▶️ 4. Halloween party

1.6K 125 9
                                    


Hari ini adalah hari libur di Wildeous, dan hari sibuk untuk beberapa murid tentunya, kenapa? Yap! Hari ini akan di adakan halloween party di Wildeous, sebenarnya ini sudah menjadi agenda wajib tiap tahunnya sejak sekolah ini berdiri. Semua murid sibuk mempersiapkan costume yang akan mereka gunakan pada saat party malam nanti, tak terkecuali dengan Veranda. Ia kini sedang sibuk membongkar lemarinya untuk mencari custume apa yang akan ia gunakan, ledua tangannya sibuk memilah memilih pakaian yang menggangtung di dalam lemarinya, ia masih terus membongkar dan mengeluarkan semua pakaian yang ia miliki. Kesal karna tak menemukan apapun yang menurutnya bagus untuk ia pakai, Veranda menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang empuk miliknya, matanya menatap langit langit kamarnya.

Cklekk

Pintu kamarnya terbuka, perlahan muncullah wanita yang sangat ia sayangi, yap! Frieska. Ve duduk di tepi ranjangnya dan memanggil mamanya itu dengan manja.

"Mamaa~." Rengeknya, Frieska tersenyum dan menghampiri anak gadis semata wayangnya itu. "Kenapa sayangg?." Frieska melihat pakaian yang berantakan di atas kasur dan lantai. "Astaga! Kamu abis ngapain? Ini baju krnapa berantakan gini? Veranda. Jelasin ke mama." Frieska menghadapkan tubuh Veranda ke arahnya.

"Ma, ini tanggal tigapuluh satu kan?." Frieska mengangguk. "Dan malam ini Ve ada party, tapi ngga tau mau pakai apa." Ve menggembungkan pipinya, Frieska terkekeh geli pada putrinya itu.

"Mama ngapain ketawa gitu?."

"Kalau kamu emang ngga tau mau pakai apa, atau ngga suka sama pakaian kamu kamu kan bisa belanja sayang. Tuh kak Rey lagi di rumah kan? Kamu ajak aja kakak kamu." Veranda tersenyum penuh kemenangan mendengar ucapan mamanya dengan segera ia berlari menuju kamar kakaknya dan berteriak.

"Kak Reyy!!!!." Veranda menggedor pintu kamar kakanya itu. "Veranda, ada apa sih. Kakak lagi tidur kamu gedor gedor gini." Gerutu Rey kesal sambil mengucek kedua matanya sesekali menguap.

"Kak anterin Ve shopping yuk! Ve mau beli dress buat nanti malem, kan di Wildeous ada party. Kakak tau kan? Kakak juga gitu dulu kan? Yuk anterin Ve, ya ya ya?." Pinta Veranda memasang puppy eyesnya, Rey menghela nafasnya dan mengangguk. "Yeayy! Makasih kak!." Ve mencium pipi kanan dan kiri kakaknya itu dan berlari kembali ke kamarnya.

---

Sinar mentari mulai menyinari bumi, suara deru motor dan mobil mewarnai pagi hari di kota yang tak pernah tidur ini, kota yang dibilang keras dan hanya orang kuat yang mampu bertahan. Si sebuah kamar yang bisa di bilang cukup mewah terlihat seorang anak laki laki sedang menyisir rambutnya yang pendek, ia kemudian berjalan ke arah lemarinya dan mengambil sebuah snapbag kemudian melempar lempar benda itu ke atas sambil bersnandung kecil, yap! Keenan. Saat anak anak lain sibuk menyiapkan untuk party nanti malam ia justru akan bermain BMX dengan teman temannya, Keenan menuruni tangga satu persatu dengan bersiul siul, ia melihat adik kecilnya yang sedang duduk menonton acara kartun kesukaannya, ia tersenyum melihat pemandangan di depannya itu. Namun, senyum itu sirna seketika, saat melihat sang ibunda datang mendekati Sinka, ia kembali memasang wajah datarnya dan berusaha setidak perduli mungkin dengan wanita di depannya.

"Kak." Panggi Sinka, Keenan menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Sinka. "Kenapa?."

"Kakak mau kemana?."

"Main BMX, Sinka di rumah aja ya." Sinka mengangguk patuh dan kembali fokus menonton kartun kesukaanya. "Keenan, mau kemana kamu?." Tanya suara baritone itu.

"Main, lagipula apa perduli anda?." Ucapnya dingin dan menatap pria dewasa di hadapannya dengan mata kilat menuh amarah

"Kenapa kamu pergi bermain? Padahal nanti malam di Wildeous akan ada party bukan? Lebih baik kamu pergi ke mall untuk membeli tuxedo atau apapun yang akan kamu gunakan malam nanti." Alex berjalan mendekati Sinka dan istrinya. "Papa harap kamu mau menuruti kemauan papa yang ini, ambil kunci mobil ini. Kamu bisa bermain BMX lain waktu." Alex melemparkan kontak mobil berwarna coklat itu pada Keenan, Keenan menangkapnya dan tampak berfikir sejenak.

I Love my BMX BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang