Selama dua minggu ini Al mencoba untuk bertahan di dekat Cindy, sebenarnya ia jengah dengan semua ini. Berada dekat dengan seseorang yang kau benci, bahkan melihatnya saja sebenarnya kau tidak sudi itu bukanlah hal yang mudah.
Hari ini, hari terakhir ujian nasional. Semuanya berusaha melakukan yang terbaik. Berusaha menjawab soal-soal yang terpampang di hadapan mereka dengan benar. Berharap jawaban yang mereka pilih adalah jawaban yang tepat.
..
.
Minggu pagi ini Naina dan Della jogging bersama. Tanpa disengaja mereka bertemu dengan Cindy yang sedang duduk di bangku taman. Sepertinya dia sedang istirahat. Naina dan Della berlari menghampiri Cindy.
“Haii Cin! Jogging juga lo?” Sapa Della dengan riang
“Ngapain lo pada? Tumben ga sama temen kampungan lo itu.”
“Siapa? Si udik?” Cindy kaget mendengar panggilan Naina kepada Aleya
“Temen sendiri dikatain haha.” Ucap Cindy sarkas
“Temen? pura-pura temen kali.”
“Maksud lo?” tanya Cindy sambil menaikkan sebelah alisnya
“Kemaren-kemaren itu gue sama Naina cuma pura-pura baik sama dia, ya biar bisa deket sama cowok-cowok itu.”
“Lagian mana mau sih gue sama Naina punya temen kampungan gitu.”
“Iya malu-maluin aja.”
“Jadi?”
“Gue mau kita temenan lagi Cin kaya dulu, tapi kalo di depan mereka kita tetep kaya orang musuhan.”
“Kenapa emang?”
“Mereka itu mau ngerencanain sesuatu buat lo, makanya sebelom gue sama Della tau rencana apa yang bakal mereka lakuin kita tetep kaya orang musuhan aja.”
“Rencanain apaan sih emang?”
“Yang jelas mereka mau nyelidikkin soal penyakit lo.”
“kalian tau soal penyakit gue?”
“Taulah. Emang lo seriusan sakit? Kok lo ga dikemo?”
“Iya gue emang sakit beneran, gue ga kemo tapi terapi. Selidikkin aja lagian gue sakit beneran.”
“Oh gitu.. yaudah yuk jogging lagi. Lo masih kuat kan Cin?”
“Kuatlah.”
***
Sudah hampir satu bulan Cindy, Naina, dan Adella berteman secara sembunyi-sembunyi. Selama itu juga hubungan Aleya dan Alfath makin memburuk.
Beberapa hari yang lalu hasil ujian nasional sudah diberikan. Seluruh murid SMA Alfurist lulus 100%.
Aleya selalu menghindari Alfath, ketika mereka tak sengaja bertemu, Alfath ingin sekali berbica kepada Aleya tetapi Aleya malah menghindarinya. Di rumah pun sama. Bahkan kemarin-kemarin mereka berangkat sekolah masing-masing. Aleya bangun pagi-pagi sekali agar ketika Alfath mengajaknya berangkat bersama dia sudah berangkat lebih dulu.
Malam ini Aleya bersama ibunya menemui Alvaro dan Lusi yang ada di ruang keluarga. Mereka sedang menonton tv bersama, disana juga ada Alfath. Sejenak mata Aleya bertemu dengan mata hitam legam milik Alfath. Alfath menatapnya dengan sendu, Aleya buru-buru membuang pandangannya kearah lain.
“Tuan, nyonya ada yang ingin saya bicarakan.”
“Ada apa Suci?”
“Begini tuan, nyonya besok saya dan Aleya akan kembali ke kampung.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat? ( Completed )
Novela Juvenil"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Jangan berjanji jika kau tidak bisa menepatinya. Jangan pikirkan aku, kembalilah jika hatimu memang masih untukku."