Sejak kemarin Keenan sedikit mendiamkanku, entahlah apa aku melakukan kesalahan padanya, tapi sepertinya tidak. Tidak ada sesuatu yang salah sepertinya, apa ia kembali pada sifat dinginnya yang dulu, atau memang ia sengaja menjauhiku."Aahh... Verandaa bodoh." Rutukku pada diriku sendiri. "... Kenapa jadi kepikiran manusia kutub es itu?!."
Aku harus mencari tau, tapi.. Dengan cara apa, kalau aku mencari tahu bagaimana jika nanti malah ada gosip yang aneh aneh, yaa bukan apa apa. Tapi bagaimana jika nantinya aku di gosipkan suka sama Keenan? Tapi aku juga nggak bisa terus terusan di diemin gini, biasanya dia selalu ngajakin ngerjain tugas bersama atau pemadatan pelajaran bersama menjelang Ujian Nasional.
"Ve.. Kamu di dalam kan?."
Siapa lagi sih? Ketuk ketuk malem malem gini, aku berjalan membuka pintu sambil mengomel kesal
"Kenapa kak Rey?." Tanyaku malas. "Ck! Itu lo ada yang nyariin di depan. Temen lo katanya, mana di suruh masuk gamau lagi. Temuin gih! Pake acara ganggu telponan gue sama pacar juga." Cecarnya padaku
"Temen? Siapa sih."
"Mana kakak tau Perandaa adeknya kakak yang cantikk, itu kan temen kamu." Jawab Rey mengunyel unyel pipi Veranda. ".. Eh iya ada surat dari mereka, katanya sebelum lo temuin lo harus baca surat ini. Yaudah gue balik ke kamar ya." Ujar kak Rey seraya memberikan surat itu padaku.
Aku menutup pintu kamar dan mulai membuka surat itu, tunggu aku kenal tulisan ini. Tulisan yang seperti cekeran ayam, siapa lagi kalau bukan Keenan. Mau apa sih dia, kemarin nyuekin sekarang segala ngasih surat. Aku membuka surat itu dan mulai membacanya.
Gue tunggu lo di depan gerbang sekolah, gue harap lo dandan dan nggak pake piyama. Frans udah nunggu lo di depan rumah.
Begitulah isi surat tersebut, aku makin mengerutkan keningku. Mau apa sih ini anak malam malam segala ngajak ke sekolah. Dengan berat hati aku mengganti pakaianku dan memoles wajahku dengan make up tipis. Aku berpamitan pada kak Rey, oh iya mama papa dan kak El sedang ke rumah oma, aku dan kak Rey harus jaga rumah. Kebetulan kak Rey sedang dalam masa praktek gitu di kampusnya. Ah masa bodohlah.
Benar saja, Frans sudah menungguku. Ia berjongkok di depan kolam ikan depan rumahku, sebenarnya kalau aku mau aku bisa menjorokkannya ke depan agar ia basah, tapi aku tak sekejam itu.
"Frans."
"Ehh.. Kucing berkokok! Eh kucing berkokok? Apaan deh latah gue." Aku terkekeh mendengar ucapannya.
"Eh bidadari.. Eh Veranda maksudnya. Udah? Yuk!." Ia berjalan lebih dulu meninggalkanku, aku hanya menggelengkan kepalaku dan mengikuti langkahnya.
Setelah kira kira hampir sepuluh meter sampai di depan sekolah Frans menyuruhku untuk berjalan sendiri ke arah gerbang sekolah. Ya aneh sih, gerbang itu tdrlihat lebih terang dari biasanya. Frans beralasan harus pulang karna ia di tugasnya untuk membelikan anjingnya martabak, ck! Mana ada anjing makan martabak. Akhirnya aku menurutinya, aku berjalan sendirian ke arah gerbang sekolah.
Aku bisa mendengar suara bising yang entah berasal dari mana, aku terus berjalan dan berusaha membuang rasa takutku. Aku menghentikan langkahku saat sudah berada di depan gerbang sekolah. Aku mengdarkan pandanganku mencari sosoknya. Keenan, dimana ia sekarang. Apa ini hanya sebuah lelucon?
Aku melihat ada sebuah note yang tertempel pada gerbang sekolah. Tulisan Keenan lagi, mau apa dia.
Masuklah, temui aku di lapangan basket.
Apa apaan ini? Yang benar saja, aku kan takut. Apalagi beberapa hari yang lalu Keenan bercerita tentang hantu sekolah yang ada di lab computer ssekolah, dan sialnya. Lapangan basket harus melewati jalan itu, jalan satunya sedanh ada renovasi dan sulit untuk dibuat jalan. Keenan nyebelin!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my BMX Boy
Teen FictionCinta membutakan segalanya, apa cinta juga bisa membuat seseorang merubah sifatnya untuk orang yang disukai? Davin Keenan Aleandro, seorang siswa sekolah menengah atas yang hobby bermain BMX Jessica Veranda Kyara, siswi sekolah menengah ke atas...