Bab 1 - Bagaimana itu Menjadi Salah
“Cheryl!!! Cher … !”
Aku membalikkan tubuh, dan melepas salah satu headphoneku. Dapat kulihat bagaimana sinar matahari menembus tiap tiang beton yang menopang gedung kampus. Aku menyipitkan mata, dan kemudian tersenyum geli.
“Lyon!” kulambaikan tangan pada sosok yang memiliki rambut coklat kemerahan itu.
Ini adalah hari pertamaku masuk kelas kuliah. Setelah melewati beberapa hari dalam masa orientasi, akhirnya aku bisa bernafas lega melewati itu semua.
“Kau sudah menonton Hugo?” tanya laki-laki itu kala menghampiriku
“Ya, aku hampir tersentuh kau tahu, ketika si Hugo hampir ditangkap oleh si penjaga keamanan.”
Aku bertemu Lyon ketika kami bersama mendapat hukuman yang sama saat pengumuman mahasiswa baru. Kami akrab dalam waktu yang singkat. Apa lagi ternyata dia memiliki selera musik dan film yang sama denganku, jadi dengan itu kau bisa menyebut kami sebagai teman yang akrab.
“Hey, menurutmu laki-laki itu bagaimana?” ucap seorang gadis yang tidak kukenal ketika melihat Lyon melewati lorong kampus.
“Dia kelihatan lumayan,” ucap gadis lainnya sembari terkikik di belakang kami.
Aku memutar bola mata saat Lyon sudah ada di dekatku. Sungguh berisik dengan semua suara para gadis kampus itu.
“Ada apa?” tanya Lyon menyadari ekspresiku yang tak terbaca.
“Tidak ada apa-apa,” jawabku.
Meski sedikit mengernyit, Lyon kembali melanjutkan obrolannya denganku, “Oh ya, aku ada lagu baru. Aku mengunduhnya tadi pagi, suara vokalisnya keren lho, mau dengar?”
Aku menggangguk bersemangat. Sambil berjalan, Lyon mengeluarkan splitter dari dalam tas punggungnya. Itu adalah alat untuk menyambung dua headphone ke dalam satu kabel. Kami mendengar lagu itu bersama sepanjang jalan menuju kelas kuliah, dan harus kukatakan, aku menyukainya. Lagu itu berjudul “Tear in My Heart” dinyanyikan oleh Twenty One Pilots. Lyon tersenyum melihatku bagaimana menikmati lagu itu.
“Kau suka?” tanya Lyon.
Aku mengangguk, “Liriknya lucu,” jawabku tersenyum, “nanti aku akan mengambilnya. Bagaimana kalau di tempat biasa?”
Lyon mengangguk, “Oke.”
“Kalian berdua seperti pasangan serasi, kau tahu,” Entah muncul dari mana, teman sekamarku, Nalla langsung menengahi kami. “Oh, Lyon jangan tersinggung, oke? Tetapi dengan kau selalu berdekatan dengan Cheryl, kau akan membuat orang akan salah paham tentang hubungan kalian.”
“Apa kau cemburu?” tanyaku dengan nada bercanda.
Nalla sudah menjadi temanku sejak pertama kali kami bertemu sebagai teman sekamar di asrama. Dia memiliki rambut pendek yang hampir menyerupai laki-laki. Dia bercerita padaku kalau itu adalah model rambut Bob dan sejujurnya aku benar-benar tidak mengerti apa maksudnya.
Nalla mendengus dan tertawa, “Lyon bukan tipeku, Cher.”
“Baiklah, kurasa ini saatnya aku pergi,” kata Lyon menggelenkan kepala.
“Benar! Pergi sana sebelum kau membuat fitnah pada gadis ini!” sahut Nalla menunjuk padaku.
Lyon terkekeh dan kemudian mencabut splitter dari ponselnya dan memisahkan headphone kami. Aku dan Lyon memilih program studi yang berbeda, tetapi kami masih dalam satu fakultas yang sama. Jadi kami masih bisa saling bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First (Tamat) | 1
RomanceLaki-laki menjijikan itu.... Nathan? Laki-laki yang ber...ciuman... kemarin itu... NATHAN?!!!!!! *** Hari itu adalah pengalaman pertamanya untuk segala kemungkinan yang terjadi. Cheryl White baru saja memulai kuliahnya, tetapi satu persatu masa lalu...