22. Ada Sesuatu

1.1K 37 1
                                    

Michael

Berjalan melewati para tamu, gue ngelangkahin kaki gue menuju halaman yang berada di belakang gereja. Katanya di sana akan menjadi tempat sesi pemotretan gue selanjutnya. Dari kejauhan gue ngeliat seorang perempuan berambut brunette lagi duduk di bawah pohon yang rindang. Penasaran, gue jalan ngedeketin dia sampai akhirnya gue berdiri di belakangnya.

"Nona?" panggil gue.

Kenapa dia nangis di hari pernikahan gue? Apa dia adalah tamu gue atau tamunya Barbara?

Oh-oh-oh, gak! Orang-orang jangan sampai ada yang liat gue dan cewek brunette ini. Kalau ada yang liat nanti bisa salah paham.

"Nona?"

Isakan tangisnya berhenti dan dia langsung menoleh ke belakang.

"Mi-Michael?" dia terkejut.

"Ka-ka-kamu?" gue sama terkejutnya.

Sejak kapan Mia punya rambut Brunette.. gak salah lagi.. dia pasti Mia, dia makin cantik dengan rambut barunya.

Tunggu.

Kenapa Mia bisa ada di pernikahan gue? Gue kan gak undang dia?

Mia

Michael?

Michael berdiri di belakang gue? Dari mana dia tahu gue ada disini?

"Lo-lo.. lo dari mana tahu gue disini?" tanya gue.

"Gu-gu-gue emang ada perlu di taman ini. Ini tempat pemotretan gue selanjutnya" jawabnya gugup. Kenapa dia gugup? Apa dia amnesia? Tapi sepertinya dia ga amnesia deh.. tapi kenapa dia ninggalin gue dengan Barbara?

Gue berdiri dan berbalik badan supaya gue bisa berhadapan langsung sama dia. Gue telen semua rasa sakit yang ada di tenggorokan gue. Gue hapus air mata gue, gue gak boleh keliatan lemah. Meski dia dah liat gue nangis.

"Mia, ngapain lo datang kesini? Dari mana lo tahu lokasi pernikahan gue? Gue gak ngundang lo." katanya. Matanya melihat gue dari atas sampai bawah.

Anjir. Nih anak..

"Michael, kenapa lo ingkari janji lo?" tanya gue langsung ke topik.

"Mia, ada hal yang gak harus lo tahu, dan gue gak ngingkarin janji gue." jawabnya keliatan marah.

"Kenapa Michael? Kenapa gue gak perlu tahu? Kenapa lo berjanji kalau akhirnya gue lo tinggalin selama setahun?" sabar Mia.. jangan nangis..

"Suatu saat lo akan tahu"

Gue ketawa sarkas, "Ha-ha-ha suatu saat? Ha-ha? Suatu saat saat gue keburu mati? Kasih tahu sekarang dan gue janji gak akan rusak rumah tangga lo!"

Michael menatap gue blank. Tangannya mengepal dengan kencang sampai gue bisa lihat urat tangannya keluar. Sejujurnya hati gue sakit, ngelihat cowok yang gue cintai berdiri dengan tampan dan gagah di hari pernikahannya dengan orang lain, di hadapan gue. Betapa indahnya dia berdiri di sana dengan tux nya. Wangi parfumnya yang gak pernah gue lupa, dan rambutnya yang khas. Shit. I love everything about him!

"Michael, inget janji lo? Saat kita bertemu kembali, akan menjadi hari di mana lo lamar gue?"

Dia diem aja.

"Dan, gue bisa buktiin janji gue kalau gue udah berdiri gagah lagi sekarang, kan? Gue udah menjadi wanita sukses sekarang, Michael! Kenapa lo gak bisa tepatin janji lo? KENAPA?" gue teriak. Tempat ini cukup sepi untuk ada orang yang mendengar, dan tempat ini jauh dari keramaian, gue harap gak ada pengganggu datang.

Bad School GirlWhere stories live. Discover now