Setelah puas berkeliling di sekitaran area camping, mereka pun kembali untuk membangun tenda untuk masing-masing kelompok.
"Woy udik, Sini lo! Cepetan buat tendanya! Ntar keburu malem!" teriak Cindy kepada Aleya yang baru saja tiba bersama dengan Intan. Ale segera menghampiri Cindy, Naina, dan Della. Sedangkan Intan menghampiri kelompoknya.
"Ayo kita buat sama-sama." Ucap Ale semangat
"Bukan kita. Tapi lo yang buat!" ucap Della
"Loh ko aku buatnya sendiri?" Tanya Aleya bingung
"Mau ngebantah?!" bentak Naina
"Eng..engga kok."
"Yaudah buruan!"
"Iya."
Ravi yang berada tidak jauh dari Ale dan melihat Ale yang kesulitan membuat tenda seorang diri akhirnya memutuskan untuk menghampiri Ale dan membantunya.
"Hai!"
"Eh Ravi. Kamu ngapain di sini? Kok ga buat tenda?"
"Udah tadi. Lo kok buatnya sendiri? Yang lain mana?"
"Itu di sana." Tunjuk Ale kepada tiga orang wanita yang sedang berada di bawah pohon sambil berfoto
"Ck. Yaudah sini gue bantuin."
"Emangnya gapapa?"
"Yailah seloo dari pada gak selesai. Ntar lo diomelin sama tiga nenek lampir."
"Hush! Kamu ngomongnya sembarangan yaa nanti mereka denger loh."
"Udah ayo ntar ga selesai." Ucap Ravi sambil mencubit hidung Ale
"Aww.. sakit tau. Tapi makasih ya Ravi udah mau bantu aku."
"Iya sama-sama cantik." Mendengar ucapan Ravi pipi Ale merah padam
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras menandakan bahwa ia sedang emosi. Emosi melihat orang lain bisa sedekat itu dengan Ale. Bercanda, mengobrol, tertawa bersama sedangkan dirinya? Hanya bisa memandangi kebahagiaan mereka. Perasaan apakah yang sedang hinggap di hatinya saat ini?
"Woy Al! ngapain lo? Ngintipin Ale sama Ravi ya?" ucap Rico mengagetkan Al
"Engga." Jawabnya dengan ekspresi datar miliknya itu
"Udah kepergok juga masih aja ngeles. Ckck." ucap Bara
"Belom sadar juga?" Tanya Rico yang membuat Al bingung
"Maksud lo?." Jawab Al dan Rico hanya memutar bola matanya malas. Kok Al jadi bolot gini ye?- Batin Rico
"Nih deng-"
"Pahami dulu apa mau hati lo. Sebelom lo mengharapkan orang lain buat memahami hati lo. Jangan sampe lo nyesel gara-gara lo terlambat memahami hati lo sendiri." Ucap Bara memotong ucapan Rico yang membuat Al dan Rico melongo karena ucapannya itu. Karena tidak biasanya Bara berbicara bijak seperti itu.
"Buahahahahahahahaha. Aslayy dah ... Bara Teguh wkwkwk ..." Tawa Rico pecah seketika sedangkan Al sedang berpikir apa maksud kalimat yang dilontarkan sahabatnya itu.
"Ah elumah kan tadi gue udah keren Ric eh lo ancurin gitu aja sama suara ketawa lo yang sumbang itu." Ucap Bara dengan mimik muka yang dibuat sedih
"Hahaha maaf sayang.. yaudah yuk kita ke tenda aja." Ucap Rico sambil merangkul Bara. Al pun menatap mereka berdua dengan horror dan ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabat-sahabatnya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat? ( Completed )
Teen Fiction"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Jangan berjanji jika kau tidak bisa menepatinya. Jangan pikirkan aku, kembalilah jika hatimu memang masih untukku."