Seventeen

95 13 0
                                    

"Dad?!!!!!!!" Aku dan Adam langsung berteriak saat Dad mendobrak dan meneriaki kami saat masuk ke tempat ini. Ia tidak sendirian, ada Mom dan Nenek juga. Wajah mereka bukan wajah senang, tapi wajah.. Aku tak tahu wajah apa itu! Aku tak pernah melihat Dad memasang wajah seperti itu! Wajah kecewa? Entahlah!

"Bethany!" Mom langsung berlari ke arah ku. Sedangkan Adam dengan cepat berlari menghindar dari Dad yang mengejarnya. Aku menangis. Entah dimana Josh dan teman-temannya. "It's fine, sweetheart.." Mom dan Nenek merangkulku. Sementara satu yang ada di pikiranku sekarang,

Apa yang Dad lakukan kepada Adam?

Adam PoV

I tried to run as fast as I can. It same. It's old day. I always running off from him. I didn't feel strange, basically I was trained to run by him. "Thomas! Get back!" Ia meneriakan namaku. Oh, Anthony, bahkan namaku bukan Thomas lagi. Kau yang merubahnya.

Dap! Aku terpeleset bongkahan salju dan terjatuh. Ku lihat samar-samar Anthony, maksudku, ya, aku memanggilnya Anthony, menarikku untuk berdiri, sedikit memukul bagian badanku. Aku tak merasa kesakitan. Aku sudah terlatih.

Bethany PoV

"It was an accident, baby. Don't worry about your brother." Mom mengelus rambutku. Aku menggelengkan kepalaku di pelukannya. "He is not my brother! He is my lover! I love him!" Aku berteriak. Sementara Mom dan Nenek berusaha menenangkanku, yang aku pikirkan adalah kenapa mereka menyembunyikan semuanya jika mereka tak ingin hal ini terjadi? Ini bukan salah kami, ingat itu.

"Kau! Anak sialan! Beraninya kau!" Aku langsung bangun untuk melihat apa yang terjadi. "Anthony, stop it!" Nenek langsung berdiri dan berlari ke arah Adam yang kini sedang dipukuli oleh Dad. "Tidak! Dad! Jangan lakukan itu! Kau tak bisa lakukan itu!" Aku meronta-ronta, namun Mom dengan kuat menahanku dalam pelukannya.

"I am your son!" Ku dengar Adam berteriak melawan Dad. "You are my son? Then why you do that to your sister?!" Aku tak kuasa ingin berteriak!

"I don't even know she's my sister!" Adam berteriak lagi membuatku meledak. "She is my girlfriend! She is not my sister! She is my lover and she will always be! I love her! And don't blame it to us!"

Plakkk! "Kau menamparku?!" Adam berteriak lagi.

"Kau gila, Thomas! Dia adikmu! Dia bukan pacarmu!"

"Dia pacarku! Aku mencintainya! Tak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya, aku mencintainya!" Adam membalas teriakan Dad. Aku yakin ia ketakutan, siapa yang tak takut pada Dad?

Aku menyempatkan untuk melihat Adam yang ada di lantai dengan Dad yang memposisikan dirinya sedang memukul Adam.

"I love her, Anthony. Doesn't matter what." Lanjut Adam. Aku berhenti menangis. Semua terasa hening. Tak ada yang bersuara. "Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku berjanji aku tak akan meninggalkan Bethany. Aku mencintainya."

Aku tersenyum kecil.

Dad lalu berdiri, meninggalkan bangunan ini. Adam melirik ke arahku. Aku tersenyum kepadanya, seperti senyum yang ku berikan padanya adalah senyum yang pantas untuk kata terima kasih. Mom masih memelukku. Adam lalu berdiri tertatih, kemudian meninggalkan kami, dan nenek. Aku yakin, ia mencintaiku.

Aku tak peduli,

Walau dunia tak mengizinkan kami bersama,

Aku tak peduli.

(Ps: your critics and suggestions are welcomed, message me and I'll do it)

Brotherhood // cameron dallasWhere stories live. Discover now