The Lost Chapter of Zaide Part 4

20 3 0
                                    

Tap tap tap...

Hiks... Hiks...

Aku terpaksa melakukannya! Aku ingin mereka benci padaku! Aku ingin mereka menyuruhku pergi selamanya dan tidak akan kembali! Aku ingin mereka tidak tahu dengan hari itu!

Aku terus berlari. Terus saja berlari. Hingga aku melihat sebuah tempat yang di tutupi oleh garis polisi. Sebenarnya tempat apa ini?

Seorang lelaki melihatku. Kemudian dia bertanya padaku.

"Maaf. Anda sedang apa?" Tanya warga itu

"Tempat apa itu?" Tanyaku sambil menunjuk arah yang ku maksud. Lurus

"Oh... Anda baru ke sini? Lebih baik jangan ke sana. Karena itu adalah Hutan Terlarang."Jawab warga itu

"Hmm... Jadi begitu? Terima kasih untuk informasinya." Kataku

"Sama-sama. Ingatlah. Jangan pernah pergi ke sana."

"Ba... Baik."

"Kalau begitu, Saya pergi dulu, ya."

Berlalulah orang itu meninggalkanku di tempat yang amat sepi ini. Aku menunggu hingga tidak ada satupun orang yang lewat dan kemudian aku melawati garis polisi itu dan memasuki tempat terlarang ini.

Aku sengaja masuk ke sini karena aku penasaran sekaligus ingin menyembunyikan diriku sendiri. Jika mereka mencariku, aku tidak akan ditemukan di tempat ini.

Tap tap tap tap...

Hosh... Hosh...

Tak terasa aku sudah begitu jauh meninggalkan Dojo. Seketika kabut tipis menutupi jalanku. Aku terpaksa berjalan dengan perlahan.

Meskipun di luar tempat ini cukup berangin, tapi di sini tidak berangin sama sekali. Weird...

"To... Tolong a... Aku!"

Terdengar suara minta tolong itu.

"Si-apa pun tolong aku!"

Aku melihat seorang kakek tua yang duduk di dekat sebuah pohon. Tidak begitu jelas, tapi aku bergegas mendekati kakek itu.

"Kakek, apa yang kakek lakukan di sini? Ini tempat yang berbahaya!" Kataku sambil duduk di dekat kakek itu

Aku begitu cemas dengan beliau. Karena, dia begitu kurus, tua, dan tak berdaya. Masalahnya aku tidak membawa apapun kemari.

"Aku tidak sengaja masuk ke sini. Kau sendiri kenapa di sini, nak?"Tanya kakek itu sambil melihatku

"Aku ingin menyembunyikan diriku, kek. Aku tidak ingin mereka melihatku pada hari kematianku."Jawabku

"Hey, nak. Kematian itu tidak bisa diketahui kapan itu terjadi. Kecuali pasienku dulu yang bernama Zaide kalau tidak salah. Dia akan meninggal pada tanggal 24 April 2015."Kata kakek itu

"Jadi, Anda Dr.Foregin?" Tanyaku

"Ya. Kau benar sekali, nak. Kau tahu dari mana?" Tanya Dr.Foregin

"Aku tahu karena aku adalah pasien Anda, kek!" Jawabku

"Kau adalah Zaide?" Tanya Dr.Foregin

Aku menganggukan kepalaku.

"Sungguh bahagianya aku bisa melihatmu lagi, nak! Kau sudah besar, anakku!"

Dokter tua itu memelukku. Aku jadi bahagia jika bisa melihat Dr.Foregin untuk pertama kalinya. Memang. Saat masih bayi aku tidak ingat segalanya. Termasuk kecelakaan itu.

"Aku ingin sekali berterima kasih pada Anda. Aku bisa hidup dengan bahagia karena Anda!"

"Begitukah? Setelah banyak yang kau alami di masa lalu... Kau tetap bahagia?"

"Ya. Begitu banyak yang telah Anda lakukan. Meskipun salah, tapi Anda membuat hidupku berubah. Dari seorang anak biasa, menjadi seorang kakak sekaligus guru di sebuah dojo."

"Anakku, begitu beratnya hidupmu. Tapi kau tidak menyadarinya. Mungkin banyak yang tidak kau ingat. Mulai dari sebuah kebahagiaan hingga kepedihan. Dari kau tersenyum hingga kau marah dan berbuat kejam."

"Memang. Aku tidak ingat apapun. Tapi... Aku cukup bahagia. Aku memang telah banyak melakukan hal yang tak seharusnya. Seperti membunuh kedua orang tuaku. Kini, aku harus merawat seorang adik yang telah ku tinggalkan bersama temannya."

Tik... Tik...

"Zaide, begitu banyak cerita yang telah kau jalani. Begitu sayangnya orang tuamu padamu. Begitu baiknya kasih sayang keluargamu. Begitu tulusnya dirimu merawat seorang adik. Begitu ikhlasnya kau menjaganya. Kau telah melewati hampir 19 tahun dari masa kehidupanmu yang begitu cepat. Tak terasa kau akan pergi dari sini. Kau begitu baik, anakku."

"Aku telah melewatinya. Melewati masa-masa bahagia hingga suram. Kadang kebaikan menjadi sebuah kejahatan besar. Hingga..."

Tik... Tik...

Hiks... Hiks...

"Anakku, janganlah engkau menangis. Kau akan baik-baik saja."

"Tapi... Bagaimana dengan John? Bagaimana dengan keluargaku? Kini aku merasa begitu sulit meninggalkan mereka! Aku... Hiks... Aku tidak bisa!"

"Lebih baik, kau lakukan yang terbaik untuk mereka. Jadikanlah dirimu sebegai seseorang yang baik di antara mereka. Apa kau sudah melakukan yang terbaik untuk adikmu?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku. Air mata terus saja menentes. Mengapa saat ini menjadi begitu sulit?

"Kalau begitu, kembalilah, anakku. Jadilah yang terbaik. Buatlah dia bangga dan bahagia karenamu. Aku bisa merasakan bagaimana perasaannya. Dia selalu saja sedih. Karena kau tidak bisa menjadi seorang kakak yang bisa mendengarkannya. Dia ingin kau tidak melawannya. Dia ingin kau mendengarkannya. Dia ingin kau bahagia. Kembalilah, anakku. Lakukanlah untuknya."

Aku hanya tersenyum melihat Dr.Foregin dan memikirkan tentang John.

Ku hapus air mataku dan ku lihat tempat berkabut ini. Sedikit demi sedikit, kabut menghilang.

Tapi... Aku menginginkan hariku itu tidak diketahui olehnya. Aku ingin diriku yang kejam.

"Kek, aku ingin diriku yang kejam." Kataku

Black Moon TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang