"Barbara!" teriak Michael pas kita berdua masuk gereja yang udah kosong. Gue cuma ngikutin dari belakang.
"Awwhh Shit!!" Michael megangin perutnya. "Michael, lo masih tahap penyembuhan. Jangan banyak bergerak dulu" gue topang dia. Dia ngucapin terima kasih sambil cium pipi gue.
Ketika gue ngelewatin jalanan diantara tempat duduk, gue lihat Barbara lagi duduk di paling depan sambil menunduk. Lengkap dengan baju pernikahannya. Michael juga masih lengkap dengan jasnya. Mereka berdua emang cocok. Kenapa gue cemburu banget ya?
"Bar..." Michael ngelepasin tangan gue dari pundaknya. Dia ninggaln gue gitu aja sambil jalan tersaruk-saruk ngedeketin Barbara. Gue bingung harus apa, gue cuma bisa mematung aja. Diem di tempat ga banyak gerak.
"Michael?" kata Barbara sambil menoleh ke arah Michael yang udah berdiri di sampingnya.• Michael •
Gue liatin Barbara duduk dengan lemahnya di kursi, mukanya pucet, semakin pucet. Pupil matanya udah gak bercahaya lagi, bibirnya memutih, kuku tangannya juga memutih. Apa penyakitnya semakin parah?
Gue duduk di sampingnya. Gue genggam erat tangannya. Tangannya dingin banget.
"Michael.. ternyata dokter salah" katanya.
"Salah apa?" gue perhatiin matanya satu persatu.
"Perkiraan dokter yang katanya hidupku bisa lebih lama dari hari ini ternyata salah. Kayaknya ini udah saatnya aku ninggalin kamu Mike. Perasaan aku udah mengatakan itu" dia menangis.
"Bar.. jangan ngomong gitu lo bisa hidup lebih lama Bar, kita bisa punya anak!" gue menghiburnya, Barbara terkekeh, "Kamu punya Mia, Michael.."
"Tapi lo-lo.. lo pernah jadi pacar gue dan lo istri gue!"
"Ssstt. Mia cinta banget sama kamu. Pesenku, kamu jangan nyakitin dia."
"Bar! Bar!" gue nelungkupin tangan gue di kedua pipinya, air mata gue berjatuhan. "Jangan ngomong gitu Bar! Please bertahanlah..."
"Gak bisa Mike.. a.. a-"
Gue cium dia. Gue cium dia semampu yang gue bisa, awalnya Barbara nolak ciuman gue, tapi lama-lama dia meremin matanya juga dan kita berdua nangis bersama dalam sebuah ciuman. Gak berapa lama, gue rasain tubuhnya semakin kaku dan dingin. Dia ngusap pipi gue dengan tangannya yang bergetar "Michael... Thank you" gumamnya pelan.
Seketika, dia menutup matanya dan kepalanya jatuh di pundak gue.
"Bar?" gue coba bangunin dia.
"Barbara!!!" gue gerakin tubuhnya dia.
"BARBARAAAAA!!!!!!" nihil. Dia udah gak bernafas dan dia... ninggalin gue untuk selamanya...
"BARBARAAAA!!! BARBARA!!!!" suara teriakan gue menggema di gereja. Air mata gue berjatuhan, membasahi tubuh Barbara yang udah ga bernyawa. Dia begitu cantik untuk mati di pelukan gue...
• Mia •
Michael mencium Barbara?
Gue gak sanggup liat ini, gue.. gue..
Dengan segera gue berlari keluar, gue gak mau menyaksikan adegan yang menyakitkan itu. Air mata gue juga gak malu-malu buat keluar, sakit banget. Dada gue sakit banget nyaksiin mereka seromantis tadi. Gue tau mereka pernah pacaran, gue tau Barbara lagi sakit.. tapi kenapa gue egois dan masih anggap Michael seutuhnya milik gue?
Dengan terisak-isak, gue bersandar di dinding tembok. Gue menatap langit, gue lihat sore ini begitu kuning. Burung-burung gagak hitam beterbangan di atas sana.. so gloomy.
YOU ARE READING
Bad School Girl
FanfictionDari sekolah gue belajar bagaimana pertemanan itu dari Calum. Dari sekolah gue tahu gimana rasanya ciuman pertama dari Zayn. Dari sekolah gue tau gimana rasanya jadi populer dari Kendall dan fansclub-nya. Dari sekolah gue bisa kenal orang yang cuek...