20. Tegar

993 38 1
                                    

"Mia... gue yakin lo adalah cewek paling gagah dan paling tegar yang pernah gue temuin. Gak salah gue jatuh cinta sama lo semenjak gue malakin lo di kantin waktu itu" Zayn tersenyum. Kini jenggotnya sudah tumbuh, dia terlihat lebih hot.

Gue cuma bisa natap lantai, mendengarkan Zayn yang sedari tadi berusaha hibur gue.

"Lo adalah cewek gagah yang berani pukul gue" Harry angkat bicara. "Jujur, Mia.. waktu itu gue benci banget sama lo. Gue pengen bikin lo menderita. Tapi sekarang kalau gue liat keadaan lo, gue gak mungkin balas dendam" 

Gue tersenyum lemah.

"Kak Mia... Sampai sekarang nama kaka tetap melegenda di sekolah, dan sampai sekarang fansclub kakak masih berdiri. Malahan mereka membuat fandom di beberapa sosial media, mereka sedang berusaha menghibur kakak sekarang. Kak, Mia.. please... jangan pasang wajah sedih begini. kami sayang kakak" Kendall mencoba menghibur gue sekarang. Gue malah makin terharu dan meneteskan air mata.

"Mia, lo adalah orang yang berani berdiri untuk melindungi gue dari bully-an.  Jujur Mia, lo adalah sahabat terbaik gue meski sebenernya kita baru kenal kala itu. Mia, sumpah deh" kali ini Calum yang ngomong, dan gue sempet bertanya dalam hati. Semenjak kapan Calum ngomong pake gue-lo? 

Tunggu!

Gue menatap Calum, "Cal, lo makin ganteng" gue memuji dia. Calum si nerd sudah musnah rupanya dan dia makin merasa percaya diri kali ini. Gue bangga,

"Mia, meski gue gak ada keterlibatan apa-apa sama lo, tapi gue rasa gue bisa jadi temen lo sekarang" kata Luke. Gue langsung menoleh ke Luke.

"Luke, gue gak minta lo jadi temen gue" 

"Mia, lo keras kepala"

"Terserah Luke. tapi apa tujuan lo?"

Luke menghela nafas, "Gue kesini karena gue adalah temannya Michael.  Selama yang gue tahu Michael adalah pacar lo. Tapi yang gue lihat di sini Michael adalah antagonisnya. Dia nyebarin undangan pernikahannya dengan Barbara ke lo, dan bikin lo menderita. Sebagai teman, gue kecewa dan gue ingin meminta maaf ke lo atas nama Michael" Luke tersenyum. Sumpah, nih anak makin pada ganteng-ganteng.

"Gak usah, lo gak salah apa-apa. Tapi kalau untuk jadi teman gue rasa gue bisa" kata gue lemah. 

"Mia" kali ini bokap yang berusaha ngajak gue ngomong. Di tangannya masih ada undangan berwarna emas yang mengkilat, bikin mata dan hati gue sakit.

"Pah.. please, buang undangan itu jauh-jauh" gue memalingkan muka.

"Tapi..." bokap berhenti ngomong sejenak "Okeh.. papah gak akan maksa" lanjutnya. Sebenernya undangan ini udah datang ke rumah gue semenjak dua minggu yang lalu, tapi karena gue galau, gue enggan baca. Gue gak tahu kalau hari pernikahannya adalah sekarang. Gue sempet terkejut seminggu yang lalu bokap malah kesel sama Michael dan dia pengen bikin Michael balik lagi ke gue.Tapi apa daya, bokap gak bisa dan gak harus datangin markasnya Domino Mafia. Jadi gue bilang ke bokap gue kalau gue bakal baik-baik aja.

Dengan itu, bokap pergi ninggalin gue dan temen-temen gue, katanya mau ada rapat. Entah rapat apa. Gue meluk bantal gue erat-erat,  gue pengen amnesia. Gue pengen amnesia! 

i wish that i could wake up with amnesia...

"Mia, kita semua di sini buat ngeyakinin kalau lo adalah cewek yang tegar" kata Calum. Gue menoleh ke Calum.

"Gue tegar kok" kata gue.

"Kalu lo tegar, lo sekarang bangkit, mandi, dan kita datangin pernikahannya Michael. Semakin lo kuat semakin lo nunjukin pada si bangsat Michael kalo lo bisa move on. Ingat Mia, lo sekarang adalah perempuan berkelas yang banyak digilai lelaki, nama lo muncul dimana-mana, dan lo adalah satu dari 10 perempuan tersukses versi majalah forbes! Lo, masa lo masih ngerem diri di kamar dan lo nangisin Michael yang udah gak ada di kehidupan lo lagi?" kata-kata Calum berhasil menampar gue.

Bener.

Apa yang Calum omongin adalah bener.

Michael udah gak ada di kehidupan gue.

Michael dah mengingkari janjinya, itu artinya gak ada alasan untuk gue setia.

Gue harus move on. GUE HARUS MOVE ON.

"Thanks" gue tersenyum dengan penuh semangat sambil menyapu air mata gue dengan bantal yang gue peluk. "Thanks, karena kedatangan kalian gue sadar kalau gue udah ngebuang waktu gue selama setahun dengan sia-sia. Gue nunggu orang yang gak akan pernah balik lagi ke kehidupan gue. Saatnya gue move on. Thanks guys" gue merentangkan tangan gue, dan kami semua berpelukan.

Meski perih, gue harus bangkit sedikit demi sedikit.

Gue Mia Alexander Evans, anak dari mantan kelompok Bang Su'ep dan pemilik perusahaan Su'ep Corporation, akan bangkit berdiri dari keterpurukan. Gue bisa buktiin itu!

Gue injek flannel Michael yang tergeletak di atas kasur gue. Gue bodoh banget, tiap hari tiap malam nangisin flannel-nya Michael. Sekarang flannel ini gue injek, injek, injek sambil tersenyum jahat seperti setan.

"HAHAHAHAHAHAHHA" gue ketawa sambil terus nginjek flannel-nya Michael. Temen-temen gue cuma bisa bengong liatin gue. Setelah puas dengan menginjak flannel Michael, gue lempar tuh flannel Michael ke balkon. Gue biarin tuh baju murahan terkena debu dan tai burung. 

"Guys" dengan penuh semangat gue berdiri di hadapan mereka semua sambil berkacak pinggang. "Kita tunjukin kalau Mia Alexander Evans udah m o v e  o n!"

Kelima temen gue saling bertatapan satu sama lain sebelum akhirnya mereka berteriak histeris seperti pemain bola yang berhasil memasukan bola ke gawang.

"Okay kak Mia!" Kendall berkata dengan riang. "Sekarang kak Mia mandi, urusan make up biar aku yang urus, untuk urusan baju...." mata Kendall mengarah pada Zayn. "Gue yang atur" kata Zayn "Gue bakal pilih baju untuk Mia yang paling hot sampai Michael ngiler-ngiler, HAHA" katanya.

"Yok, cabut" tanpa basa-basi Zayn mengajak cowok-cowok pergi termasuk Calum. Gue sempet ngerasa aneh sih liat Calum dan gengnya Michael akur. Padahal kan dulu mereka yang bully Calum. Tapi sudah lah.. mungkin mereka emang udah bisa move on dari masa lalu. Mereka bukan anak sekolahan lagi.

"So..." Kendall membangunkan gue dari lamunan.

"It's show time!" dia berteriak senang.

       

          

----

Btw, Kaki Mia udah sembuh. Udah setahun coooy

Bad School GirlWhere stories live. Discover now