▶️ 2. Mysterious

2.1K 145 7
                                    


Keenan mengerjapkan matanya, silau sang mentari yang membangunkannya mrlalui celah celah gordain. Tubuhnya terasa sakit, ternyata ia tertidur di sofa ruang tengah, pikirannya teringat kejadian kemarin saat ia membentak Sinka, ia segera mencari Sinka di dalam kamarnya tak ada tanda adiknya ada di dalam kamar

"Sinka!." Panggil Keenan mencari Sinka di dalam kamar, ia segera berlari menuruni tangga menuju halaman belakang rumah di sana sudah ada Sinka yang lengkap dengan rok berwarna biru muda dan rompi yang menempel di badannya sebuah dasi kupu kupu terikat rapih di lehernya.

"Dek." Panggil Keenan lirih, Sinka menatap ke arah Keenan dengan takut Keenan melangkah mendekati Sinka yang sedang di suapi oleh bi Surti. "Sini aja bi, biar saya yang nyuapin." Keenan meminta piring yang bi Surti bawa sejak tadi

"Iya den, emm dari tadi non Sinka nggak mau makan, bibi bingung sendiri. Semoga sama den Keenan mau ya." Ucap bi Surti dengan nada jawanya yang kental. "Kalau begitu bibi mau nyetrika dulu ya den, permisi."

Keenan menatap ke arah Sinka yang sedang duduk di kursi ayunan belakang rumah, ia mendudukan bokongnya di kursi ayunan depan Sinka, Sinka tidak berani menatap Keenan ia hanya menatap ke bawah melihat sepatunya yang ia pukul pukulkan.

"Dek, makan ya?." Sinka masih terdiam dan menunduk, tak ada respon dari Sinka, Keenan menghela nafasnya gusar

"Sinka makan ya? Kakak suapin deh. Kalau Sinka nggak makan nanti kamu sakit kan kakak sedih dek." Jelas Keenan menyingkirkan rambut yang menutupi pipi mochi adiknya.

"Tapi kak Keenan nggak sayang sama sinka." Ucap bocah berumur lima tahun itu yang kini sudah menatap ke arah Keenan, Keenan menyunggingkan senyumnya piring yang ia bawa ia letakkan, tangan besarnya menangkup wajah cilik milik Sinka

"Hey, siapa yang bilang begitu? Kakak sayang sama kamu kok, sayang banget. Kakak akan melakukan apapun untuk jagain kamu, maaf ya kemarin kakak marahin kamu, tapi kakak nggak bermaksud gitu kok. Kemarin kakak lagi capek aja makannya kakak nggak bisa nahan emosi kakak. Sinka harus ingat ya kalau kak Keenan sayang banget sama Sinka." Keenan menucit gemas pipi adiknya. "Paham?." Tanyanya, Sinka mengangguk dan langsung memeluk erat tubuh tegap Keenan.

"Sinka juga sayang kakak, love you kak." Ucapnya dalam pelukan Keenan

"Iya, love you much much much and more." Keenan membelai rambut panjang Sinka. "Nah sekarang makan dulu ya!." Sinka mengangguk mantap dan memakan sarapan paginya.

Keenan menyaut jas sekolahnya dari atas kasur, dengan cepat ia mengambil sepatu dan memakainya ya ini sudah hampir terlambat sekolah ia bergegas menuruni tangga dan melihat adiknya yang sudah lengkap dengan tas bergambar frozen sedang menonton TV.

"Sinka? Kok beluk berangkat?." Tanya Keenan sambil memakai jasnya menutupi kemeja dan rompinyang sudah terpasang di badannya. "Pak Toto mana?."

"Sinka mau berangkat di antar kakak."

"Iye den, non sinka dari tadi di tawarin kaga mau mau. Eh maaf den." Ucap Toto menyesal berbicara dengan Keenan menggunakan logat betawi

"Gapapa pak, yaudah yuk sama kakak." Keenan menggenggam tangan mungil Sinka menuju mobil.

Jalanan ibukota lumayan berpihak pada Keenan sepertinya, ya tidak ada kemacetan yang parah menjadikan ia belum terlambat di sekolah walau sudah mengantarkan Sinka ke sekolahnya, ia mengambil tasnya di jok belakang dan melihat sebuah tepak makan berwarna pink yang tertinggal, rupanya itu milik Sinka.

"Yah bekalnya ketinggalan, gimana ya? Apa gue anterin aja? Tapi hari ini gue gamungkin telat lagi." Pikirnya bingung, akhirnya ia memasukkan bekal itu kedalam tasnya. Keenan keluar dari mobil sport berwarna hitam pemberian papanya beberapa hari yang lalu, dan ini pertama kalinya ia memakai mobil itu. Ya Keenan bukannya tidak suka dengan mobilnya, hanya saja ia lebih suka memakai sepedanya.

I Love my BMX BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang