Prolog

4.2K 91 12
                                    

Okeh.

Untuk ketiga kalinya selama dua tahun gue pindah sekolah. Bukan karena orang tua yang pindah kerja atau alasan berkelas lainnya. Tapi gue pindah sekolah karena gue..

Udah tiga kali nonjok laki-laki sampe dia di rawat di rumah sakit. Gue ga bisa ceritain sekarang gimana hal itu bisa terjadi.

Entah tenaga apa yang ada di dalam otot gue. Gue ngerasa gue gak cocok dilahirkan sebagai cewek. Gue lebih cocok dilahirkan sebagai pegulat gagah macam Ade Ray.

"Ehm" gue berdehem di depan kelas.

"Perkenalkan, kita kedatangan murid baru semester ini, anak-anak!! Ehm! Anak-anak!!" bu guru berteriak di depan kelas. Namun sayanya anak sekelas pada ribut dan gak mau diem.

Wajah bu guru nampak gelisah, dan gue ga kuat ngeliat cewek secantik bu guru ini dicuekin di depan kelas. Akhirnya gue berteriak, demi si ibu guru yang lemah ini.

"Woooy! Guru ngomong dengerin dong!!!"

Seketika seluruh kelas menatap gue dengan mulut menganga. Termasuk bu guru.

Kelas menjadi hening. Gue memasang wajah termanis yang gue punya dan gue mulai bersandiwara menjadi cewek terimut disini demi menutupi jati diri gue sebagai anak dari bos gangster paling menakutkan di suatu daerah di Los Enjles.

Kalau gue bertingkah kasar lagi di tahun ini dan ketahuan sama anak-anak sekolahan kalau gue pernah nonjok laki-laki sampe masuk rumah sakit, gue diancem sama kepala sekolah gak bakal lulus.
Beruntungnya, gue bisa daftar di sekolah SMA ini karena kepala sekolah SMA ini adalah temen bokap gue.

Makanya gue mau 'bertobat' supaya bener-bener jadi cewek mulai saat ini, dan lulus dengan catatan yang membanggakan.

"Kenalin temen-temen, panggil aja aku Mia, aku dari Ostrali dan pindah kesini karena ada urusan keluarga.." gue mengeluarkan suara terlembut yang gue punya. Sumpeh, gue illfeel sama suara gue sendiri.

"Hai Miaaa!!" sapa anak-anak sekelas yang kebanyakan adalah laki-laki. Cuma ada 10 cewek dikelas ini termasuk gue.

"Mia, kamu duduk di sana, silakan" kata si bu guru.

Gue berjalan, lalu duduk ditempat duduk yang bu guru tunjuk tadi. Gue melirik ke samping dan senangnya ternyata gue duduk sendiri!

Tapi, kesenangan gue cuma bertahan selama lima detik sampe ada seorang anak cowok dengan rambut emo-nya masuk ke kelas dan nyelonong gitu aja tanpa salam basa basi ke bu guru.

"Michael, kamu terlambat lagi!" Bu guru berteriak.

"Mmmm" jawab si emo sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

Semua mata menatap si rambut emo yang sedang berjalan menuju bangku gue. Dan dia berhenti tepat disamping gue.

Jangan-jangan dia temen sebangku gue...

"Lo murid baru?" katanya dengan sedikit marah. Kenapa nih bocah?

"I-iya?" Gue pura-pura takut.

"Michael, jangan buat ulah! Udah cukup kamu di scors 1 minggu!" Bu guru memperingatkan.

"Ya.. Bu..." Jawab Michael males-malesan. Michael kembali menatap gue.

"Geser! Bangku gue ditempatin lo!" katanya sambil ngelempar tasnya di depan muka gue.

Sialan.

Tanpa basa-basi, gue bergeser dan duduk di bangku satunya. Bu guru mendesah keras dan mulai menerangkan pelajaran.

Setengah jam berlalu dan jujur, gue ga ngerti dengan materi yang bu guru terangin, gue cuma nyoret-nyoret buku gue dengan logo 'Bang Su'ep', logo markas gangster yang bokap gue bikin 2 minggu lalu. Kenapa logonya bernama Bang Su'ep? Ya, karena nama bokap gue Su'ep lah!

Buat gue, logo Bang Su'ep bener-bener mendarah daging. Logo ini adalah sebagian dari jati diri gue yang gak terpisahkan. Logo ini mengajarkan gue untuk hidup tegar dan tidak lupa meminum susu sebelum tidur.

Gue bener-bener cinta mati dengan logo baru ini.

"Ngapain lo?" tanya Michael.

"Hmm?" Gue menoleh ke arahnya dan berhenti ngegambar.

"Lo ngapain hey? Bukannya nyatet pelajaran malah gambar!"

"Lah, lo sendiri nga-" gue berdehem. "Ehm, terus kamu sendiri kenapa gak nyatet pelajaran?" tanya gue mencoba bertingkah lembut.

"Terserah gue !" jawabnya.

Gue mengangkat alis dan mengangguk tanda 'oh gitu ya' dalem hati.

"Siapa nama Lo?" katanya, dia ga ngejawab pertanyaan gue yang barusan.

"Aku Mia Evans, kamu?"

"Michael Clifford"

Gue membuka lembaran buku tulis gue yang baru dan berniat mencatat materi dari papan tulis.

"Sst" Michael nyikut gue.

"Apa?" tanyaku selembut mungkin.

"Dari sekolah mana?"

"Aku?"

"Iye, siapa lagi?"

Gue bingung harus jawab apa, "Aku.. Itu gak penting. Maaf"

Dia menaikan alisnya tanda bingung. Sementara gue cuma tersenyum lemah. Berharap kehidupan sekolah gue yang tinggal satu tahun lagi berjalan mulus tanpa gue harus dikeluarin lagi dari sekolah...

-----

Okay.

Gimana dengan chapter 1 ini? Ngerti atau masih bingung?

Aku bikin ff ini dengan tema sekolah dengan bahasa yang bebas dan cerita yang agak ringan aja sih..

Soalnya dari kemarin bikin yang serius mulu.



Bad School GirlWhere stories live. Discover now