BOY ○○○ CHAPTER 36

2.2K 135 9
                                    

PRILLY

Sudah 1 minggu aku tidak bertemu dengan Ali karena aku sedang pulang kampung.
Nenekku meninggal dan aku harus pulang.Kenapa lama karena bunda ingin aku menemaninya.Bunda masih terpukul karna kepergian nenek.
Bunda tidak percaya jika nenek pergi untuk selama lamanya begitu mendadak.
Padahal kata bunda,nenek masih segar bugar tanpa sakit.

"Bun...ayo makan dulu.Dari tadi pagi kan bunda belum makan."

Aku berdiri dan menatap bunda dari depan pintu kamar bunda.Bunda lagi lagi menangis.

Aku masuk dan duduk bersama bunda.Aku mengelus pipi Bunda yang tirus.

"Bunda....jangan sedih terus.Nenek sudah bahagia disana bun.Nanti kalau bunda sedih,nenek juga bakalan sedih." Ucapku menenangkan hati bunda yang masih sangat terpukul.

Bunda mengangguk lalu memelukku.

"Bunda masih nggak percaya kalau nenek pergi begitu cepat.Padahal nenek bilang mau lihat kamu menikah dulu sebelum nenek meninggal."

Deg.
Menikah.

Aku jadi teringat kejadian itu.Setelah pertanyaan itu muncul,aku sama sekali belum menjawabnya.Bukan aku nggak mau menikah dengan Ali namun aku harus berbicara dulu dengan bunda dan ayah.Walaupun aku sudah mengenal keluarga Ali namun Ali belum mengenal bunda dan ayah.
Keputusan tetap berada di tangan aku namun restu seorang orangtua sangatlah penting.

"Ly..."

Kurasakan sentuhan lembut di puncak kepalaku.Ternyata bunda sudah melepas pelukannya.Pelukan yang sangat nyaman.

"Kapan kamu menikah?"

"Bunda...aku...aku belum memikirkan nya bun.Aku masih ingin bekerja." Jawabku seadanya.

"Jangan memaksaku bun..." tegasku pada bunda sebelum bunda ngomong aneh aneh lagi.

Bunda menghela nafas. "Ya.Bunda tahu.Bunda nggak akan memaksa kamu." Jawab bunda.

Aku tersenyum. "Makasih bun." Aku memeluk bunda. "Yuk bun makan...aku udah masak."

"Emangnya kamu masak apa?" Tanya bunda.

"Masak udang goreng sama tumis kangkung.Aku juga udah petikin bunda apel." Jawabku.

"Ya udah ayo makan.Tapi ayah udah pulang belum dari kebun?"

Aku menggeleng. "Kayaknya sih belum bun."

Tok tok

"Assalamu'alaikum.Permisi."

Aku mengernyit. "Siapa itu bun?"

"Bunda lihat dulu ya.Kamu siapin dulu gih makanannya."

"Iya bun."

Aku berjalan ke dapur dan menyiapkan hidangan yang tadi sudah aku masak.Memang sederhana namun jika makannya bersama sama aku yakin rasanya akan jauh lebih nikmat dan lezat.

"Ly...ada yang nyariin kamu nak."

Bunda masuk lalu membantuku membawa tumis kangkung ke meja makan.

"Nyariin aku bun?siapa?cewek apa cowok?apa Milla?"

Bunda geleng geleng. "Kamu ini kalau tanya satu satu dong Ly.Bukan Milla.Hmm,nama nya Rizal."

Rizal?
Kok dia tahu alamat rumah bunda dan ayah.Ngapain juga dia kesini?bikin mood ku hilang aja.Kenapa bukan Ali aja yang kesini.

"Ly...jangan diam aja.Sana ke depan gih.Ajak masuk dan makan sekalian."

"Iya bun...Illy ke depan dulu ya bun."

Bunda mengangguk dan tersenyum.Aku berjalan dengan kesal.
Lagi lagi dia mengangguku.Rizal lagi Rizal lagi.

BECAUSE OF YOU (BOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang