BOY ♡♡♡ CHAPTER 34

2.4K 162 2
                                    

Vote

Vote

Vote

Happy reading.

Sebelum atau sesudah baca,vote yah.

###

ALI

Laki laki yang bernama Rizal menjabat tanganku.Aku membalas senyumannya.

"Alhamdulillah sehat..." jawabku seadanya.

Kulirik Prilly hanya diam dan membuang muka.Apa ada yang salah sama aku?atau karena laki laki ini dia jadi bete.
Achh...aku tidak boleh negative dulu.

"Li...aku mau ngomong bentar ya sama Milla.Kamu tunggu disini." Ucap Prilly dengan senyum khasnya.

Aku mengangguk.

Entah apa yang di bicarakan.Aku tak tahu karena Prilly menarik tangan Milla lalu masuk ke dalam kamar.

"Lo udah lama kenal sama Prilly?"

Rizal menatapku sebentar.Lalu tak lama,punggungnya menempel pada dinding kursi.

"Lumayan." Jawabku.

"Lo ada hubungan apa sama dia?"

Aku tahu pertanyaan itu mengarah kesana.Aku dan Prilly hanya berteman.Tak lebih.
Atau entahlah,bisa saja aku memiliki perasaan lebih dari seorang teman.Tapi tak tahu kapan perasaan itu muncul.Atau emang sudah muncul namun aku masih bimbang.
Aku tahu jika Prilly memang perempuan baik.Dia juga tulus.

"Li...apa lo pacaran sama Prilly?"

Aku tersadar.Rupanya aku tadi sedikit melamun.

Aku pun menggeleng.

"Tidak.Gue hanya berteman dengan Prilly.Nggak lebih."

Kenapa mulutku seperti nggak terima menjawab pertanyaan Rizal seperti barusan.
Aneh.

"Li...lo sadar nggak,cewek jaman sekarang kan pinter memilih.Dia tahu mana cowok yang..."

Dia menghentikan ucapannya.Lalu sedikit memicingkan matanya.

"Sempurna maksud lo?" Sahutku.

Aku sadar betul dan sangat sangat sadar akan kondisi fisik ku.Aku hanya mempunyai 1 kaki dan bagi dia atau mungkin bagi orang lain aku memang tak pantas mendapat istri seperti Prilly namun aku percaya pada Allah.

Kita yang menjalani namun orang lain yang berkomentar.Sudah jalan hidup manusia seperti itu.

"Sorry bukan maksud gue ngehina lo...gue cuma kasian aja sama lo jika suatu saat lo di sakiti atau bahkan di tinggalin gara gara fisik lo yang nggak sempurna itu." Jelasnya.

Aku membuang nafas.

"Gue sadar kok tentang hal itu.Dan maksud kata kata lo apa ya?lo nyuruh gue jaga jarak dengan Prilly?"

Dia malah tertawa sinis dan menatap ku seolah olah merendahkanku.
Sabar Li.

"Mas...tolongin gue bentar dong."

Milla melihatku lalu melihat Rizal.Sepertinya ia suka dengan Rizal.Dari cara nya melihat Rizal.

"Apa Mill?" Tanya Rizal.

"Udah ayo..."

Milla menarik tangan Rizal dan membawanya menjauh dariku.Aku hanya menghela nafas.

Tak lama,Prilly keluar sambil membawa rantang yang sudah ia cuci bersih.

"Li...maaf ya kamu jadi nunggu lama."

"Iya nggak apa apa.Kalau kamu sibuk,aku pulang aja ya."

Prilly menggeleng. "Nggak kok.Aku lagi nggak sibuk.Mungkin nanti baru sibuk.He he"

"Kamu udah makan?makan dulu gih...mumpung masih hangat bubur yang aku kasih."

Aku tahu dia pasti belum sarapan.Waktu di jam dinding menunjukkan angka 6.15.

"Oh iya...ntar ya Li."

Prilly masuk kedalam lagi namun tak lama.Ia hanya sebentar.Membawa 1 mangkok bubur yang tadi aku bawakan.

"Kamu pasti juga belum makan kan?yuk makan sama sama."

Deg.
Kenapa jantungku berdebar debar gini ya saat Prilly duduk di sebelahku.

"Udah kamu aja yang makan." Ucapku.

"Kenapa?" Tanya nya kecewa.

Aku harus menjawab apa?aku nggak enak aja kalau sampai Rizal tahu.

"Li,,,"

"Iya.Yaudah,yuk makan."

Aku dan Prilly makan berdua dalam 1 mangkok.Hati ini kenapa gini ya.
Apa yang terjadi dengan hatiku?

###

RIZAL

Aku tahu jika Milla sengaja mengajak ku ke dapur.Aku tahu alasannya.Dia sengaja melakukan ini semua karena dia ingin Ali si pincang itu bersama dengan Prilly.

"Udah selesai." Ucapku.

Milla tersenyum lalu melihat ku.

"Thnks."

"Gue ke depan dulu ya."

"Eh...tunggu."

"Apa lagi?"

"Hmm...duduk sini bentar."

Milla mendorong tubuhku hingga aku terduduk di kursi.

"Gue tahu mas pasti haus kan?aku buatin jus deh..."

"Nggak usah."

"Kenapa?"

"Gue nggak haus."

Milla menghembuskan nafas nya dengan kasar.

"Ada apa?" Tanya ku.

"Nggak apa apa."

"Eh...lo tahu nggak,sebenarnya Prilly itu pacaran nggak sih sama si Ali?" Tanyaku.

Milla ikut duduk di kursi.

"Nggak.Mereka nggak pacaran kok.Mungkin bentar lagi mereka nikah."

Aku menegang mendengar jawaban dari Milla.Yang benar saja.
Masak Prilly mau sih sama laki laki pincang kek gitu?ini nggak bisa di biarin.
Aku harus bertindak.Sebelum pernikahan itu terjadi,aku harus bisa mendapatkan hati Prilly.

"Mas...mas kenapa diem?"

Aku harus bisa baikin Milla.Siapa tahu dia akan dengan senang hati membantu aku mendapatkan Prilly.

"Mas..."

"Mill...lo hari ini kerja jam berapa?"

"Oh itu.Gue kerja sore.Mang kenapa?"

"Yaudah lo siap siap ya.Gue mau ajak lo ke mall."

"Ke mall?mas beneran ngajakin ke mall?nggak salah?"

"Nggak dong.Cepatan gih.Gue tunggu disini.Oke."

Milla masih tak percaya dengan ajakan ku.Tak lama dia tersadar dan bergegas masuk kedalam kamar.

Yes.Aku bisa menyakinkan Milla.Dengan begini,aku bisa manfaatin Milla buat dapetin Prilly.

###

Aku balik lagi dengan cerita nggak jelas ini.Ada yang kangen....

Sama...aku kangen kalian.

Dikit banget yah part ini...
Iya,soalnya lagi buntu.

Voment pliss.

Sheftstories // 411'16; 11:05 am

BECAUSE OF YOU (BOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang