▶️ 24. Kehilangan adalah kemalangan

1.1K 108 67
                                    

Happy reading!
Selamat malam minggu!

***

Veranda duduk di sebelah Vania yang sejak tadi terus menangis, mengapitkan kedua tangannya,

Berdoa agar mobil yang terbakar itu bukan milik anaknya, bukan mobil yang Keenan naiki untuk pergi malam itu.

"Ini cuma mimpii, ini cuma mimpi." Vania terus mengucapkan kata kata itu

"Ini cuma mimpi kan, Ve?" Tanya wanita itu pada Veranda,

Alex sejak tadi terus berjalan mondar - mandir menunggu info terbaru mengenai putranya.

"Astagaa," Alex mendesah lelah dan duduk di sebelah istrinya,

"Permisi," Suara itu menginterupsi Alex juga yang lainnya

Alex bangkit dari duduknya menghampiri petugas polisi itu

"Tim kami menemukan ini," Polisi itu menyodorkan sebuah plastik, di dalamnya terlihat sebuah jam tangan,

"Kami menyimpulkan, jam tangan ini milik korban, karena kami menemukan ini di tempat kejadian." Tukas polisi itu

Veranda mengamati jam tangan itu, sedetik kemudia bibir juga tanganya bergetar, kakinya lemas, tak mampu menopang tubuhnya sendiri

"Ve, lo kenapa?" Tanya Rey yang dengan sigap menangkap tubuh Adiknya yang terhuyung kebelakang

Tangan kanan Veranda menutup mulutnya tak percaya

Jam tangan itu adalah pemberian Veranda untuk Keenan. Veranda yakin itu milik Keenan.

"Nggak.. nggak mungkin," Gumamnya,

"Veranda, kenapa? Ada apa, Ve?" Tanya Alex menatap Veranda

"Korban kecelakaan itu," Veranda menghentikan ucapanya, "Keenan." Lanjutnya.

Membuat Alex membulatkan matanya,

"Jangan bercanda, Veranda!" Ujar Alex tegas

"Maaf Om, tapi ini jam tangan yang Ve beri untuk Keenan. Ve yakinn, Ve nggak salahh." Ujar Veranda dengan suara bergetar.

Mata Veranda benar benar sendu, dadanya terasa sesak. Ia tidak sanggup menerima kenyataan ini,

Kenyataan jika Keenan sudah pergi. Pergi meninggalkannya.

Robek sudah hatinya, seperti tertusuk pedang dengan ujung pilu yang menusuk hingga dasar jantungnya.

Tubuhnya seperti melayang, dalam kepalanya, Keenan terus membayanginya.

Satu satunya yang Ve inginkan adalah pelukan hangat Keenan, sesuatu yang selalu bisa membuatnya merasa tenang.

***

Ve masih menatap sebuah batu nisan bertuliskan nama lelaki yang beberapa bulan terakhir ini selalu membuatnya jatuh cinta pada pesonanya.

"Ve, balik yuk. Udah sore juga." Ajak Rey sambil mengusap bahu Adiknya,

"Veranda mau di sini, Kak. Veranda nggak mau pulangg, kalau Ve pulang Keenan sama siapa?" Kekeh Veranda.

"Ve, jangan gini. Lo pikir dengan begini Keenan senang?" Ujar Rey

"Keenan pasti bakal marahin lo kalau dia tau lo begini!" Suara Rey meninggi, membuat Ve makin terisak dan memeluk makam Keenan

"Maaf, Kakak kelepasan," Ujar Rey menyesal.

"Besok Kak Rey akan nemenin kamu kesini lagi, tapi sekarang kita pulang ya?" Rey mengangkat tubuh adiknya itu

Dengan berat hati Veranda berjalan seiring dengan tangan Rey yang terus menggirin Veranda sampai ke mobil.

I Love my BMX BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang