BOY ♤♤♤ CHAPTER 44

425 34 3
                                    

Ali memandang langit langit kamarnya.Ia menarik nafas lalu membuangnya dengan pelan.
Kaia dan Ibu masuk kompak memeluk Ali.

"Ibu...kakak..." kata Ali lirih.

Ibu tersenyum. "Li...apa kamu ingat,saat kecil kamu itu anak lelaki yang kuat.Bahkan saat kakakmu tak sengaja menyenggol sepeda yang kamu pakai hingga lengan dan lututmu berdarah.Kamu bahkan masih bisa berjalan dengan kokoh.Ibu yakin kamu anak lelaki ibu yang kuat.Kuat menghadapi ini semua nak.Ibu dan kakak tidak akan pernah meninggalkan mu sendiri.Ibu akan terus menemanimu hingga kamu sembuh."

Ali mengangguk. "Iya bu...Ali masih ingat semua itu.Ali memang kuat.Ali yakin Ali bisa menghadapi ini semua.Tapi..." resah Ali.

"Kenapa Li?" Tanya Kaia penasaran.

"Tapi gimana dengan Prilly?pasti Prilly malu.Dan tak ada harapan lagi untuk memiliki dia."

Ali terlihat sedih dan kecewa dengan keadaannya sekarang.Ibu menggenggam jemari Ali.

"Nak...cinta itu tidak harus memiliki.Ibu tahu cinta kamu sama Prilly begitu besar dan tulus.Tapi yakinlah suatu hari nanti Allah akan memberikan ganti yang bisa menerima kekuranganmu."

"Ibu...aku setuju kalau cinta tidak harus memiliki tapi masalahnya kita kan belum pernah bertanya ke Prilly gimana perasaan Prilly ke Ali.Jadi masih ada kemungkinan untuk merubah pendapat ibu.Bisa saja kan Prilly juga cinta sama Ali,trus nikah deh."

Kaia melirik Ali dan menyenggol lengan Ali.

"Apa sih.."

"Emang loe nggak mau nikah ma dia,Li?" Ledek Kaia.

"Iya ibu sih cuma sekedar berpendapat.Selebihnya terserah yang ngejalaninnya.Ibu hanya ingin anak anak ibu bahagia.Dan semoga kata kata kamu tadi di jabahi sama Allah.Aminn."

Ibu tersenyum lalu mencium kening Ali dan Kaia.

"Makasih ya bu...kak....Ali bahagia banget."

Mereka berpelukan.

"Assalamu'alaikum."

Ali,Ibu dan Kaia menoleh bersama.

"Wa'alaikum salam."

.
.
.
.

.
.
.

###

PRILLY

Aku terbangun dan mencari hp ku.Dimana ya.Perasaan kemarin ada disini deh.
Aku pun mencari kesemua lemari tapi tetap tidak ketemu.Mataku tertuju ke tas rumah sakit yang berada di bawah lemari baju.Mungkin disana.
Aku pun membukanya namun setelah ku cari cari,alhasil ketemu juga.alhamdulillah.

Namun mati.
Ponselku lowbat.

Aku mengecas nya dan berharap saat ponselku kembali menyala ada notif dari Milla atau Ali.

Benar saja.
Ada banyak panggilan dari Thomas dan Milla.
Ada apa?

Aku membuka juga wa dari Milla.

Tubuhku bergetar saat membaca wa dari Milla.

Apa benar Ali dan Kaia kecelakaan?

Lantas aku menelpon Milla berharap Milla mau menceritakan semua nya.

Setelah mendengar cerita dari Milla,kulirik jam tanganku.Jam 5 pagi.
Aku mandi dan sholat setelah itu aku pergi dari rumah tanpa sepengetahuan bunda,ayah dan Izal.
Aku tak mau pagi pagi mendengar larangan dari mereka.Maaf ayah dan bunda.Illy pamit sebentar.

Aku janjian bersama Thomas dan Kaia untuk bertemu pagi ini.
Aku rindu dengan mereka.Terutama Ali.😁

"Ly..." teriak Milla.

Aku pun memeluk Milla dan tangisku pecah.Aku sedih dan marah,kenapa ini semua terjadi pada Ali dan kakaknya.Kenapa harus ada kejadian naas itu.

Thomas mengelus rambutku.

"Udahlah Ly...jangan menangis seperti itu.Gue yakin kok Ali kuat."

Aku mengangguk dan tersenyum.

"Iya benar.Ini bukan saatnya gue nangis.Gue harus bisa dampingi Ali bahkan harus memberinya semangat." Ucapku mantap.

"Bagus...ini baru cakep.Yuk kita berangkat.Pasti Ali bahagia bisa ketemu loe.Ya kan Thom?"

Thomas mengangguk setuju.

Aku,Thom dan Milla pun berangkat menuju rumah sakit.Ternyata suara yang aku dengar kemarin benar suara Ali.Hanya saja Ali sudah di pindah ke kamar intensif.
Semoga aja Ali baik baik aja.

###

Prilly,Thom dan Milla masuk kedalam ruangan Ali.Ali nampak kebingungan melihat Prilly.
Matanya penuh tanya.

Begitupun Prilly.Matanya seakan ingin menjawab semua pertanyaan Ali.

"Nak Prilly?apa kabar nak?"

Prilly memeluk ibu Ali.

"Baik bu.Alhamdulillah sehat.Ibu gimana kabarnya?"

"Ibu juga baik.Yasudah ibu sama Kaia mau keluar sebentar ya."

Ibu menarik Kaia.Thomas dan Milla seakan tanpa di suruhpun keluar dari kamar Ali.
Tinggallah Ali dan Prilly.

Mereka berdua terlihat grogi dan salah tingkah.

"Gimana kondisi kamu Li?"

Prilly menghampiri tempat tidur Ali.Ingin rasanya memeluk tubuh Ali yang terbaring dengan impus di tangan namun Prilly takut.Takut membuat Ali tak nyaman.

"Aku baik.Dan seperti yang kamu dengar dan tahu,untuk saat ini aku lumpuh.Aku tidak bisa berjalan lagi." Jelas Ali dengan nada lembut.

Siapa peduli.Prilly memeluk Ali tanpa mengucap kata apapun.Prilly tak peduli Ali akan marah atau mengusirnya yang Prilly rasakan adalah kenyamanan dalam dirinya saat memeluk tubuh Ali.
Ali dengan berani mengelus rambut Prilly.

"Tenanglah." Ucap Ali.

Tak terasa airmata Prilly menetes membuat Ali merasa bersalah.Karna dirinya orang yang ia cintai menangis dan sedih.

"Li...ada yang ingin aku sampaikan kepadamu."

"Apa...katakan."

Prilly menarik tubuhnya lalu mengenggam tangan Ali.

"Aku akan membuat pengakuan.Aku tahu ini sulit tapi aku akan mencobanya."

Prilly menarik nafas lalu membuangnya pelan.

.
.
.
.
.
...
...

....
....

.
.
.

Haloo...
Apa kabar?

Yuk komen dan vote kalau suka.

Ngacung dong kalian dari mana aja...😁👆

Because of you

Selasa,11 februari 2020 nganjuk city.


BECAUSE OF YOU (BOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang