Keenan turun dari motornya diikuti oleh Samuel dan Rey. Ia menatap rumah besar di depannya, rumah yang lama tak dihuni. Terlihat dari banyaknya sampah dan dedaunan kering di halaman rumah ini.
"Kalau sampai Veranda kenapa-napa. Gue akan pastiin lo ga akan ketemu dia lagi!." Desis Samuel pada Keenan.
"Bang, sabar! Janga salahin Keenan. Lo juga salah di sini." Ujar Rey. Samuel menghela nafasnya dan melangkah lebih dulu memasuki rumah itu.
Keenan mengikuti El dan Rey, merek mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah. Tiba-tiba secarik kertas jatuh dan menegenai kepala Keenan.
Keenan mengambil kertas itu.
Temukan gadis ini dihalaman belakang
Isi kertas tersebut. Keenan langsung berlari menuju tempat yang diberitahukan tadi.
"Hahahaha! Kalian.. Datang juga." Ujar seorang pria dengan didampingi dua bodyguardnya.
"Brengsek! Mana adik gue?!." Teriak El tak sabar.
"Oww.. Sabar, adik kalian masih aman. Dia ada di sana." Pria itu menunjuk ke arah ruangan yang diyakini Keenan dan yang lainnya adalah gudang.
"Bodoh, kalau itu gudang pasti sangat pengap di dalamnya! Veranda nggak bisa lama dalam ruangan kaya gitu!." Ucap El menarik krah kemeja pria itu
"Oh.. Begitu?."
Tangan El sudah siap melayang mengenai wajah pria itu, namun ia urungkan mengingat melepaskan Veranda lebih utama daripada mengotori tangannya dengan darah milik pria brengsek di hadapannya.
"Lepasin Ve." Ujar Rey datar.
"Silahkan." Pria itu tersenyum
"Segampang itukah?." Tanya Rey tak percaya
"Baiklah, baiklah.. Aku akan melepaskan gadis itu.. Asalkan..."
Semua orang menganga, terlebih Keenan dan Rey. Namun El dengan cepat menyetujuinya dan membuat pria itu tersenyum senang.
****
Keesokan harinya di sekolah, Keenan berjalan santai menuju kelasnya. Ia kembali memasanh wajah dinginnya, tatapan matanya yang tajam membuat siapapun akan minggir jika menghalangi jalannya.
"Bos! Kenapa lo?." Tanya Farish menepuk pundak Keenan.
"Nggak papa." Jawab Keenan datar.
"Nggak mungkin, gue kenal lo dari kecil. Lo lagi ada masalah?." Tanya Farish lagi.
"Gue bilang gue gapapa!." Bentak Keenan dan mempercepat langkahnya.
Farish menganga melihat perubahan sifat Keenan. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil melangkah menuju kelas.
....
"Keen, handphone lo bunti tuh dari tadi." Ujar Frans.
"Iya.. Eh! Dari Veranda nih." Kini Adam menyerahkan ponsel Keenan.
Keenan hanya melirik ponsel itu kemudian mengambilnya.
"Kalian sepertinya punya banyak waktu luang ya?." Ujar Keenan sinis. Ia mengambil ponselnya dan melemparnya ke lantai.
Keenan bangun dari duduknya dan melangkah keluar kelas.
"What the... Keenan kenapa?." Tanya Boby yang baru saja masuk kelas.
"Gatau gue. Lagi ada masalah sama Veranda kayanya." Ujar Farish.
****
Keenan kemana sih, dihubungi dari tadi ngga bisa mulu. Ih, emangnya gatau apa kalau pacarnya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my BMX Boy
Teen FictionCinta membutakan segalanya, apa cinta juga bisa membuat seseorang merubah sifatnya untuk orang yang disukai? Davin Keenan Aleandro, seorang siswa sekolah menengah atas yang hobby bermain BMX Jessica Veranda Kyara, siswi sekolah menengah ke atas...