Short Discussion

21 3 0
                                    

Di depan rumah

Aku dan Tania sudah selesai bicara dengan Sensei Lord dan akhirnya membahas hal yang di tanyakan.

"Kakak, aku melihat tempat yang bagus untuk bicara." Kata Tania sambil berjalan mendekati sebuah pohon dengan tangga yang terbuat dari tambang

Aku mengikuti Tania.

"Rumah pohon?! Di sini?! Apa ini serius?" Tanyaku

"Aku menemukannya sewaktu pulang tadi." Jawab Tania

"Angin tidak bertiup lagi. Apa badainya tidak jadi?"Tanyaku

"Entahlah."Jawab Tania yang berhenti di depan pohon dan langsung menaiki tangga

Aku menaiki tangga tepat di bawahnya.

"Aku berpikir tentang Sensei Lord. Sepertinya ada yang aneh padanya." Kataku

"Dan aku juga merasa aneh tentang Beliau. Dia itu ayah kakak, kan?"Tanya Tania sambil naik ke sebuah kayu yang sangat lebar yang ternyata adalah lantai rumah pohon ini.

"Ayahku?! Tania, kenapa tiba-tiba bertanya begitu? Jelas-jelas Beliau itu guruku." Kataku

"Karena, dia adalah Oril Lord atau Oril West. Kepala keluarga kakak." Kata Tania sambil tersenyum melihatku dari lubang di atasku

Aku pun sampai di atas dan kami melihat sebuah pemandangan yang indah di atas sini.

"Wow! Ini luar biasa!" Kataku

Tania hanya tersenyum padaku.

"Tunggu dulu. Oril West?! Bagaimana mungkin?" Tanyaku yang menyambung pembicaraan tadi

Tania hanya mengeluarkan kertas yang terlipat dari saku bajunya dan memberikannya padaku. Aku mengambil dan membukanya.

Kemudian tentunya kubaca.

Setelah kematian Sania dan Emily yang tidak ku ketahui sebabnya, aku pergi ke rumah ini. Menikmati indah malam.

Kemudian aku berencana pergi ke desa dan aku bertemu dengan anakku, John West.

Aku memperkenalkan diriku sebagai orang lain dan mengajaknya ke tempat kerjaku yang lama. Sebagai seorang guru di sebuah dojo.

Aku harus bisa mengajarinya. Walaupun dia masih di bawah umur dan belum siap belajar, tapi aku tidak mau dia sendirian di dalam bahaya.

Zaide putraku, di mana kau? Kita berpisah saat kita pulang. Aku ingin melihatmu lagi.

Melihat senyumanmu yang manis itu. Aku ingin kau menghibur ayah lagi dengan kasih sayangmu yang begitu tulus.

Aku ingin bertemu lagi, anakku. Jangan pergi. Jangan tinggalkan ayah.
Kumohon, anakku.

Oril Lord/West

"I... Ini benar. Di... Dia ayahku." Kataku sambil melihat Tania

"Di... Di mana kau temukan ini?" Tanyaku

Tania hanya tersenyum padaku.

"Di gudang." Jawabnya singkat

"O ya, bagaimana dengan kakak tadi?"Tanya Tania

"Oh...Itu?"

Aku menceritakan semuanya sejak Tania pergi hingga Sensei Lord, maksudku ayah menemukan Zaide.

"Bukannya dia sudah meninggal?"Tanya Tania

"Itulah yang aku pikirkan saat ini."Jawabku

Wush...

Angin mulai bertiup kencang.

Tes... Tes...

Rintikan hujan mulai turun.

"Ayo kita harus turun!" Kataku sambil melipat kertas yang ku pegang dan memasukkannya di saku celanaku

"Baik!"

Akhirnya, kami menuruni tangga. Tetesan air hujan membasahi kami dan angin membuat kami menggigil.

"Ayo cepat!"

Angin bertiup begitu kencang hingga daun-daun terbang dan menempel pada tubuh kami. Hingga akhirnya kami menginjak tanah, dan berlari ke dalam rumah.

Diar...

Petir pun terlihat di langit dan suaranya begitu kencang. Aku tetap fokus ke depan dan langsung membuka pintu masuk. Aku dan Tania langsung masuk ke rumah dan menutup pintunya.

"Huft... Akhirnya."

Aku begitu lega setelah masuk ke dalam rumah. Kami pun berjalan bersama menuju kamar dan bersiap untuk mandi.

"Nia, John, kalian kehujanan?" Tanya Kay yang baru keluar dari ruang makan dan melihat kami berdua

"Ya. Tadi kami habis ke rumah pohon." Jawab Tania

"Kalau begitu mandilah." Kata Kay sambil meninggalkan kami dan duduk di kursi ruang keluarga

Kami pun masuk ke kamar masing-masing. Maksudku... Tania punya kamar sendiri dan aku satu kamar dengan Kay dan Corwin. Bertiga aku sudah terbiasa.

Ckrek...

"Oh... John. Kau habis terjatuh di kolam?" Tanya Corwin yang bersandar di tempat tidurnya

"Sudahlah, Corwin. Aku hanya kehujanan." Jawabku sambil pergi ke kamar mandi yang ada di balik pintu di samping lemari

"Oh... Di luar hujan, ya? Aku hampir tidak dengar." Kata Corwin yang langsung melihat jendela

Black Moon TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang