7. Menangis

1.2K 59 1
                                    

"Buset!!! Ngapain lo cium-cium gue!!!" Gue mendorong orang ini hingga dia mundur beberapa langkah. Matanya terbelalak kaget dan mulutnya menganga, dia kaget karena tenaga gue sekenceng itu.

Mata Michael terbuka lebar dan rambutnya yang rancung-emo-keren-cute-aduh-gemez-pengen-nyiwit, berantakan terkena angin.

Michael mendekati orang yang nyium gue tadi, dia tarik kerah seragamnya dan mulai berteriak di depan mukanya.

"Lu ngapain cium-cium Mia di depan mata gue, Hah!!!"

"Mi-Michael.." dia terbata-bata.

Anna maju beberapa langkah untuk melerai, karena Michael sudah berhasil melayangkan tinjunya pada orang itu. Semua orang yang berada di kelas, berhamburan keluar. Anak-anak yang lagi pada makan di kantin, menonton kami. Pokoknya anak satu sekolahan, menyaksikan perseteruan ini.

Bahkan ada beberapa dari mereka yang mengabadikannya di handphone.

"Michael!!! Lepasin!! Jangan kamu tonjok dia terus, lagian dia itu temen kamu!! Dia sahabat kamu!! Kenapa kamu tonjok dia hanya karena dia nyium Mia??!!" Anna menatap gue sinis. Suaranya yang melengking berteriak keras memenuhi arena lapangan.

"Oooh okeh! Aku tahu Michael, kamu suka sama Mia kan!! Kamu suka, kan sama dia!!" kata Anna sekali lagi.

Michael melepaskan tangannya dari si orang itu, dan dia berbalik badan menghadap Anna.

"Terus, apa hubungannya sama lo, Anna! Lagian selama lo jadi pacar gue, hati lo gak pernah ada buat gue. Hati lo hanya buat Calum, dan lo tau gimana rasanya? Gue sakit hati Anna!"

Deg.

Pengakuannya Michael pada Anna membuat jantung gue melenyap. Ada sekelebat rasa cemburu menghembus.

Anna memasang tampang memelas dan dia memohon pada Michael.

"Michael, aku janji kali ini aku bakal bener-bener lebih sayang sama kamu. Aku tahu kamu tonjok Zayn bukan karena Zayn udah nyium Mia, kan? Tapi karena.. Kamu kecewa sama aku jadi kamu lampiasin ke Zayn. Ya, kan?" Anna tersenyum, dia yakin bisa balikin suasana hatinya Michael.

Tapi dia salah, Michael ketawa dengan kencang mendengar itu..

"Bahahahaha! Kepedean banget lo Ann! Ya.. Emang gue akui gue sayang sama lo, gue sayang banget sama lo! Tapi semenjak Mia datang,"

Michael menatap gue kemudian kembali menatap Anna.

"Semua perasaan sayang gue ke lo, lama-lama menghilang karena gue ternyata suka sama Mia!!!"

Mulut gue menganga, mulut Harry menganga, mulut Luke menganga, mulut Anna menganga, dan semua mulut yang ada di satu sekolahan ini yang mendengar pernyataan Michael, menganga.

Apa itu berarti.. Perasaan gue terhadap Michael terbalaskan?

Harry menatap gue sinis dan mulai mencengkram tangan gue lagi, sementara Zayn yang tadi sempet di tonjok Michael, sedang di bantu berdiri oleh Luke.

"A-a-apa kamu bilang?" Anna kecewa. Mukanya merah karena menahan rasa malu dan marah. Marianna Carrey si ratu terkaya dan tercantik di sekolahan merasa telah di permalukan oleh Michael di depan anak satu sekolahan.

"Lo budeg ya Ann? Gue bilang gue suka sama Mia dan gue gak rela Mia dicium di depan kedua mata gue sendiri meskipun dia adalah Zayn yang udah gue anggep sebagai sodara!"

"Fine Michael!! Kita-ki- kita putus!!" Anna berteriak dan memutar tumitnya meninggalkan Michael.

"Thank you Anna!!" teriak Michael dengan nada sarkas.

Anna menoleh kebelakang dan memberikan jari tengah kepada Michael, namun Michael hanya bertepuk tangan dan tertawa melihat itu. Anna dengan kesal berjalan masuk ke kelas sambil menggerutu gak jelas.

"Bro.." Harry menepuk pundak Michael.

Gue menunduk, menghindari tatapan Michael karena gue merasa tak sanggup lagi menahan rasa suka yang ada di dada gue.

"Apa bro?" tanya Michael dengan gagah.

"Zayn.. Dia.. Parah bro.. Gimana kalau hidungnya patah?" kata Luke sambil memijat kepala Zayn.

Michael berjalan mendekati Zayn.

"Zayn, gue tanya sama Lo. Lo suka ya sama Mia? Jawab jujur!"

Dengan gagah berani meski telah terluka, Zayn menatap Michael lekat-lekat. "Ya, Mike.. Gue suka sama Mia dari awal gue ketemu dia di kantin"

"Sialan lo Zayn!!!" teriak Michael sambil hendak melayangkan tinjunya pada muka Zayn yang sedang bonyok. Namun dengan segera, gue menahan tangannya Michael sambil berdiri melindungi Zayn.

"Michael, cukup! Zayn luka parah dan lo- ehm. Dan kamu! Malah semakin memperburuk keadaan!" tanpa sadar air mata gue menetes di pipi gue.

Pandangan mata Michael yang semula garang, berubah menjadi lembut.

"Mia.. Lo nangis?" tanyanya.

"Iya, puas kamu? Bikin aku malu di depan umum dan puas kamu udah mukul temen kamu sendiri? dan puas juga kamu bilang suka sama aku padahal kenyataannya kamu cuma pengen bikin Anna kesel kan?"

"Mia.. Gu-gue.."

"Michael, dulu kamu ngatain aku bodoh saat aku percaya bahwa kamu pura-pura nembak aku di depan kelas waktu pelajarannya Mr.Phil, terus kalau sekarang aku percaya dengan pernyataan kamu yang ngarang ini, aku hanya akan semakin di anggap bodoh olehmu Mike!!" Gue menunjuk dadanya dengan telunjuk gue, hingga dia mundur selangkah.

"Mia, dengerin penjelasan gue.."

"Michael, ini di lapangan dan lihat Zayn!" Gue menunjuk Zayn.

"Idungnya gak berhenti berdarah, tapi kamu malah mikirin ego kamu sendiri? Reputasi kamu sendiri? Kamu gak lebih baik dari seorang pecundang!"

Michael diam, dia menatap gue lekat. Gue pura-pura kuat membalas tatapan matanya, dan gue akhirnya ngebantuin Luke yang lagi megangin tangan Zayn.

"Zayn, ayo ke UKS" ajak gue, Zayn cuma tersenyum seksi dengan bibirnya yang penuh itu.

Sementara Harry mengusap punggung Michael sambil berkata, "Sabar Mike.. Sabar, ada guru lagi liatin kita"

Pas gue berjalan ngelewatin Michael, gue denger Michael ngomong sesuatu ke gue.

"Lo murahan, sekali cium aja udah main ke UKS, gue tahu lo berdua mau 'main' kan?" katanya.

Sumpah gue kesel banget, gue gak bisa menahan emosi gue lagi.

"Luke, tunggu sebentar" kata gue ke Luke sambil melepaskan tangan Zayn dari pundak gue.

Luke mengangguk dan berdiri ditempat, dan gue berjalan menghadap Michael.

"Apa lo bilang Mike? Lo ngatain gue murahan?"

"Iya! Bilang aja lo kepincut sama Zayn gara-gara lo di cium kan? Palingan juga bentar lagi lo ditidurin Za-!"

PLAAAK!!!

Sebuah tamparan maha dahsyat mengenai pipinya Michael, dan kali ini, air mata bukan sekedar menetes ke pipi gue, tapi mengalir deras.

"Sumpah demi apapun Michael, gue nyesel pernah suka sama lo!! Lo itu berengsek!"

Michael melotot kaget, "Mia? lo-"

Sebelum dia sempet selesai ngucapin sesuatu, gue berjalan kembali membantu Zayn yang sedang lemah tak berdaya.

"Ayo Luke, kita tinggalin Michael!" ajak gue.

Luke mengangguk dan kami berdua berjalan menuju UKS sambil merangkul Zayn. Gak disangka di depan pintu UKS, ada Calum lagi berdiri dengan memberikan gue tatapan simpati.

...

Gak berapa lama, luka Zayn segera ditangani oleh penjaga UKS. Gue, Luke, dan Calum menunggu di luar dengan perasaan khawatir. Melihat gue yang sedang rapuh, Calum memberikan gue pelukan hangat, dan gue pun menangis tersedu-sedu di pundaknya...

Bad School GirlWhere stories live. Discover now