Twenty-Two

81 10 0
                                    

A missed call from Adam.

Aku mengabaikannya. Bagaimana bisa ia membohongiku? Apa ia sudah menyukai Mia? Apa Mom dan Dom berniat untuk menjodohkan kami dengan pilihan mereka? Sialan!

"I'm home!" Waktu sudah menunjukan pukul 2p.m., dan Adam baru datang. Ia langsung menuju lantai dua. "Beth?" Ia membuka pintu kamarku.

Aku mendelaknya.

"Hey, babe, listen to me." Katanya. "Stop talking about shut, I don't wanna know, alright?" Ketusku. Ia memegang tanganku. "No, listen, Babe. I was going to Gordon's place then Mom wanted me to give Mia's father a box, then just it, I'm home now, right?" Jelasnya.

"You lie." Tukasku.

"Apa? Tidak, Bethany, aku tidak berbohong, aku jujur!" Nadanya menunjukan seakan ia tak mau kalah. "Kau pasti mengobrol bersama Mia, kan?" Tebakku. Ia menundukan kepalanya. "Adam, you can't be trapped by them! They wanted us to be separated, you want it?"

Ia menggeleng pelan.

"So don't be fool, Adam. They just trapped us!" Jelasku. Ia terdiam. "Do you like Josh?" Tanyanya tiba-tiba, dengan tatapan sayu. "What? Of course no!" Tukasku langsung.

"Yes you like him, I know it."

"No, Adam! I'm your girlfriend, why should I like someone else?" Bentakku. "If I'm not your boyfriend, would you like Josh?" Tanyanya, dengan nada paling serius yang pernah ku dengar darinya. "But you're my boyfriend." Balasku.

Ia mendeham. "Alright, I just want to take a nap now." Ia mengecup keningku lalu berjalan ke kamarnya meninggalkanku. "I will always love you, Adam.." Bisikku.

Brotherhood // cameron dallasWhere stories live. Discover now