11. Jalan

1.2K 45 3
                                    

"Mia..."

"Mia..."

"MIAAA!!!" seseorang teriak kenceng di telinga gue. Gue kaget dan agak sedikit gemeteran.

"Yaa? Eh- oh shiit!!!" ketika gue sadar, ternyata gue udah numpahin satu botol saos ke mangkok mie ayam gue.

"Ya elah Mia.. Kamu kenapa sih sebenernya?" tanya Calum.

Gue menggeleng dan berusaha misahin saos yang udah gue tuangin dari mie ayam favorite gue, ke tampat lain.

"Kamu ga akan bisa pisahin saos sebanyak itu. Beli lagi saja, aku yang traktir" katanya.

Gue mengangguk dan memesan kembali satu mangkok mie ayam. Sambil nunggu mie ayamnya jadi, Calum kembali ngajak ngobrol ke gue.

"Sebenernya kamu kenapa sih? Aku tiga hari gak sekolah aja kamu sedih gini?" dia ngusap dagu gue, mencoba bercanda.

"Kamu ke GR-an diih. Aku gak mikirn kamu Cal, aku mikirin Michael" jawab gue agak sedikit berbisik. Karena gue tau di kantin ini banyak mata-matanya Anna. By the way, tumben Zayn dan Harry gak ada?

"Dia ngapain kamu lagi?!"

"Calum, dia gak ngapa-ngapain aku, aku.. Aku jatuh cinta sama dia"

Calum terkejut dan dia naruh telapak tangannya dikening gue, dia ngecek gue sakit apa kagak.

"Kamu... Gak sakit kan Mi?" Katanya.

Gue memutar bola mata gue, "kagak, aku sepenuhnya sadar, dan yang bikin aku galau adalah... Dia di jodohin, Cal!"

"Whaaat??" Calum menahan teriakannya. "Tapi.. Michael nya sendiri gimana?"

Gue menggeleng. "Dia suka sama aku dan aku gak tau harus gimana, lagian aku juga gak tahu siapa calonnya Mike"

"Berjuanglah Mia.. Aku dukung kamu. Serius deh." Calum berkedip, dan seketika gue ng-blush.

"Cal..."

"Mia, masa sekolah kita tinggal sebentar lagi. Kalau kamu sia-sian, kamu akan menyesal. Berjuanglah bersama-sama dengan Mikey. Temui orang tuanya dan minta restunya"

"Tapi Cal, aku kan bukan mau menikah. Aku masih sekolah dan jalan hidup aku masih belum ketebak.. aku belum siap ketemu ayahnya..." gue menunduk. Ya iya lah gue gak siap, orang ayahnya dia musuh bubuyutan bokap gue.

"Jadi kamu mau gimana sekarang?" tanya Calum sambil mengunyah bubur. Sebenernya gue heran, bubur harusnya sih gak usah di kunyah.

.....

Setelah sekolah selesai, gue sempet ke ruang guru dulu soalnya gue dipanggil sama wali kelas disuruh ngisi formulir 'Rencana Kuliah' yang belum gue isi karena waktu itu gue gak masuk, jadi gue disuruh nyusul ngisinya di ruang guru sekarang juga. Sebenernya gue gak butuh kuliah, karena bokap sendiri udah bilang kalau setelah lulus sekolah gue langsung bakal mimpin perusahaan. Tapi untuk sekedar basa-basi, ya gue isi aja formulir rencana kuliah gue dengan beberapa nama kampus yang gue idamkan sejak dulu.

Gue berjalan keluar ruang guru setelah mengisi formulir tadi. Gak nyangka gue liat Michael berdiri nyandar ditembok pas gue berjalan menjauh dari ruang guru.

"Eh?" sapa gue awkward. Setiap liat mukanya gue selalu terngiang kata-katanya yang bilang kalo dia suka gue.

"Mia, gue nungguin lo" katanya sambil ngedeketin gue.

"Buat apa?"

"Gue mau ngajak lo jalan"

Gue keselek ludah gue sendiri, "Jalan?"

Bad School GirlWhere stories live. Discover now