"Non Miaa ampun" Kayle memohon dan memeluk kaki gue.
"Non-nona, Jangan pukul saya lagi..." John dengan muka bonyoknya berlutut di hadapan gue. Gue gak peduli, hasrat gue belum tersalurkan untuk bikin mereka babak belur.
"John, Kayle. Seharusnya kalian berdua bersyukur gue gak pecat kalian dan gak laporin ini ke bokap!"
"Nona Mia..." mereka berdua nangis-nangis. Ya sih, mereka berdua umurnya lima tahun lebih muda dari gue, mereka masih cilik dan labil. Tapi mereka gak perlu menjadi sok jagoan dengan mukulin kekasih gue dong ya!
"Gak!" gue tendang mereka berdua sampai mereka jatuh ke lantai. "Kagak mungkin gue maafin kalian semudah itu. Gue masih pengen bikin kalian bonyok! Separah luka yang Michael derita!"
Gue tonjokin mereka berdua di bagian pipi berkali-kali. Ok Mia. Cukup. Hidung mereka dan mulut mereka udah berdarah. Jangan di tambah lagi.. Tapi mukulin mereka berdua enak banget! Mereka pantas di kasih hukuman.
Semua anak buah gue yang ikut menyaksikan adegan ini cuma bisa menatap sambil memberikan tatapan iba. "Heh, kalian!" kata gue pada anak buah gue yang jumlahnya 30 dan asisten rumah tangga yang berjumlah tujuh. "Kalian jangan sampai nyakitin Michael atau bertindak sewenang-wenang tanpa aba-aba dari gue atau bokap. Kalau kalian gak mau bernasib sama kayak mereka berdua!" gue nunjuk John dan Kyle yang terkapar di lantai.
"Sekarang panggil petugas medis buat sembuhin luka mereka!" suruh gue, dan salah satu asisten gue berlari ke belakang dapur buat manggil petugas medis yang gue punya di rumah ini.
"Sekarang kalian berdua. Gue maafin." kata gue ke John dan Kayle.
"Ma-makasih Nona.." mereka bersyukur setengah mati dan gue ninggalin ruangan gitu aja menuju dapur. Gue haus gue mau minum.
"Nona Mia mau saya buatkan minum apa?" tawar asisten rumah tangga gue yang bernama Mira.
"Gausah, Mir. Gue cuma mau air dingin dari kulkas. Kalian boleh istirahat sekarang."
Mira pergi dari dapur dengan muka tersenyum dan ngasih tau anak buah gue dan yang lainnya supaya istirahat. Maksud gue istirahat ya bener-bener istirahat. Gue kasih mereka istirahat 3 jam, dan mereka selalu menggunakan kesempatan itu untuk melakukan apapun sesuka mereka asal jangan keluar dari rumah ini, dan jangan ngerusak rumah gue.
"Nona.." Mira datang lagi. "Apa?" jawab gue ketus.
"Kenapa Nona Mia malah ngehukum John dan Kayle.. mereka kan mencoba membela Nona Mia.. ehm. Maksud saya.. saya hanya ingin tahu mereka salah apa?" mulutnya bergetar, dia ketakutan liat gue. Ya, semua asisten dan anak buah gue ketakutan ngeliat gue kalau gue lagi bad mood. Mereka dah tahu tabiat buruk gue.
"Karena mereka gak seharusnya mukulin dan nusuk perut Michael. Kalau Michael sampai mati gimana? Gue sayang banget sama Michael."
"Hmm.. Bukannya yang saya tahu Tuan Michael dan Nona Barbara...."
"Ya, mereka menikah. gitu maksud kamu kan?"
Mira mengangguk.
"Mira, percayalah, Michael dan gue saling menyayangi. Kita berdua perlu waktu untuk mewujudkan hal itu" jawab gue. Gue minum segelas besar air dingin, terus kasihin tuh gelas kosong ke tangan Mira.
Mira masih kebingungan dengan jawaban gue."Kamu gak perlu tahu apa-apa Mira.. kamu harus memikirkan sekolahmu. Jangan khawatirin aku." kata gue ke Mira dengan lembut tanpa panggil gue lo. Mira shock ngedenger gue ngomong pake aku kamu. Matanya berlinang terharu. Yap, Mira seumuran sama gue, dia udah jadi asisten semenjak dia lulus SMP, dia kerja disini demi ngelanjutin sekolahnya ke SMA, karena dia yatim piatu.
YOU ARE READING
Bad School Girl
FanfictionDari sekolah gue belajar bagaimana pertemanan itu dari Calum. Dari sekolah gue tahu gimana rasanya ciuman pertama dari Zayn. Dari sekolah gue tau gimana rasanya jadi populer dari Kendall dan fansclub-nya. Dari sekolah gue bisa kenal orang yang cuek...