Duduk di kantin dengan semangkuk bakso yang sangat pedas sudah menjadi kesukaan Keenan. Yup, pedas adalah rasa kesukaannya, Keenan memasukkan dua sendok sambal ke dalam mangkuknya. Ia dengan lahapnya memakan bukatan bulatan bakso dalam mangkuk."Woy! Makannya biasa aja kali!." Keena menghentikan aktivitas makannya dan menetap tajam ke arah Frans. "Ehe, sorry gue ngagetin ya?." Frans menggaruk tengkuknya yang aak gatal dan duduk di depan Keenan
"Ada apa?." Tanya Keenan singkat.
"Ngga, eh lo udah ketemu anak baru yang gue omongin itu?." Keenan menggeleng. "Kalau gitu sekarang yuk! Gue liatin mana ceweknya."
"Lo ga liat gue lagi makan? Nanti dulu lah, ga sabaran banget kaya emak emak yang liat diskon di mall tau nggak!." Cibir Keenan yang dengan santainya menambahkan empat sendok sambal lagi ke dalam mangkuknya.
"Yaelah gitu banget lo Nan."
"Gilak! Pedes banget." Keenan menggebrak gebrak mejanya sedikit,
"Lah baru sekarang gue denger lo kepedesan. Aduh lo ga beli minum lagi, duh bentar ge beliin ya." Frans bangkit dari duduknya
"Siapapun kasih gue minum astaga." Ucap Keenan megap megap kaya ikan yang di angkat dari air.
"Nih." Sebotol air mineral muncul di depan wajahnya, Keenan segera membuka botol itu dan meminumnya hingga hampir habis. "Makasih ya Frans." Ucap Keenan tanpa melihat siapa yang memberikannya minum
"Nan, nih minum lo." Frans datang menyodorkan air mineral pada Keenan.
"Loh kok lo, terus ini minum siapa?." Frans menggidikkan bahunya. Keenan sedikit mendongakkan kepalanya melihat siapa yang memberikannya minum. "Lo!?." Ucapnya tak percaya.
"Ngapain lo?." Tanya Keenan bangun dari duduknya
"Gilak ya, kalau tau lo yang kepedesan ngga bakal gue ngasih minum gue ke lo!." Teriak Veranda.
"Tunggu, tunggu. Kalian udah saling kenal? Nan, ini murid baru yang ge ceritain itu." Jelaa Frans
"Lo nyuruh gue jatuh cinta sama cewek aneh kaya dia? Denger ya Frans jawaban gue atas pertanyaan lo beberapa hari lalu itu BIG NO!." Ucap Keenan. "Sinting ya lo, nyuruh gue suka sama cewek kaya dia?."
"Dasar cowo gila!." Umpat Ve
"Heh cewek aneh! Jangan ngatain gue gila deh, dasar aneh!." Keenan seperti menyulut api ke minyak tanah. Veranda tak menghiraukan ucapan Keenan, ia terus berjalan menuju kelasnya.
"Nan, cantik kan?." Frans menyedot habis jus jambu bawaannya.
"Gila ya, lo mau gue jatuh cinta sama cewe kaya gitu? Nggak waras lo Frans."
"Kita liat aja nanti, tapi taruhannya tetep jalan ok?." Keenan mengghela nafasnya gusar dan mengangguk
---
Ve menggerutu sebal setelah melemparkan tas sekolahnya di sofa kamarnya, ia menhempaskan tubuhnya pada ranjangnya. Pikirannya melayang pada kejadian tadi saat di kantin sekolah, bisa bisanya ia memberikan air mineralnya pada laki laki yang bernama Keenan itu. Ketukan kamarnya membuatnya terbangun dan duduk di tepi ranjang, rasanya sangat malas sekedar membukakan pintu kamarnya.
"Buka aja ga di kunci kok!." Teriaknya dari dalam kamar, sebuah kepala menyumbul dari balik pintu. Ah, kak Rey ternyata, Ve melirik ke arah kakaknya sekilas, kemudian matanya terarah pada balkon kamarnya. Kini Rey sudah berada di samping Veranda dan mengelus puncak kepala adiknya itu.
"Gimana sekolah kamu?."
"Well, sejauh ini masih baik baik aja. Tapi ya kak, ada orang yang ngeselin banget, kakak inget orang yang aku ceritain nabrak aku tapi nggak minta maaf malah nyelonong pergi gitu aja? Ingat ngga kak?." Rey mengerutkan dahinya, kemudian mengangguk mengerti apa yang Ve maksud. "Laki laki itu ya?." Tanya Rey, Ve mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my BMX Boy
Genç KurguCinta membutakan segalanya, apa cinta juga bisa membuat seseorang merubah sifatnya untuk orang yang disukai? Davin Keenan Aleandro, seorang siswa sekolah menengah atas yang hobby bermain BMX Jessica Veranda Kyara, siswi sekolah menengah ke atas...