Veranda memasukkan buku bukunya kedalam tas berwarna putih miliknya, di sampingnya Jeje juga melakukan hal yang sama."Eh, Ve. Nanti mau jalan bareng kita-kita nggak?." Tanya Jeje seraya melangkah menuju pintu kelas
Veranda memegang dagunya dan berfikir, sedetik kemudian ia tersenyum dan mengangguk.
"Kalian, mau pergi? Kemana?." Tanya seorang pria yang tiba-tiba muncul di depan mereka sambil mengunyah permen karet dalam mulutnya.
"Kepo banget lo." Ujar Nabilah
"Tau tuh, dasar!."
"Kamu mau kemana?." Tanya pria itu pada Veranda
Veranda masih diam, bayangan kemarinsaat ia melihat Keenan dengan gadis lain tiba-tiba terputar di otaknya. Ia tak menjawab pertanyaan pria itu, detik kemudian ia tersadar saat Shania memegang dahinya
"Lo sehat, Ve?." Tanya Shania
"Kalau sakit, lo istirahat aja. Gapapa kok." Ujar Jeje
"Ve, kamu belum jawab aku." Ingat Keenan
"Gue balik aja ya, sorry." Ujar Veranda, gadis ini benar-benar sedang tak tertarik dengan Keenan.
Cemburukah?
Veranda melenggangkan kaki jenjangnya menuju luar kelas dan melewati Keenan begitu saja. Keenan mengerutkan keningnya dan menatap sahabt Veranda sambil mengangkat alisnya
"Gue gatau apa-apa. Sumpah, Keen." Jawab Nabilah yang diangguki oleh yang lainnya.
Keenan mengibaskan tangannya di udara dan berlari menyusul Veranda
"Ve, balik bareng aku aja ya." Ujar Keenan menyamakan langkahnya dengan Veranda
"Nggak." Jawab Ve cuek
"Kamu kenapa?." Tanya Keenan mencekal tangan Veranda, Ve masih enggan menjawab
"Kalau ada masalah bilang, biar aku bias intropeksi diri." Ujar Keenan lembut
"Kalau gitu coba kamu intropeksi diri kamu. Kamu tanya ke diri kamu sendiri, apa ada yang salah." Jawab Veranda
"Iya, tapi jangan kaya anak kecil, Ve. Kalau aku salah ak-." Ucapan Keenan terpotong saat ponselnya bordering
Incoming call from Celine
Keenan menekan ikon hijau pada ponselnya dan terus memegang lengan Veranda
"Iya.. hm, nggak.. nanti kakak usahain... duluan aja, kakak masih lama pulangnya... iya.. bye." Tutup Keenan
"Adik baru ya? Celine." Kata Veranda, Keenan mengerutkan keningnya
"Jangan bilang, kalau kamu cemburu?." Tanya Keenan, Veranda tercekat dan mencoba sebiasa mungkin.
"Nggak, jangan PD. Udah ah!." Veranda melepaskan tangan Keenan dari lengannya.
Srett~
Keenan menarik Veranda kedalam dekapannya, gadis itu tenggelam di dada bidang pria tersebut. Keenan mengusap rambut Veranda dengan kasih sayang, mencium puncak kepala Ve dengan lembut
"Jangan ngambek nggak jelas lagi,ya?
Aku selalu berusaha buat ngertiin kamu, aku berusaha jadi apa yang kamu mau. Jadi, tolong bantu aku. Kalau aku salah kamu boleh tegur bahkan marahin aku, tapi jangan diem dan cuekin aku kaya tadi." Jelas Keenan
"Bisa kan, bantuin aku?." Tanya Keenan, Ve mengangguk di dekapan Keenan
"Pulang yuk." Keenan melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan Ve
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my BMX Boy
Teen FictionCinta membutakan segalanya, apa cinta juga bisa membuat seseorang merubah sifatnya untuk orang yang disukai? Davin Keenan Aleandro, seorang siswa sekolah menengah atas yang hobby bermain BMX Jessica Veranda Kyara, siswi sekolah menengah ke atas...