Singkat saja, bel pulang sekolah berdering, dan Adam menungguku di kantin. Aku pun berjalan bersama Josh.
"Josh, wait here." Kataku sambil melepaskan genggaman tangannya, berusaha agar Adam tak melihat kami dari jauh. Sebenarnya aku senang, tapi takut juga.
Dia disana. Ia terlihat bersenang-senang, ia tertawa dan tersenyum sampai-sampai ia lupa bahwa pacarnya sedang berdiri di sampingku. Iapun menengok. "Oh, hey, you've done?" Tanyanya lalu berdiri dan mengecup keningku. Aku mengangguk, sementara Josh masih ada di belakangku, jauh di belakangku. "Kau mau pulang?" Tanyaku.
"Oh, maaf, tapi ia sedang bersenang-senang dengan kami!" Seru Gordon. Adam tertawa. "Tidak, aku akan pulang bersamamu sekarang, tunggu sebentar ya." Katanya lalu kembali ke mejanya dan berbicara sebentar dengan Gordon dan teman-temannya. Merekapun mengangguk dan tak lama Adam kembali. "Ayo." Katanya langsung merangkulku. Sementara Josh, ada di situ.. memperhatikan kami sedari tadi. Oh poor Josh.
Kami pun masuk ke mobil Dominic yang Adam bawa. Ia langsung menyalakan mesinnya. "How about Sun?" Kataku, mencoba memecah kesunyian sejak tadi. "You want to go there?" Tanyanya. Aku mengangguk mantap. "We're never been there." Ucapku. Ia langsung mengangguk seperti mengatakan oke, kita menuju kesana sekarang juga. Di jalan, kami ditemani oleh lagu dari A Rocket To the Moon yang berjudul Like We Used To. Adam bergumam menyanyikan setiap liriknya, aku akui, suaranya tak terlalu buruk.
"How was your day with him?" Tanya Adam to-the-point. "It was great." Jawabku. Adam manggut-manggut.
Kamipun sampai di restoran kesukaan kami, maksudku Aku dan Josh. Adam langsung menggenggam tanganku seraya masuk ke dalam restoran. "2 beef steaks, vanilla oranges and vanilla milkshake, please." Aku langsung memesan. "Bagaimana kau tahu aku suka vanilla oranges?" Tanya Adam. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Kamipun duduk di sebuah meja yang mengarah langsung ke pintu masuk. Adam melihat sekeliling dengan mata cokelatnya yang berbinar. Ingin rasanya menanyakan kabarnya. Pasalnya aku merasa sangat jauh dengannya akhir-akhir ini.
"Adam, you're alright?" Tanyaku saat menyadari bahwa gelagatnya lebih mirip dengan orang yang melamun.
Ia langsung membuyarkan pandangannya yang mengarah ke jendela. "Uh, yeah, just a bit problem in math class." Jawabnya. Aku mengangguk. "Do you think that we're getting strangers again?" Tanyanya tiba-tiba. Aku tertegun.
"Bethany? You're alright?" Tanya Adam.
"No," Jawabku. Kemudian pelayan datang dan menyuguhkan kami 2 porsi makan dan minum masing-masing untuk kami. "Thanks," Kata Adam tersenyum pada pelayan paruh baya itu. Kami pun langsung memakan makanan pesanan kami. Sesekali aku melihat ke arahnya, begitupun dia. Entahlah, hanya saja aku merasa tidak enak saat Adam menanyakan itu. Aku sangat ingin menjawabnya: ya, kita menjadi asing lagi. Tapi rasanya tidak mungkin! Kami adalah sepasang kekasih, yang saling mencintai.
Adam melotot ke arah pintu masuk. "Is that, Mia?" Kata Adam. Aku langsung menengok ke belakang. "Mia! Over here!" Teriak Adam sambil melambaikan tangannya. What the hell, Adam?! Ia berani sekali memanggil orang lain untuk bergabung saat pacarnya ada disini!
Perempuan berkepang bridal style itu langsung menghampiri kami. "Oh, Adam, Bethany! Senang bertemu kalian disini. Apa kabar, Bethany?" Tanya Mia yang langsung duduk di sebelahku. "I'm fine, thanks." Jawabku cuek sambil meneruskan makan dan minum. "Mia, I can't believe you're here! I'm so glad!" Seru Adam. Sial kau Adam!
Aku hanya memendam amarah dan menutupinya dengan senyum palsuku.
Hello, Adam?! Your girlfriend is over here!
Mereka pun berbincang, tentang sains. Gila bukan? Aku hanya mendelak mereka dan mengacuhkan mereka. Si gadis berkepang itu terlihat senang sekali bisa mengobrol dengan Adam, Adampun terlihat begitu. Mereka bercanda sambil tertawa bersama. "Oh, kau harus ke rumahku lagi!" Seru Adam.
Rasanya sakit.
Tapi di sisi lain.. aku juga melakukan itu dengan Josh. Apa ini karma?
Aku mencari beribu alasan agar Adam dan Mia tak bicara lagi. Bahkan saat makananku sudah habis, makanan Adam masih banyak. Aku memutar otakku, dan akhirnya, "Adam, Mom baru saja mengirimku SMS." Aku pura-pura memainkan HP. "Oh, ya?" Tanyanya. Aku mengangguk.
"Dia bilang Dom sakit dan harus diperiksa ke dokter. She wants us come back soon." Kataku. "But, is Dom in L.A. now?"
Sial. Benar juga, Dom sedang di L.A.
"I don't know either, Adam. She just told me that." Kataku. Adam mengernyitkan dahinya. "Oh, you guys should go with me! Maybe I could help.." Mia tiba-tiba menyambung. Malas sekali!
"Oh, and my Mom told me that this is a family emergency, not public emergency, sorry, Mia." Karangku, dengan senyum iba. "Ya, tak apa, cepatlah pulang, mereka membutuhkan kalian." Kata Mia.
Sementara Adam masih tak bisa berkata, mungkin ia bingung juga.
"Ya, terimakasih, Mia. Kami pulang duluan ya?" Kataku. "Ayo, Adam!" Aku menarik tangannya. Adam ikut saja. "I'll call you." Ku dengar Adam berbisik kepada Mia tepat sebelum kami meninggalkan mereka.
Kamipun keluar dari restoran ini.
Plakk! Aku menampar Adam. "YOU ARE JUST A FVCKBOY!" Teriakku saat posisi kami sudah di depan mobil. "Do you think I'm a deaf-blind person? I could hear you tell her that you'll call her! Wake up, Adam! I'm your girlfriend!" Teriakku lagi.
"Wake up, too, Bethany! We're an actual siblings! You're insane! We can't be together!" Balasnya, membuatku hampir jantungan mendengarnya. Plakk! Ku tampar sekali lagi pipi kirinya yang memerah karena udara Illinois.
"Kau pantas mendapatkan itu, bajingan!"
YOU ARE READING
Brotherhood // cameron dallas
FanfictionA story about siblings love between Bethany Elodie (Bethany Mota) and Adam Elgus (Cameron Dallas) served in Bahasa and English Copyright 2015 © arashnia