▶️ 30. Akhir dan awal perjalanan

1.4K 111 38
                                    

Happy reading!

***

Yona menatap ujung sepatu kets yang ia pakai, sejak tadi ia terus menunduk dan memainkan ujung roknya.

"Yona," Panggil seseorang,

Orang itu menghampiri Yona yang duduk di depan ruangan Keenan, ia menjatuhkan pantatnya di samping Yona

"Gue tau, mungkin lo kecewa, dan terdengar nggak adil memang." Ujar orang itu menumpukan tanganya di paha

"Ta- tapi nggak gini juga, Bob. Saat gue udah nyaman sama dia." Ujar Yona dengan suara bergetar

Boby memegang pundak Yona lalu mengusapnya, "Iyaa. Ini nggak adil emang. Tapi, tolong ingat keadaan Keenan saat itu."

Yona menatap tajam ke arah Boby "Jadi maksud lo ini salah gue? Salah gue suka sama Keenan? Iya, Bob!?" Yona menghempaskan tangan Boby di pundaknya

"Nggak gitu! Gue tau, perasaan emang gabisa ditebak!" Ujar Boby dengan sedikit berteriak,

"Tapi, Yona. Lu lupa, Keenan saat itu amnesia! Dia lupa semuanya, bahkan kita semua sahabat dia dari dulu aja lupa, Keenan juga lupa sama Veranda yang notabennya pacarnya." Jelas Boby

Yona terdiam saat mendengar nama Veranda, ia teringat kemarin ia sempat bertemu dengan Veranda di pameran seni. Ia sedikit merasa jahat sekarang, namun tetap saja ia kesal karena Keenan yang seakan mempermainkan perasaanya.

"Please, Yona. Jangan katakan tentang apapun antara lu dan Keenan selama dia amnesia. Tolong, bantu gue." Ujar Boby memohon pada Yona

"Gue usahain, gue permisi." Kata Yona sambil mengaitkan tasnya di pundak sebelah kanan.

**

"Lu tau nggak kemarin pas ada kabar lu meninggal itu si Boby nangis paling kejer." Ujar Frans antusias

"Serius lo?"

"Hooh! Gila keliatan frustasi banget dia, Nan!" Timpal Adam

Keenan tertawa mendengar semua cerita teman temannya. Ia sekarang sudah kembali menjadi Keenan yang dulu.

Boby membuka pintu kamar Keenan, membuat semua orang yang berada di dalam menoleh ke arah pintu

"Hoi, Nan! Apakabar? Udah inget siapa gue?" Tanya Boby dengan melambaikan tangan

"Eh, darimana deh, Bob?" Tanya Keenan

"Dari depan, nyari makan."

Keenan membentuk huruf o dengan mulutnya, "Eh, cewek yang tadi siapa dah? Kok ada di sini?"

"Masa lu ga inget dia? Dia itu-"Kaki Frans diinjak oleh Adam

"Dia, temen gue, Nan! Tadi ikutan jenguk lo gitu abis kerja kelompok soalnya." Jawab Adam

"Hah? Kalian nggak bohongin gue kan?" Tanya Keenan menyelidik

"Nggaklah, mana ada bohongin lu, ye gak? Hahaha." Ujar Boby memberi kode pada yang lain untuk meyakinkan Keenan

*

Sementara itu, Veranda terlihat duduk termenung memegang selembar kertas di tangannya.

"Ve?" Rey Duduk di samping adiknya

Veranda tersadar dan menoleh ke arah Rey, "Kenapa?" Rey hanya menggeleng. Ia tau ada suatu hal yang masih terus menganggu pikiran Veranda

"Kalau lo nggak siap, lo ga perlu ikut ke Manado, lagian gue bisa urusin proyek itu sendiri sekaligus jagain Oma," Kata Rey, pria itu memberi jeda ucapannya memegang kedua bahu adiknya, membuat Ve kini berhadapan dengannya. "Dan lagi, kalau lo belum bisa jauh dari Keenan dan masih cinta dia, lo harusnya nggak pergi gitu aja."

I Love my BMX BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang