Part 8

5.5K 234 1
                                    

Setelah sampai di kelas, Al, Bara, dan Rico pun berlalu menuju tempat duduk mereka masing-masing. Al masih memikirkan bagaimana cara Ale makan, menurutnya itu suatu hal yang lucu dan tanpa ia sadari ia pun senyum-senyum sendiri. Rico yang sadar akan kelakuan aneh Al pun langsung bertanya kepada Al yang masih setia dengan pikirannya itu.

"Heh! Kenapa lo senyum-senyum sendiri??" curiga Rico

"Eh? Engga. Lo salah liat kali." Ucap Al dengan ekspresi datarnya

"Ah masaaa? Mikirin Ale lo ya?" sambung Bara. Tetapi Al hanya menoleh ke belakang lalu kembali lagi ke posisi awalnya dan membaca buku sejarah yang ada di mejanya. Melihat hal tersebut Bara dan Rico pun hanya saling pandang dan mengedikkan bahu acuh

Tiba-tiba Rico berdiri

"Mau kemana?" Tanya Al yang melihat Rico bangun dari bangkunya

"Mau ke Bara bentar." Jawab Rico

Setelah duduk di samping Bara. Rico berbicara kepada Bara dengan berbisik-bisik

"Eh Bar,"

"Apaan?"

"Kayanya Al mulai ada rasa sama Aleya." Ucap Rico mulai bergosip seperti layaknya ibu-ibu

"Terus kenapa?"

"Gue khawatir deh."

Bara pun menaikkan satu alisnya mendengar ucapan Rico "Maksud lo?"

"Gue khawatir Al masih terus-terusan kaya gini."

"Kaya gini gimana maksudnya? Kalo ngomong yang jelas dong!" Ucap Bara yang gemas dengan Rico

"Yeh lonya aja yang kelewat bego! Nih dengerin ye go."

"Sialan!" ucap Bara sambil menoyor kepala Rico

"Jadi gini loh Bara yang begonya kuadrat.. kalo sikap Al masih kaya gini nih masih suka jaim dan masih belom peka sama perasaannya sendiri nanti takutnya Ale malah diambil orang. Gue denger-denger juga katanya Ravi lagi deket sama Ale."

"Oh gitu. Wah update juga lo sama gosip-gosip begituan."

"Ga juga. Gimana kalo kita buat rencana buat Al sama Ale."

"Rencana apaan?"

"Nanti gue kasih tau." Seraya bangkit dari duduknya

"Yehh sok misterius lo kambing."

"Udah bel bego gue mao balik ke tempat duduk gue."

"Yailah tempat duduk deket aja juga. Eh emang udah bel?"

"Udah. Makanya punya kuping dipasang." Bara yang mendengarnya pun hanya mendengus kesal. Perdebatan Bara dan Rico tidak luput dari pandanga Al. Al pun bingung kenapa dia bisa mempunyai sahabat seperti mereka yang rada-rada.

Setelah itu kegiatan KBM pun dimulai.

**

Setelah bel pulang sekolah berbunyi Al segera merapikan buku-bukunya dan segera menuju kelasnya Ale.

Kepala Alfath menyembul dari balik pintu "Masih lama?" Tanyanya

"Engga, sebentar ya Aku piket dulu."

"Iya aku tunggu depan kelas."

"Udah?" Tanya Al begitu melihat Ale keluar dari kelasnya. Ale pun hanya mengangguk. Kemudian mereka berjalan melewati koridor menuju tempat parkir

Saat di dalam perjalanan pulang Al megingat bahwa dia belum menanyakan apakah Ale akan ikut camping atau tidak, lalu dia berpikir untuk menanyakannya sekarang. Dilihatnya Ale sedang memandang keluar jendela.

"Le."

"Ya?" jawab Ale sambil menoleh ke arah Al

"Nanti kamu ikut camping?"

"Aku belom tau, nanti kalo aku ikut ibu gak ada yang bantuin buat beresin rumah kamu." Al pun memandang Ale dengan bingung

"Loh? Kan yang kerja di rumah aku bukan Cuma kamu sama ibu kamu aja, tapi juga banyak pelayan-pelayan lainnya."

"Oh iyaya. Tapi tetep aja aku ga tega ninggalin Ibu. Lalu Tuan dan Nyonya apakah akan mengizinkanku?"

"Nanti biar aku yang izinin kamu."

"Tapi Al-"

" Ga ada tapi-tapian pokoknya kamu ikut." Ucap Al yang tak terbantahkan

"Iya." Ucap Aleya pasrah

Setelah sampai di rumah, Al menemui Suci yaitu Ibunya Ale yang menjadi salah satu pelayan yang ada di rumahnya Al. Sedangkan Ale pergi ke kamarnya lalu mengganti pakaian sekolahnya dan segera mengerjakan perkerjaan yang sudah menaantinya.

"Bi Suci." Panggil Al

"Ya tuan muda?"

"Sekolah kami akan mengadakan camping selama empat hari tiga malam. Apakah bibi mengizinkan Aleya untuk ikut camping tersebut? Saya janji akan menjaga Aleya dengan baik." Suci terlihat berpikir sebentar, ia khawatir dengan putri satu-satunya itu. Tapi kalau dia tidak mengizinkan dia merasa tidak enak dengan Alfath.

"Baiklah tidak apa." Suci mengizinkan Aleya untuk ikut karena dia sedikit tenang mengingat bahwa Alfath akan menjaga putrinya itu.

"Terimakasih bi."

"Sama-sama tuan muda."

"Bi tolong buatkan saya jus Alpukat ya."

"Baik."

Entah mengapa Al ingin sekali Ale ikut camping. Ia ingin bersama Ale. Al juga sampai meminta izin kepada Suci agar mengizinkan Ale untuk mengikuti camping. Bahkan ia sampai berjanji kepada Suci akan menjaga Ale dengan baik. Padahal logikanya berkata untuk apa ia menjaga Ale, lagi pula Ale sudah besar dan dia juga bukan siapa-siapa Ale jadi kalau dipikir-pikir untuk apa ia sampai berjanji seperti itu?

Tetapi hatinya tak sejalan dengan logikanya. Yang hatinya mau adalah ia mau Ale terus bersamanya, terus di dekatnya, terus berada di sampingnya. Ia juga ingin terus menjaga Ale dan melindunginya dari apapun. Bahkan saat ia berjanji kepada Suci tiba-tiba saja kalimat itu yang terlontar dari mulutnya. Al pun bingung dengan dirinya sendiri.

Di lain tempat Bara dan Rico sedang membicarakan tentang rencana yang akan mereka lakukan untuk Al dan Ale. Sebelum memulai rencana itu mereka harus memastikan suatu hal dulu kepada seseorang, agar rencana yang sudah mereka siapkan berjalan dengan lancar dan terkendali.

Mereka pun bergegas menuju rumah orang itu. Setelah sampai pemilik rumah pun mempersilakan mereka untuk masuk. Lalu Bara dan Rico pun memulai membuka pembicaraan dengan menanyakan suatu hal yang membuat orang tesebut tertawa terpingkal-pingkal. Bara dan Rico yang melihat hal tersebut kebingungan. Menurut mereka tidak ada yang lucu dari pertanyaan yang mereka tanyakan kepada orang tersebut. Tapi kenapa dia tertawa sampai seperti itu?

Kemudian setelah tawanya mereda Bara dan Rico langsung menanyakan kepada orang itu kenapa dia sampai tertawa. Lalu orang tersebut menjelaskan alasannya yang membuat Bara dan Rico ber 'ohhh' ria. Setelah memastikan hal tersebut Bara dan Rico meminta bantuan kepada orang itu untuk terlibat ke dalam rencana yang sudah mereka siapkan. Mereka meminta tolong kepada orang tersebut untuk membantu kelancaran rencana mereka.

Bara dan Rico pun menjelaskan rencana yang sudah mereka siapkan dan memberi tahu apa saja yang harus dilakukan orang tersebut. Kemudian orang itu bertanya kenapa Bara dan Rico merencanakan hal itu. Lalu Bara dan Rico pun menjelaskan alasan mereka. Orang itu hanya manggut-manggut saja mendengar penjelasan yang disampaikan oleh Bara dan Rico. Setelah semuanya jelas mereka pun pamit pulang.

"Gue sama Bara pulang dulu ya. Thanks udah mau bantuin kita."

"ho'oh sama-sama."

Terlambat? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang