BOY ♢♢♢ CHAPTER 22

3.1K 180 4
                                    

Prilly pov

Saat ini aku sedang duduk ditemani laki laki yang membuat makan malamku hancur.
Gara gara dia,aku jadi gagal makan mie yang udah aku masak.

"Kenapa lagi?kamu laper?"

Laki laki ini sedari tadi terus saja mengoceh.Persis kayak burung yang ada di sangkar.

"Iyalah,tadi itu gue mau makan.Gara gara elo,makanan gue tumpah.Mana ujan lagi,males lah kalau keluar nyari makan."

"Kalau nyari,aku ikut deh.Sekalian bawa karung beras."

Aku memutar bola mataku dengan malas.

"He he.Iya tau,nggak lucu kan.Atau garing ya leluconku.Kamu mau makan apa?biar aku yang keluar."

"Malam malam,ujan,dingin,enaknya makan mie ayam bakso sama susu jahe."

Spontan aku mengucapkan itu,entah kenapa aku ingin menyantap makanan yang panas karena kondisi di luar sedang hujan.

"Oke.Ada lagi?" tanya nya menaikkan alisnya.

"Nggak."

Rizal mengangguk dan mengambil kunci motornya.

"Jangan lupa tutup pintunya,untung aja aku tadi yang masuk.Kalau orang lain,udah di apa apain kamu." ujar Rizal mengacak rambutku.

"Nggak usah pegang pegang.Mana bisa gue tutup pintu sekarang,kaki gue sakit."

"Ntar juga sembuh,kan tadi udah aku kasih salep.Aku pergi beli makanan dulu ya.Hati hati dirumah."

"Ya ya ya...kayak suami gue aja sih loe." gumamku.

Rizal keluar dari kostku,aku pun lega karena setidaknya aku bisa istirahat sejenak.
Melihat layar ponselku menyala,aku pun langsung mengangkat karena Milla yang menelpon.

"hallo Milla,ada apa?"

"Ly,kayaknya gue malam ini harus lembur deh.Loe nggak apa apa kan di kost sendiri?"

"Hah...ya nggak apa apa sih Mil.Tapi disini lagi mati lampu."

"Serius?disini kagak tuh.Kalau loe takut,loe hubungi Thom aja.Biar dia temenin loe.Udah dulu ya,bye beautiful girl."

"Bye."

Aku menutup telepon dari Milla,benar juga sih kata Milla.Aku bisa minta tolong Thomas buat kesini.Lagian ya,nanti kalau sampai si Rizal itu berani pegang pegang aku lagi,,si Thomas bisa langsung pukulin Rizal.
Biar kapok si Rizal.

Aku mendial nomor Thomas,namun nomornya nggak aktif.

"Ahh,kenapa hape nya mati sih.Awas aja kalau ketemu,gue tonjok loe Thom" ucapku kesal.

Aku membaringkan tubuhku di sofa,sambil menunggu Rizal aku coba memejamkan mata.

+++

Flashback.

Kak Kaia menarik tanganku untuk kembali masuk kedalam rumah.Lebih tepatnya di kamar Kaia.
Kaia duduk sambil bersendekap.Ia tampak sedang kesal.

"Kak,kakak nggak apa apa kan?" tanyaku ikut duduk di sebelahnya.

"Gue udah capek Ly,ngingetin Ali.Dia itu keras kepala banget.Kenapa gue nggak suka perempuan itu karena ada alasannya.Gue nggak mau liat Ali terpuruk,terluka,sedih lagi.Gue sayang Ly ma Ali,dia adik gue satu satu nya.Orang kedua yang gue sayang,setelah ibu.Tapi apa,dia lebih mendengarkan perempuan itu ketimbang gue,kakak kandungnya sendiri."

Aku menitikkan airmataku mendengar penuturan kakak dari Ali.
Betapa beruntungnya Ali bisa memiliki kakak seperti Kaia.Kakak yang peduli dengan adiknya.

"Kakak,sabar ya kak.Mungkin Ali masih sayang sama perempuan itu.Tapi yakinlah kak,kebenaran akan terungkap jika perempuan itu hanya main main dengan Ali.Apa yang bisa Illy bantu kak?"

"Makasih ya Ly,,,loe perempuan yang baik.Seandainya saja,perempuan itu tidak muncul di hadapan Ali.Mungkin sekarang,Ali bisa denganmu.Kakak dan Ibu,akan merestui loe dan Ali jika kalian bersama."

Deg.
Kenapa tiba tiba ada perasaan senang jika mendengar ucapan itu.Tapi tidak mungkin,Ali hanya mencintai perempuan itu.Aku tidak terlalu berharap,aku percaya jika Allah akan memberikan ganti Ali yang lain jikalau aku tidak bisa bersama Ali.

"Ah,kakak bisa aja." ujarku di selingi tawa kecil.

Kaia menatapku lalu menggenggam tanganku erat.

"Apa kakak terlihat bercanda Ly?"

Aku pun tahu jika Kaia terlihat serius.Dari dia bicara dan memandangku.

"Kakak serius Ly,kakak lebih menerima kamu sebagai kekasih Ali daripada perempuan itu.Karena kakak percaya,Allah mengirim kamu hanya untuk Ali.Kakak tahu kok,sebenarnya kamu juga suka kan dari awal sama adik kakak yang ganteng itu?"

Kenapa pakai blushing sih,malu nih.Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.

"Ketahuan kan?" ledek Kaia lagi.

"Kakak tahu darimana?"

"Itu di jidat kamu."

Aku memanyunkan bibir ku.Namun tak lama,seulas senyum menghiasi bibirku.

"Kakak bisa baca kalau kamu suka sama Ali.Kamu harus berjuang ya Ly.Kakak akan bantu kamu."

"Makasih ya kak"

Aku pun memeluk Kaia dengan erat.Aku menganggap jika Kaia adalah kakak ku sendiri.Kakak yang melindungi adiknya,kakak yang selalu ada di samping adiknya disaat sedih ataupun bahagia.

Flashback end.

++++

Rizal yang sudah sampai,mengetok pintu berulang kali namun tak ada jawaban.
Di lihat jam di tangannya masih pukul 7 malam.

Langsung saja,Rizal masuk tanpa permisi.Gelap,hanya ada cahaya lilin yang menyinari rumah kost Prilly.

"Ternyata tidur?pantesan." ucap Rizal pelan.

Rizal berjalan hati hati menuju dapur di bantu oleh cahaya dari senter yang tadi ia beli.Rizal mengambil satu mangkok dan gelas.
Setelah selesai menaruh mie dan susu,Rizal berjongkok dan menoel noel pipi chubby Prilly.

"Prilly,,bangun.Makan dulu gih."

Prilly menguap dan duduk.Matanya berbinar melihat mie yang ia inginkan tersedia di meja.
Walaupun hanya berbekal senter,Prilly makan dengan lahap.

"Gimana enak kan?mau nambah nggak mie ayam rasa cintanya?"

"What?ulala baby....ngarep banget sih.Cinta cinta?yang ada rasa ayam keles."

"Whatever lah...."

Prilly meneruskan makan nya,tak memperdulikan tatapan dari Rizal.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ye,aku kembali.Cepetkan.

Voment yuk.

>>terima saran dan kritik juga kok.Yang mau ngasih saran,monggo.

_SheftStories_ 0212'15,12.46 pm

BECAUSE OF YOU (BOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang