Veranda menundukkan kepalanya begitu mendengar suara seorang pria yang ia yakini adalah ayah Keenan."Uhm, papa baru pulang?." Tanya Keenan
"Seperti yang kamu lihat, kamu belum jawab siapa gadis ini." Tanya papa. Keenan berjalan kearah Alex dan mengajaknya duduk.
"Ini Veranda, diaa.. Emm.. Pacarnya Keenan, Pa." Kata Keenan.
Ve memberanikan diri mendongakkan kepalanya.
"Lhoh, kamu.. Kamu anaknya Dhika bukan?." Tanya Alex.
"Jadi, om itu papanya Keenan." Tanya Ve juga. Keenan tak mengerti apa maksud ini semua,
"Tunggu, kenapa kalian saling kenal?."
"Keen, Veranda itu anaknya temen SMA papa dulu. Beberapa waktu yang lalu kita makan malam bersama di rumah, tapi kamu nggak ada di rumah." Jelas Alex.
Keenan menganggukkan kepalanya paham. Ia melirik ke arah Veranda dan tersenyum.
"Cantik kan, Pa?." Alex tertawa
"Iya, yasudah kalian lanjutkan saja ya acara kalian. Papa harus istirahat." Ujar Alex yang dibalas anggukan oleh Keenan.
"Kak Verandaaaaa!." Pekik riang seorang gadis, Sinka. Ia berhamburan memeluk Veranda.
"Halo sayangg." Ve mencubit gemas pipi tembem anak itu
"Kok kak Ve jarang main kesini?." Ve melirik Keenan.
"Kan kak Ve kesini kalau kak Keenan ajak, sayang." Ve mengusap rambut Sibka yang sudah duduk di pangkuannya.
"Kalian lapar nggak?." Tanya Keenan.
"Sinka laper?." Tanya Ve, Sinka mengangguk.
"Makan di luar yuk!." Merekapun akhirnya memutuskan untuk pergi berjalan-jalan dan membeli makanan.
***
Siapa yang tak akan bahagia jika melihat kedua malaikatmu tersenyum dan tertawa. Keduanya adalah sumber kebahagiaanku. Aku bersumpah, akan menjaga mereka.
"Kak, Sinka ngantuk. Pulang aja yuk!." Ajak adik kecilku itu sambil mengucek matanya. Aku mensejajarkan tinggiku dengannya, mengusap lembut rambutnya
"Kamu ngantuk? Yaudah pulang aja, yuk kakak gendong." Aku mengangkat tubuhnya dan mendekapnya.
"Ve, balik yuk. Sinka ngantuk." Ujarku, gadis di sampingku itu mengangguk.
Aku meraih tangannya dan menggandengnya, ia menolehkan kepalanya.
"Biar kamu nggak hilang." Ujarku sambil tersenyum. Ia menyandarkan kepalanya di bahuku.
Semyumku terus mengembang, sepanjang jalan menuju mobil aku terus menggenggam tangan Veranda. Sesekali mencium pipinya. Yaa walau Sinka terkadanh terganggu karna aku terus bergerak.
"Makasih ya, udah nemenin aku sama Sinka." Ujarku padanya sebelum ia keluar mobil.
"Sama-sama." Jawabnya. ".. Hati-hati ya di jalan, jangan lupa sampe rumah langsung istirahat." Aku mengangguk.
"Tunggu!." Cegahku.
"Emm selamat malam, mimpi indah ya." Aku tersenyum kikuk.
Cup!
Ia mendaratkan ciumannya di pipi kiriku, aku tercekat dan mematung. Rasanya ribuan kupu-kupu sedang berterbangan di perutku.
"Bye, Keenan!." Ujarnya lalu menutup pintu mobil.
"Udah kali kak, jalan. Masih ngelamun aja yang dicium kak Ve." Aku menoleh kebelakang. Astaga! Sinka.
"Ssst, jangan bilang papa ya. Sini pindah depan, temenin kakak." Aku menepuk kursi samping kemudi. Ia menggeleng dan meletakkan tangan di atas dadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my BMX Boy
Teen FictionCinta membutakan segalanya, apa cinta juga bisa membuat seseorang merubah sifatnya untuk orang yang disukai? Davin Keenan Aleandro, seorang siswa sekolah menengah atas yang hobby bermain BMX Jessica Veranda Kyara, siswi sekolah menengah ke atas...