Setelah Al meninggalkan Cindy tadi, Al memutuskan untuk kembali kekelasnya karena ia tidak mau bolos hanya karena seorang Cindy. Lagi pula pasti Cindy sudah tidak dikelasnya lagi pikir Al.
Setelah Al duduk Rico dan Bara langsung menghampirinya
"Gila ya Cindy, Berani-beraninya ngomong kaya gitu." ucap Rico
Al hanya mengedikkan bahunya acuh
"Lagi kambuh kali stressnya hahaha.. Kasian Aleya, gak seharusnya dia dapet perlakuan kaya gitu." Ucap Bara.
Mendengar ucapan Bara raut muka Al langsung berubah. Ia jadi kembali merasa bersalah kepada Ale.
"Selamat pagi anak-anak." Ucap pak Nico
"Pagi pak." Ucap mereka serempak
Obrolan mereka pun terhenti karena waktu KBM sudah dimulai. Pelajaran pertama diawali dengan matematika
**
Hari-hari selanjutnya keadaan sekolah masih sama. Semua murid-murid SMA Alfurist masih sering menghina Ale bahkan berkata yang tidak-tidak. Tidak jarang ada yang mengerjai Ale. Tak terkecuali teman-teman satu kelasnya.
Ale sudah cukup terbiasa dengan perkataan-perkataan yang terlontar dari setiap mulut orang-orang yang tidak menyukainya. Ia juga sering mendapatkan perlakuan-perlakuan yang tidak baik.
Seperti teman-teman kelasnya yang memintanya mengerjakan PR mereka, menyembunyikan baju olahraganya, memberantakkan isi tasnya, merobek buku-bukunya, menyelengkatnya saat ia sedang berjalan, menarik kursinya saat ia hendak duduk dan masih banyak lagi perlakuan-perlakuan buruk yang diterima Ale. Setelah melakukan itu mereka pasti akan menertawakan Ale.
Ale tidak pernah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak guru, karena dia tidak ingin menambah masalah di sekolah itu. Dia hanya ingin menuntut ilmu dengan tenang, bukan seperti yang dia alami saat ini.
Jika saja dia tau kejadiannya akan seperti ini dia tidak akan mau pindah ke Jakarta dan bersekolah di sekolah seperti ini. Lebih baik dia di kampung bersama sahabat-sahabatnya. Tapi kalau ia tidak pindah ke Jakarta dia tidak akan bertemu dengan Al.
Semakin hari hubungan Al dan Aleya semakin dekat. Tak jarang mereka terlihat bersama. Saat sedang bersama Al Ale merasa aman karena tidak ada yang membullynya. Bukan maksud Ale untuk memanfaatkan keberadaan Al tapi dia beruntung karena Al berada di dekatnya.
"Mau makan apa?" Tanya Al
"Apku samain sama kamu aja." Jawab Ale
"Bu nasi gorengnya dua sama teh manisnya juga dua," ucap Al kepada ibu kantin
Saat ini Al dan Ale sedang makan bersama di kantin. Ale tidak peduli dengan tatapan-tatapan sinis yang ditujukan untuk dirinya. Ia tau kenapa ia mendapatkan tatapan itu, siapa lagi kalau bukan karena Al.
Sebenarnya sudah ratusan orang yang membullynya dan 90% dari yang membullynya itu pasti akan bilang "Jangan pernah lo deket-deket sama Al!" pasti selalu itu kalimat yang terucap dari mulut mereka. Tapi ia tidak peduli, ia hanya nyaman saat berada di dekat Al. walaupun ia tau konsekuensi yang akan ia dapatkan jika ia terus bersama Al.
Al dan Ale masih belum menyadari perasaan mereka. Hanya sekedar nyaman dan ingin saling melindungi juga menjaga atau lebih dari itu?
**
Pagi ini masih sama seperti pagi-pagi sebelumya. Ale dengan rutinitasnya sendiri dan begitu pun dengan Al. lalu, setelah selesai dengan rutinitasnya masing-masing, mereka akan berangkat ke sekolah bersama seperti biasanya. Setelah turun dari mobil, Al mengantar Ale ke kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat? ( Completed )
أدب المراهقين"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Jangan berjanji jika kau tidak bisa menepatinya. Jangan pikirkan aku, kembalilah jika hatimu memang masih untukku."