Keenan menghela nafasnya gusar, berkali kali ia menulis pesan lalu ia hapus kembali. Ia harus mengatakan apa pada Ve agar mau menemui Sinka? Haruskah lewat chat, atau secara langsung?"Hhhuh!." Ia menghela nafasnya, lalu mengusap wajahnya.
Frans, dan yang lainnya hanya mengangkat sebelah alisnya melihat sahabatnya tersebut.
"Lo gapapa Keen?." Tanya Adam, Keenan menatap sahabatnya bergantian.
"Gue, gue buat satu janji sama Sinka. Tapi gue ga yakin bisa nurutin." Ucapnya. "Ohh, emanh apaan?." Tanya Frans
"Veranda, Sinka minta gue bawa Ve kerumah buat main sama dia. Lo tau kan gue gabisa nolak kemauan Sinka?."
"Ah ini mah PDKT lewat adik judulnya." Seru Farish, yang di balas tatapan tajam oleh Keenan. "Eh, ampun." Kata Farish ciut.
"Yaudah lo minta Ve aja. Gaberani? Gue yang ngomong deh." Tawar Frans. "Ah kalo elo Ve gabakal dateng yang ada lo minta Ve jalan sama lo kan?! Kalenh krupuk dasar!." Ujar Adam memukul kepala Frans
"Yaudah lo bilang ada sih, kayanya nanti kelasnya Ve ga ada extra, lo ajak aja ke rumah lo buat main sama Sinka. Ingat main sama Sinka bukan lo." Kata Farish.
"Ah, ini mah gue paham. Mesum lo Rish!." Kata Frans menjitak kepala Farish. "Anjir, sok suci banget lo! Raja mesum dasar!." Kelakar Farish yang mmbuat semua murid di kelas menatao ke arah mereka
"Anjir diem! Mulut lo minta di sumpel pake kain pel ya?!." Sulut Frans kesal.
"Udahan woy! Lo pada sama sama mesumnya gausah sok suci!." Keenan bangkit dari duduknya dan keluar kelas
Murid murid mulai berjalan keluar dari kelasnya masing masing, Keenan, dia sudah berdiri di depan kelas Veranda sambil memainkan ponselnya, di telinganya sudah terpasanh sebuah headphone. Ia tak memeperdulikan pandangan pandangan mata yang menatapnya heran,
Veranda mendadak menghentikan langkahnya saat melihat Keenan sudah berdiri di depan kelasnya.
"Adaw! Lo gimana deh, aduh mba perandaa." Pekik Nabilah kesal karna ia menabrak Ve dan membuatnya jatuh. "Eh, emm sorry ya sorry." Jawab Ve membantu Nabilah bangun
"Lagian lo ngapain sih Ve make berhenti mendadak gitu?." Tanya Shania. "Iya tuh, ada siapa sih?." Tanya Jeje sambil melihat ke arah luar melalui jendela
"Anjirlah! Ada pangeran es se-sekolah kita ituu!."
"Siape sik Je? Kaga paham gue." Nabilah menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ah! Waktu kaya gini aja oon lu kumat.. Tuh liat!." Jeje menarik Nabilah melihat ke arah Keenan
"Eh ngapain dia di situ ya?." Tanya Shania. Kini mereka sudah berdiri di balik kaca yang lumayan tinggi itu.
"Gatau." Jawab Jeje dan Nabilah kompak. "Loh, kok ilang? Keenannya kemana?." Tabya Nabilah
"Kalian mau sampe kapan kaya gitu?."
"Yailah bentaran, itu si Keenan ilang." Jawab Jeje. "Eh, itu kaya suara si Keenan... Anjir!." Pekik Shania saat melihat Keenan sudah berdiri di belakang mereka, tentunya dengan wajah datarnya.
"Gue mau pinjem temen lo bentar, boleh? Tenang gue akan pulangin dia ke rumah sampe selamat." Katanya, Keenan menatap ke arah Ve. ".. Ve ikut gue." Keenan menarik Veranda mendekat ke arahnya
"Kita duluan, makasih ya udah minjemjn temennya." Keenan melangkah keluar dengan Ve di sampingnya.
"Je, lo ngijinin Ve sama Keenan?." Tanya Nabilah masih diam tak percaya. "Perasaan gue diem aja Nab."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my BMX Boy
Teen FictionCinta membutakan segalanya, apa cinta juga bisa membuat seseorang merubah sifatnya untuk orang yang disukai? Davin Keenan Aleandro, seorang siswa sekolah menengah atas yang hobby bermain BMX Jessica Veranda Kyara, siswi sekolah menengah ke atas...