Part 4

7.4K 320 3
                                    

Alfath POV

Akhirnya istirahat juga. Laper banget gila. Saat aku sedang berjalan menuju kantin tiba-tiba ada yang menepuk pundakku.

"Woy Al! cieee tadi lo berangkat bareng siapa tuhh?" Ucap Bara

"Siapa?" Ucapku pura-pura tidak tahu

"Gausah pura-pura gak tau deh lo. Satu sekolah ngomongin lo sama cewek itu tau" Ucap Rico

"Tumben lo deket-deket ama cewek. Biasanya juga langsung kabur." ucap Bara

"Oh Aleya, dia anak pelayan di rumah gue."

"APAA?" Ucap Rico dan Bara berbarengan. Uh telingaku bisa rusak kalau caranya seperti ini

"Serius Al? kok cakep banget sih?" Ucap Rico

"Kenalin bisa kali Al." Ucap Bara

"Iya." Jawabku kemudian meninggalkan mereka berdua menuju kantin

Saat sampai di kantin aku seperti melihat Ale sedang bersama Ravi, temanku di kelas 12 IPA 3. Karena kelas kami berdekatan makanya aku bisa berteman dengan dia, dulu aku, Rico, Bara dan Ravi cukup dekat sampai suatu peristiwa terjadi, yang membuat aku dan Ravi tidak sedekat dulu. Ravi juga sudah menjelaskannya padaku. Dan aku sudah memaafkannya walaupun belum sepenuhnya dan aku masih belum bisa melupakan hal itu. Kurasa Ravi sudah melupakan hal itu.

Tunggu! Kalau Ale bisa bersama Ravi berarti dia masuk kelas 12 IPA 3 dong?

"Alfath!" Aku menoleh dan yang memanggilku adalah Ravi

"Hoyyy Al sini makan bareng!" Tawarnya. Kulihat Ale cukup terkejut sewaktu Ravi mengajakku makan bersamanya. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Akupun berjalan kearahnya.

"Kenalin Al ini Ale murid baru di kelas gue, Ale ini Al temen gue." Ravi memperkenalkan Aleya kepadaku. Kemudian Ale mengulurkan tangannya, aku tidak berniat untuk membalas uluran tangannya. Tapi Ravi malah menarik tanganku sehingga sekarang aku dan Ale berjabat tangan. Saat sedang menjabat tangannya serasa ada getaran yang aneh, Entahlah aku tidak mengerti.

"Aleya." Ucap Ale

"Alfath." Ucapku

"Gue mau pesen makan dulu." Pamitku, kemudian aku berjalan dan memesan mie ayam dan es teh kepada mang Udin salah satu penjual di kantinku.

Aleya POV

Sekarang aku sedang di kantin bersama Ravi. Tadi dia mengajakku, awalnya aku tidak mau karena pasti makanan di sini mahal jadi lebih baik aku makan di rumah saja ketika pulang nanti. Tapi, dia memaksaku dia bilang dia ingin mentraktirku sebagai salam perkenalan kami, yasudahlah kalau begitu. Rezeki tidak boleh ditolak kan? Lagi pula aku sudah cukup lapar sekarang.

Tiba-tiba Ravi berteriak memanggil seseorang yang bernama Alfath. Apakah Alfath yang dimaksud Ravi adalah Alfath tuan mudaku? Atau di sekolah ini banyak murid yang bernama Alfath? Mungkin saja kan? Saat aku menoleh, yang kudapati adalah Alfath tuan mudaku bukan Alfath Alfath yang lain. Aku terkejut saat melihat Alfath, sepertinya semua orang mengenalnya sampai Ravi yang beda kelas dengannya pun kenal dengannya.

Alfath kemudian berjalan ke mejaku dan Ravi. saat dia duduk di bangku sebelahku kurasakan banyak pasang mata yang memperhatikan kami. Memang sebelum Al datang tadi aku juga sudah merasa bahwa aku dan Ravi menjadi pusat perhatian di kantin dan terlebih saat Al datang tatapan mereka semakin tajam terhadapku.
Dan ternyata Al dan Ravi berteman.

Ravi memperkenalkan aku kepada Al begitu pun sebaliknya. Aku menjulurkan tanganku berpura-pura tidak mengenal Al. tapi sepertinya Al tidak mau membalas uluranku. Tetapi Ravi malah menarik tangan Al dan alhasil kami pun berjabat tangan sekarang. Terasa ada sesuatu yang aneh saat Al menjabat tanganku tadi.

Sekarang aku mulai membiasakan diriku untuk memanggilnya Al kecuali kalau kami sedang di rumah, maksudku rumahnya, aku akan tetap memanggil dia tuan muda.
Kemudian Al kembali ke meja kami sambil membawa es teh dan juga mie ayam.

Kulihat dari tatapan Al ke ravi sepertinya pernah ada masalah diantara mereka. Sejauh yang kulihat Ravi pribadi yang baik walupun sedikit usil. Ravi dan Al sesekali berbincang. Setelah kuamati Ravi ternyata cukup banyak bicara dan Al dia sangat irit dalam bicara, karena dari tadi hanya Ravi yang terus bicara
Kemudian Al bangkit dari tempat duduknya.

"Gue duluan Rav." Pamitnya kepada Ravi

"Oke bro." Ucap Ravi

Tak lama setelah kepergian Al, bel masuk pun berbunyi. Aku dan Ravi kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran hari ini.

Author POV

Setelah sekolah usai, Al dan Ale kembali ke rumah. Setelah sampai di rumah Al langsung kekamarnya begitu pun dengan Aleya. Al kemudian membersihkan dirinya, setelah selesai dia mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya. Tapi tidak dengan Ale, sekarang dia sedang sibuk bersama pelayan lainnya untuk membersihkan rumah Al yang besar itu dan beruntungnya hari ini dia tidak ada tugas.

Saat makam malam tiba Al turun ke bawah.

"Bi ayah dan bunda sudah pulang?" Tanya Al kepada seorang pelayan yang sedang menyiapkan makan untuk dirinya

"Belum tuan muda."

Dia sudah biasa makan malam sendiri di rumah yang besar ini. Karena, orang tuanya terlalu sibuk untuk sekedar makan malam dengannya. Awalnya dia merasakan kesepian tapi lama-kelamaan dia biasa dengan situasi seperti ini.

Setiap malam dia selalu menunggu orang tuanya untuk makan malam bersama tapi nyatanya itu hanya sebuah harapan. Bahkan makan malam bersama dengan kedua orang tuanya bisa dihitung dengan jari. Orang tua Al sering pulang larut malam dan saat itu al sudah tertidur.

Setelah selesai Al kembali ke kamarnya. Kemudian para pelayan di rumah Al membereskan meja makan tersebut. Aleya merasa iri kepada Al dia kaya, punya segalanya, harta berlimpah, memiliki orang tua yang lengkap tak seperti dirinya yang hanya mempunyai seorang ibu.

Tapi Ale tetap bersyukur setidaknya ibunya sangat menyayangi dirinya begitu pun sebaliknya. Sedangkan Al dia memang memiliki orang tua yang lengkap tetapi tidak dengan waktu kedua orang tuanya. Mereka sangat sibuk sampai melupakan masih ada seorang anak yang menunggu mereka di rumah untuk pulang dan sekedar makan malam bersama.

Author POV

Setelah memarkirkan mobil, Alfath dan Aleya pun turun. Mereka berjalan beiringan, semua pasang mata menatap Al dan Ale. Ada yang berbisik-bisik sambil menunjuk-nunjuk Ale, ada juga yang menatap Ale dengan tatapan merendahkan.

"Woyyy Al hah.. hah.. huh." Teriak Bara

"Kenapa?" Tanya Al bingung melihat Bara dan Rico yang nafasnya terengah-engah

"Tadi pagi gue denger dari Siaran radio sekolah. Dan isinya rekaman percakapan kita kemaren Al." ucap Rico

"Percakapan apa maksud lo?" Tanya Al tidak mengerti

"Tentang-" Jawab Rico

Wahhh kira-kira percakapan apa ya yang disiarin di radio sekolah?

Tbc

vote dan commentnya ya jangan lupa :) terimakasih sudah membaca.

Terlambat? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang