part 22

3.9K 169 4
                                    

Author POV

“Jadi, apa keputusan kamu sayang?” Tanya Lusi

Saat ini Alvaro, Lusi dan juga Alfath sedang duduk di ruang keluarga untuk membicarakan keputusan apa yang akan diambil Al perihal Cindy.

Al sudah tau jawaban apa yang akan ia berikan, tindakan apa yang akan ia lakukan, serta konsekuensi apa yang akan ia terima setelah ini.

Membuat suatu keputusan bukanlah hal yang mudah, apalagi menyangkut banyak orang Al paham itu. Jadi Al memutuskan untuk memenuhi permintaan Cindy.

“Al akan memenuhi permintaan Cindy bun,”

“Kamu yakin dengan pilihamu?”

“Aku yakin yah,”

“Lalu bagaimana dengan hubunganmu dengan Aleya, sayang? Kau sudah membicarakannya dengan Aleya kan?”

“Belum bun,”

“Jadi kamu mengambil keputusan ini secara sepihak?”

“Bisa dibilang begitu, tapi pasti aku nanti akan bicara dengan Aleya.”

“Baiklah, nanti  bunda akan memberi tahu tante Maura.”

“Aku ke kamar dulu bun, yah. Selamat malam.”

“Selamat malam sayang,”

Dengan langkah gontai, Al berjalan ke kamarnya. Di dalam kamar ia hanya merenung, memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi.

1. Aleya akan menunggunya

2. Aleya akan pergi meninggalkannya

“Arrgghh mati aje sono lo Cin!” Teriak Al frustasi

Sebenarnya ia masih tidak yakin dengan keputusannya, ia takut terjebak dengan permainan yang ia buat sendiri nantinya. Mari kita lihat bagaimana akhir dari kisah ini~

***

Masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya, semua kembali beraktivitas seperti biasa. Berkutat kembali dengan masalah-masalah yang sudah menanti. Berharap hari ini lebih baik daripada hari kemarin.

Pagi ini, awal dimana semuanya bermula.

“Nanti istirahat kedua, temui aku di taman belakang ya.”

“Mau ngapain emang?”

“Gamau ngapa-ngapain, cuma mau ngomongin sesuatu aja sama kamu.”

“Kenapa di taman?”

“Gapapa, udah sana masuk.”

“Yaudah aku masuk ya,”

“Iya.”

Kelas 12 IPA 1

“Haii sayang!” Semua mata tertuju kearah sumber suara, termasuk Alfath yang baru saja duduk di bangkunya

Gadis itu berjalan dengan riang menuju meja seseorang sambil membawa kotak makan, seluruh pandangan berpusat digadis itu.

“Haiii Al! Aku bawain kamu sarapan nih!”

“Kurang kerjaan. Balik sana!”

“Iya sayang, nanti dimakan ya. Aku ke kelas dulu, byee!” Ucapnya yang diakhiri dengan memberi kecupan di pipi sebelah kiri Al. Al yang kaget dengan apa yang dilakukan Cindy mencoba mati-matian untuk menahan emosinya. Rahangnya mengeras menatap kepergian Cindy. Sekarang semua pasang mata tertuju kepada Alfath. Hening. Hingga...

“Astaga!!” Pekik salah satu murid yang baru tersadar dari kekagetannya

Rico dan Bara menatap Al dengan tajam, seakan mengerti Al langsung berkata “Nanti gue jelasin.”

Terlambat? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang