PART 2

8.7K 424 6
                                    

Author POV

Pagi-pagi buta semua pelayan yang ada di rumah itu sudah terbangun, termasuk aleya. Mereka semua menyiapkan segalanya. Sebelum pemilik rumah terbangun, mereka membersihkan rumah itu dan menyiapkan sarapan.

Setelah semua siap, tak lama pemilik rumah pun keluar dari kamar mereka termasuk alfath. Aleya membawakan makanan kemeja makan bersama Ibunya dan juga Mira. Mereka membungkuk sebagai tanda hormat.

"Selamat pagi tuan, nyonya, dan tuan muda." Ucap Mira

"Selamat pagi." Ucap tuan dan nyonya itu, tetapi Alfath hanya diam.

"Tuan, ini kakak saya yang kemarin lusa saya bicarakan kepada tuan dan nyonya." Ucap Mira memperkenalkan Aleya dan Suci

"Oh begitu. Selamat datang di rumah kami, semoga kalian betah bekerja di sini." Ucap Alvaro, ayah Alfath seraya tersenyum kepada Aleya dan ibunya

"Terimakasih tuan dan nyonya sudah mengizinkan saya dan anak saya untuk tinggal dan bekerja di sini."

"Ya sama-sama. Siapa namamu?" Tanya Lusi ibunya Alfath seraya tersenyum menatap Aleya

"Aleya nyonya." Jawab Aleya

"Anak manis. Kamu sudah mendaftar sekolah di sini?"

"Belum nyonya." Jawab Aleya

"Kalau begitu nanti kamu sekolah di sekolahnya Alfath saja, biar kami yang membiayai semua keperluanmu."

"Ah tidak perlu nyonya, nanti saya akan mencari sekolah yang biasa saja. Sekolah tuan Alfath pasti sekolah yang bagus." Tolak Aleya secara halus

"Tidak apa-apa Aleya. Kami senang bisa membantu."

"Baiklah. Terimakasih tuan dan nyonya."

"Kamu bisa bersekolah mulai besok."

"Baik. Terimakasih. Kami permisi ke belakang dulu."

Aleya sangat senang bisa bersekolah di sekolah Alfath. Tetapi dia khawatir tidak bisa bergaul di sekolah tersebut. Dan adakah orang yang ingin berteman dengan gadis kampung seperti dia? Sedangkan Alfath, tanpa dia sadari saat dia sedang mendengarkan percakapan kedua orang tuanya dengan Aleya, dia tersenyum saat tahu Aleya akan bersekolah di sekolah yang sama dengannya.

Alfath pun berangkat menuju sekolahnya. Sedangkan Aleya, dia kembali bekerja. Sesampainya Alfath di sekolah, dirinya langsung disambut oleh sapaan siswi-siswi yang mengagumi dirinya.

"Pagi ka Alfath."

"Ka Alfath makin ganteng aja nih."

"Eh eh itu ada ka Alfath udah dateng."

"Anjir ganteng banget."

"Wah cowok gue udah dateng."

"Hai Alfath."

Masih banyak lagi suara-suara yang menyapa atau membicarakannya. Tapi yang menjadi topic pembicaraan hanya diam dan tidak menanggapi. Alfath terus berjalan di koridor sekolahnya hingga sampai di kelasnya 12 ipa 1. 12 ipa 1 merupakan kelas unggulan di SMA Alfurist, hanya orang-orang yang cerdas yang bias masuk di kelas tersebut. Sebagian besar murid-murid di kelas tersebut merupakan orang-orang terpandang. Mereka tidak sekedar terpandang tetapi juga cerdas.



TBC

Jangan lupa vote dan commentnya ya. Makasih
Semoga kalian suka sama ceritanya.

Terlambat? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang