Aku masih saja ada di pelukannya. Padahal, siapa Josh ini? Bahkan aku hanya mengetahuinya, belum mengenalnya. "Kau sudah siap untuk cerita?" Katanya sembari mengelus-elus punggungku. Aku mengangguk pelan, ku kira ia merasakan anggukanku. Ia perlahan melepaskan pelukannya. Aku menatap mata gelapnya. Rasanya sama dengan saat aku menatap mata Adam.
"Adam.." aku mengatakan satu patah kata. "Stop, I know it." Ia langsung menapisku. Aku menatap wajahnya lagi yang raut wajahnya tak berubah. "Dia ada di basecamp sekarang, bersama yang lain." Katanya. Aku mengangguk.
Ia lalu mengubah posisi duduknya menjadi agak jauh dariku.
"It's hard when world doesn't choose you." Katanya. Aku mengangguk pelan. "Is he good? You still love him even you know you can't love him at all?" Tanya Josh dengan nada datar. Aku menggelengkan kepalaku, "I don't know." Kataku. Ia tersenyum. "I thought you'll say no." Katanya.
Kemudian hening.
"Kau mau kemana?" Tanyanya. Aku hanya diam. "Ku kira kau suka es krim, kau mau ikut denganku?" Tanyanya lagi. Aku mengangguk yakin. Kami berdua berdiri, lalu berjalan kaki menuju kota. Ini musim dingin, memang, namun tak ada orang lain yang bisa mengerti betapa besarnya kecintaanku pada es krim. Josh membawaku ke sebuah resto di jalan Foggy Bottom bernama Sun. Aku memesan greentea matcha sedangkan Josh tidak memesan apa-apa.
Aku berpikir, mungkinkah ia menyukaiku? Apa tidak ada wanita yang mengaguminya? Bagaimana tingkahnya memperlakukan wanita seperti ratu?
"Uh.." kataku. "Ya?" Ia langsung peka. Aku berpikir 1000x untuk mengatakan ini.
"Uh.. can you bring me to Adam? I want to talk to him." Kataku. Ia mengeryitkan dahinya. "Kau tak takut?" Tanyanya.
"No, Josh. I just want to talk, that's all."
Ia mengangguk pelan. "Ikut aku." Ia lalu berdiri, aku mengikutinya dari belakang.
Tak lama kami sampai di sebuah rumah, yang Josh sebut basecamp. "Go ahead, he's there." Katanya. Aku sempat menatap mata cokelatnya dulu, kemudian masuk kedalamnya.
Dia di dalam.
"Oh!" Orang-orang terperanjat melihatku masuk. Adam menatapku tajam, aku mendekat ke arahnya. "No! Stop! Don't!" Ia lalu berdiri dan menjauh dariku. "Adam, listen! I need to talk to you, now!" Kataku, setengah menahan tangis. "No! Just get back!" Katanya lagi.
"Adam, talk to her." Josh tiba-tiba ada di belakangku. "She just want to talk." Katanya lagi. Aku menunduk. Adam perlahan melangkah, selangkah dua langkah mendekatiku. Hingga kami hanya berjarak beberapa meter. Semua pemain huskies ada disini, menyaksikan kami. "Listen, Adam.." kataku menahan air mata yang tertahan di mata kananku. Ia diam, memperhatikan dengan posisi kepala menunduk. "I love you.." lanjutku. "No! Stop saying that! I don't wanna hear any words from you again!" Ia berteriak.
"Adam, please! We can figure it put, I swear. I promise you, we will find the way back to our relationship! I need you, I know you need me too. Please, Adam." Jelasku. Ia terdiam. Semua pasang mata terdiam menatap kami. "You love her, Adam. Tell her something." Josh yang masih di belakangku berkata lagi, membuat Adam menatapnya, tatapan searah denganku. Aku menatap matanya lagi.
"Kita tak bisa melalui ini, Bethany. Ini terlalu rumit!" Katanya angkat bicara. "Bahkan aku selalu membencimu, walau aku tak tahu kau yang mana. Dan ternyata, orang yang kubenci adalah kau, sekaligus orang yang aku cintai. Tapi sekarang rasanya beda, Bethany. Aku tak mencintaimu lagi." Lanjutnya. Aku sempat menatap matanya.
"You lie."
"Wh-what? No! I'm telling you the truth!" Katanya setengah berteriak. "You love me." Kataku menyanggah. "I was!" Katanya. Tak ada satupun orang yang angkat bicara kecuali kami. Mereka hanya memandangi kami berteriak satu sama lain.
Aku tak berhenti menatap matanya. "Listen, Bethany. I don't wanna get in trouble, so you better move to Detroit again, tell your father you had a great month in Illinois and don't remember me again." Katanya menatap mataku juga. Air mata menetes dari mataku. Ia menggigit-gigit bibirnya. Aku tak kuasa lagi.
"Oh," ia lalu berlari mendekatiku lalu memelukku!
"You promised to protect me, Adam." Kataku sambil menangis di pelukan hangatnya. "And not as a brother, but as a lover." Lanjutku. "Berhenti menangis, Bethany." Ia mengelus-elus rambutku.
Brakk!
"What happened here?!" Suara teriakan tiba-tiba dari pintu masuk.
"DAD?!!!!"
[P.s: sorry for bad plot my head going to explode:(]
YOU ARE READING
Brotherhood // cameron dallas
FanfictionA story about siblings love between Bethany Elodie (Bethany Mota) and Adam Elgus (Cameron Dallas) served in Bahasa and English Copyright 2015 © arashnia