dari ranjangnya

Aku masih melihatnya. Tapi tiba-tiba saja dia tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha... Bercanda, kok! Lagipula aku bukan monster seperti Zaide! Aku hanya manusia biasa." Kata Corwin

"CORWIN WOOD!!!"

Aku selalu menyebut nama orang yang membuatku kesal dengan kencang.

"Stt... Makhluk itu akan kesini, bodoh!" Ingat Kay yang masih saja menyebutku bodoh

Dia medekatiku lalu menginjak kakiku.

"Ah! Hentikan, Kay! Kakiku sakit!" Kataku

Kay menyingkirkan kakinya dari kakiku.

"Kalian masih sempat saja berbuat seperti itu. Sepertinya mereka sudah tahu keberadaan kita."Kata Corwin

"Ternyata kalian berdua sama bodohnya, ya! Lampu saja menyala. Dan kau juga masih saja melihat jendela tanpa menyembunyikan wajahmu. Apalagi dari tadi berisik juga."Kata Kay sambil menepuk keningnya dengan tangan kanannya

Kay mematikan lampu dan menyuruh Corwin untuk tidak mengintip. Kemudian kita duduk di bawah jendela.

"Ada yang punya rencana?" Tanyaku

Alhasil, setelah aku bertanya, semuanya diam. Tak lama...

"Kita terkepung! Kita tidak bisa keluar! Terlalu beresiko dan aku takut makhluk itu semakin kuat. Jika itu benar, mungkin salah satu dari kita akan gugur." Kata Kay

Corwin berdiri dan menepuk tangannya di dadanya.

"Kalau begitu, aku akan mengalihkan mereka. Sementara itu, kalian pergilah dan temukan Tania."Katanya

"Tidak! Aku tidak bisa kehilangan keluargaku lagi! Lebih baik jangan, Win!"Tolakku

"Tidak. Aku baik-baik saja, John. Jangan khawatir."Kata Corwin

"Seharusnya aku yang harus pergi. Dan inilah aku. John yang gila dan bodoh." Kataku yang langsung berdiri dan pergi keluar

Ckrek...

Blam...

"John, jangan!"

Ckrek ckrek...

"Pintunya macet!"Kata Corwin

"John, kau merusak pintunya!" Teriak Kay

Sepertinya mereka tidak bisa membuka pintunya karena aku menutupnya terlalu kencang.

Aku melihat makhluk itu yang melihatku dari kejauhan. Dan aku melihat seseorang yang letaknya lebih jauh dari makhluk itu. Dia duduk di atas pohon besar di dojo ini. Dia terlihat asing bagiku. Dia terlihat seperti serigala. Hmm... Apakah makhluk itu sebenarnya? Apa yang dia lakukan di sini?

Mata merah darah makhluk itu menatapku dengan dingin. Tubuhku seketika merinding. Udara malam ini begitu dingin dan masih hujan. Aku melihat makhluk-makhluk itu yang masih melihatku tanpa melakukan apapun. Apa kalian lihat-lihat? Kalian tidak menginginkanku?

Mata kuning kecoklatanku ini masih melihat mereka yang tak bergerak sama sekali. Lebih baik aku keluar saja dari sini dengan santai.

Aku berjalan santai menuju gerbang dojo. Dan mereka masih tidak melakukan apapun. Baguslah. Setidaknya aku masih bisa hidup dengan santai. Tapi... Aku masih bingung dengan makhluk di atas pohon itu. Dia juga tidak melakukan apapun.

Aku sudah dekat dengan pintu masuk yang terbuka. Tapi tiba-tiba saja pintu itu tertutup dengan sendirinya.

"Baru sekarang kalian mencegahku?! Kenapa tidak dari tadi? Dan bagaimana kalian tahu cara menutup pintunya?"Tanyaku sambil menengok ke belakang

Black Moon TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang