2. Kantin

1.8K 55 6
                                    

Semenjak kejadian Calum dua minggu yang lalu, Michael gak pernah ngajak gue ngomong meski gue sebangku sama dia. Tapi gue ngerasa di sela-sela pelajaran, gue selalu di awasin sama dia. Dia sering memperhatikan gue, tapi gue pura-pura gak nyadarin itu.

Sekarang istirahat, anak-anak cewek dikelas ngajak gue makan bareng. Tapi gue tolak, alasannya ya karena gue udah ada janji makan bareng di kantin bareng Calum. Gue gak pernah ke kantin selama sebulan gue sekolah disini. Gue biasa bekel dari rumah.

Oh iya, Gue sama Calum sahabatan sekarang, tapi banyak yang mempergunjingkan hal itu, emang ada yang salah?

.

Sebelum keluar, gue beresin buku gue dulu, gue masukin ke dalam tas dan ternyata si Michael yang sedari tadi duduk di samping gue, akhirnya ngajak ngomong juga.

"Mau ke kantin?" dia nanya.

"Yep" jawab gue singkat kemudian berlalu meninggalkan dia.

"Mia!!!" dia bangkit berdiri dan gue noleh ke belakang.

"Yep?"

"Temenin gue ke kantin!" katanya

"Wha-what? Gak salah?"

Dia mengangguk.

"Maaf Michael, Calum dah nunggu di luar dan aku udah ada janji sama dia" gue menggeleng dan memberikan senyum ke Calum yang lagi nunggu di depan pintu.

"Tunggu disini" Kata si Michael. Dia berjalan mendekati Calum dan terjadi percakapan diantara mereka berdua. Gue gak bisa denger apa yang mereka bicarain soalnya jarak mereka cukup jauh, gue cuma bisa liat Calum mengangguk ketakutan dan Michael tersenyum puas.

Gak berapa lama, Michael datang ngedeketin gue.

"Kata Calum, gak apa Lo pergi bareng gue, jadi.. Temenin gue ke kantin" katanya sambil narik tangan gue dan kami berdua berjalan melewati Calum.

Gue ngasih tatapan ke dia tanda meminta maaf, tapi Calum cuma senyum dan mengangguk, terus dia kembali lagi masuk ke kelas dengan raut wajah sedih.

.

"Michael, ini cara kamu ngajak cewe ke kantin?" gue protes karena tangan gue kesakitan.

"Oops sorry" dia ngelepasin tangannya dan kita jalan sejajar. Entah kenapa ini cuma perasaan gue aja atau emang bener anak-anak satu sekolahan lagi ngeliatin gue yang jalan bareng sama Michael?

"Oh iya biasanya, kamu pergi sama si Luke. Kemana dia?" tanya gue.

Dia menghentikan langkahnya dan menatap gue marah, "Jangan panggil Luke pake sebutan 'si' camkan itu!"

Gue menganga kaget. "Are you sick?"

"Oh My Fucking God, Mia. Lo sama sekali gak ada rasa takutnya sama gue? Hah?"

Kita berdua berhenti di lapangan dan semua anak di sekolahan nontonin gue sama Michael yang lagi adu mulut.

"Takut?!! Kenapa harus?!" aura anak Bang Su'ep gue keluar sekarang. Gue mengepal tangan gue karena gue harus berhasil menahan emosi.

Gue gak boleh jadi cewek berandal lagi.

"Michael, kenapa aku harus takut sama kamu? Kita sebangku dan aku aman-aman aja duduk sama kamu?"

"Mia-"

"Terserah, Michael. Aku lapar dan aku mau ke kantin!" gue melangkah meninggalkan Michael di tengah lapangan. Saat gue sadar, kenapa gue jadi tontonan gini? Dan bukannya Michael masih pacaran dengan Anna? Mana sih si Anna itu? Gue pengen tahu yang mana orangnya. Kenapa Anna mau pacaran dengan si Michael yang aneh dan sering ngupil kalau lagi pelajaran di kelas?

...

"Woilaaaah murid baru dataaaang!!!" seseorang nyambut gue dikantin dengan jambulnya yang rapi.

Gue menatap dia dari atas ke bawah, "Ada apa, kak?" tanya gue mencoba santai.

"Gini, gini" dia narik bahu gue dan menggiring gue duduk di salah satu kursi yang ada di sini.

"Lo murid baru kan? yang sebangku sama Michael itu?" tanyanya. Matanya yang berwarna coklat tua natap gue dengan indah, dan seketika gue sadar kalau dia ganteng banget.

Gue mengangguk.

"Okeh, selama Lo murid baru Lo hari ini bebas gak ada pungutan" katanya.

"Pungutan???" gue terkejut.

"Yap. By the way kenalin. Gue Zayn, gue dan temen gue yang keriting itu-" dia nunjuk seorang yang ganteng dan berambut keriting yang lagi malakin adik kelas.

"Dia Harry. Gue sama Harry adalah preman kantin disini daaaaan setiap seminggu sekali Lo harus bayar iuran keamanan kalau mau makan disini"

Gue terkekeh, "hahahaha iuran? Kenapa harus? Kalau aku gak ada uang gimana?"

Braaak!!!

Zayn mukul meja. Membuat semua orang yang ada disini ngeliatin kita berdua.

"Lo- Lo berani lawan gue??? Untung Lo cantik! Kalau engga gue abisin Lo sekarang!" dia marah dan temennya yang bernama Harry ngedatengin gue, dia pake bandana warna abu dan ber-dimples. Gue akui dia lucu dan menarik.

"Ada apa ini?" Harry nanya.

"Ini, nih. Si Mia murid baru yang sebangku sama si Michael berani lawan gue! Dia ngetawain kegiatan iuran kita pula!" Zayn ngadu.

"Hei, cewek pirang! Lo gak tahu siapa kite-kite?" Harry menantang.

"Kagak" gue jawab dengan santai.

"Harry!" Seseorang manggil, dan saat gue nengok, ternyata yang manggil adalah Michael, bersama dengan cewek berambut merah disebelahnya lagi mesra-mesraan.

Pasti itu Anna.

"Eh, boss.." kata Harry bertingkah sopan.

"Mia, kalau Lo mau kehidupan sekolah Lo aman, gue saranin Lo harus nurut sama peraturan gue dan temen-temen gue-" kata Michael.

"Termasuk iuran kantin. Gue yakin Lo anak orang kaya, jadi apa salahnya bayar iuran seminggu sekali?!" lanjutnya.

Gue ketawa dengan manisnya,

"Aih? Iuran? Hihihihi. Oh My Goodness!! Kalian kenapa kayak ibu-ibu PKK yang maksa buat bayar arisan gini sih? Terserah deh ya.. Yang jelas, mulai hari ini kita gak akan pernah ketemu di kantin!" Gue berjalan cepat melewati mereka bertiga, dan lagi-lagi, gue jadi pusat perhatian anak di sekolah.

Ada apa dengan sekolah ini? Kenapa sekolah ini gak beda jauh dengan ketiga sekolah gue yang dulu? Apa yakin gue bisa menahan diri dan gak nampakin identitas Bang Su'ep gue?

Dengan malas, gue berjalan kembali ke kelas sambil ngelewatin kerumunan anak-anak yang lagi ngomongin gue...

Bad School GirlWhere stories live. Discover now