part 9

5.4K 238 4
                                    

Pagi yang cerah dihari minggu ini. Setelah selesai membuat sarapan untuk keluarga Raharjo, Ale dan pelayan-pelayan di rumah itu menyajikan makanan yang sudah disiapkan sebelumnya. Saat menyajikan makanan tersebut, terlihat Alvaro dan Lusi yang sedang berjalan dari kamar mereka yang berada di lantai satu menuju meja makan.

Setelah Alvaro dan Lusi sampai di meja makan mereka langsung duduk di kursi masing-masing. Melihat putranya belum ada di meja makan Lusi pun meminta Aleya untuk membangunkannya. karena biasanya kalau hari minggu Al akan tidur sampai siang, sampai ada yang membangunkannya.

Jangan berpikir bahwa membangunkan Al itu merupakan perkara yang mudah. Jika kalian berpikir seperti itu maka kalian salah besar. Alfath tipe orang yang kalau sudah tidur seperti orang pingsan. Tapi walau begitu Al tidak pernah meninggalkan kewajibannya salah satunya untuk sholat subuh.

Setelah mendapatkan perintah dari Lusi Ale pun bergegas menuju kamar Al yang terletak di lantai dua. Setelah sampai di depan pintu kamar Al, Ale mengetuk pintu tersebut beberapa kali. Karena tidak ada jawaban dari dalam akhirnya Ale membuka pintu tersebut dan ternyata tidak dikunci.

Ale melihat Al sedang bergulung di dalam selimutnya, Ale pun mendekat kepada Al. dilihatnya wajah polos Al saat tertidur betapa tampannya wajah tersebut, wajahnya sangat tenang dan membuat Ale yang melihatnya tersenyum.

Ale mengguncang tubuh Al perlahan dan berusaha memanggilnya.

"Tuan muda bangun ini sudah pagi. Anda sudah ditunggu oleh nyonya dan Tuan besar untuk sarapan bersama."

"Tuan mudaa," panggilnya lagi

"Tuan muda ayo bangun ini sudah pagi."

"Tuan muda ayo bangun!" Ucap Ale sambil menyibak selimut yang masih menggulung tubuh Al. karena Al sangat susah untuk dibangunkan akhirnya ia memutuskan untuk berteriak di telinga Alfath

"TUAN MUDAAA AYOO BANGUNN!!" Teriak Ale tepat di telinga Al. mendengar teriakan dari Aleya, Al langsung bangkit dari tidurnya dengan mata yang membulat sempurna juga memerah dan dengan muka bantalnya.

"Astagaaaa sedang apa kau di kamarku?! Kenapa wajahmu dekat sekali dengan wajahku?!" Tanya Al terkejut menyadari wajah mereka yang hanya berjarak beberapa centi saja

Ale pun baru menyadari bahwa posisinya sangat dekat dengan Al. Al duduk di tempat tidurnya dan tubuh Ale condong ke Al karena tadi berteriak di telinga Al. karena Al yang duduk dengan tiba-tiba dan Ale yang masih memperhatikan muka bantal Alfath jadi Aleya belum sempat berdiri tegak ia hanya memundurkan badannya sedikit.
Mengingat hal tersebut Ale pun langsung bangkit dan berdiri tegak. Tak dapat dipungkiri semburat merah muncul di kedua pipinya. Ale pun segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Melihat hal tersebut Al tersenyum kecil lucu-pikir Al.

"Tuan dan Nyonya besar sudah menunggu Anda di meja makan untuk sarapan bersama." Ucap Ale yang masih melihat ke arah lain

"Apakah sopan jika seseorang sedang berbicara padamu tapi kau malah melihat yang lain? Apa kau sedang berbicara dengan tembok?" goda Al. mendengar ucapan Al, Ale pun langsung menoleh ke arah Al

"Maaf Tuan muda. Anda sudah di tunggu di bawah."

"Baik aku akan segera turun."

"Kalau begitu saya permisi dulu Tuan muda."

"Silakan."

Ale pun keluar dari kamar Al. Dia bingung dengan sifat Al, terkadang Al menjadi seseorang yang begitu manis, terkadang juga dia menjadi seorang yang pemaksa dan saat ini dia menjadi seorang yang menjengkelkan. Tapi mengingat kejadian tadi Ale jadi malu sendiri dan dia pun tertawa sendiri mengingat muka terkejut Al saat mendapati bahwa Ale berada di kamarnya dan dengan jarak yang sedekat itu dari wajah Al.

Terlambat? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang